Distorsi Akal dari Kekuatan Imajinasi Cerpen “Sepotong Senja untuk Pacarku”
Karya Seno Gumira Ajidarma
Oleh
Silvi Novitasari
Sastra, merupakan hasil perenungan pengarang terhadap fenomena yang ada. Merupakan pandangan pengarang terhadap lingkungan sosial yang berada di sekelilingnya melalui ungkapan bahasa yang membentuk kalimat-kalimat indah. Sastra sebagai suatu karya di mana ia memiliki pemahaman yang lebih mendalam, bukan hanya sekadar cerita khayal atau angan dari pengarang saja, melainkan wujud dari kreativitas pengarang dalam menggali dan mengolah gagasan yang ada dalam pikirannya.
Sastra adalah karya cipta atau fiksi yang bersifat imajinatif, atau sastra adalah penggunaan bahasa yang indah dan berguna yang menandakan hal-hal lain (Taum).Sastra juga adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan emosi yang spontan yang mampu mengungkapkan aspek estetik baik antara aspek kebahasaan maupun aspek makna. (Mukarovsky, E.E. Cummings, dan Sjklovski)
Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh beberapa ahli mengenai sastra, bahwa sebuah karya atau sastra mempunyai sifat imajinatif berdasarkan kekreatifan dan luapan emosi yang spontan. Yang mana luapan emosi tersebut biasa diwujudkan dalam bentuk kalimat-kalimat bernilai estetik. Banyak jenis karya yang termasuk dalam sastra, di antaranya berupa; puisi, novel, cerpen, dan lain sebagainya.
Dari beberapa jenis karya yang termasuk dalam sastra itu adalah cerpen. Cerpen yang dari kepanjangan katanya adalah cerita pendek, berasal dari dua kata yaitu cerita yang artinya tuturan tentang bagaimana terjadinya sesuatu hal dan pendek berarti kisah yang diceritakan pendek (tidak lebih dari 10.000 kata) yang memberikan kesan dominan dan memusatkan hanya pada satu tokoh saja dalam ceritanya. Menurutnya tidak ada cerpen yang panjangnya sampai 100 halaman (KBBI). Cerpen merupakan cerita fiktif atau tidak benar-benar terjadi akan tetapi bisa saja terjadi kapanpun dan dimanapun yang mana ceritanya relatif pendek (Sumardjo dan Saini).
Salah satu cerpen yang begitu sensasional dan imajinatif adalah cerpen “Sepotong Senja untuk Pacarku” karya Seno Gumira Ajidarma.
Seno Gumira Ajidarma (lahir di Boston, Amerika Serikat, 19 Juni1958; umur 58 tahun) adalah penulis dari generasi baru di sastra Indonesia. Beberapa buku karyanya adalah Atas Nama Malam, Wisanggeni—Sang Buronan, Sepotong Senja untuk Pacarku, Biola tak Berdawai, Kitab Omong Kosong, Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi, dan Negeri Senja. Seno sangat tertarik puisi-puisi karya Remy Sylado di majalah Aktuil Bandung, Seno pun mengirimkan puisi-puisinya dan dimuat. Teman-teman Seno mengatakan Seno sebagai penyair kontemporer. Seno tertantang untuk mengirim puisinya ke majalah sastra Horison. Kemudian Seno menulis cerpen dan esai tentang teater.
Pada usia 19 tahun, Seno bekerja sebagai wartawan, menikah, dan pada tahun itu juga Seno masuk Institut Kesenian Jakarta, jurusan sinematografi. Dia menjadi seniman karena terinspirasi oleh Rendra yang santai, bisa bicara, hura-hura, nyentrik, rambut boleh gondrong. Sampai saat ini Seno telah menghasilkan puluhan cerpen yang dimuat di beberapa media massa