Kepercayaan diri adalah keyakinan atas kemampuan, kompetensi, dan nilai diri kita sendiri, yang mencakup kepercayaan untuk berhasil, mengatasi rintangan, dan mencapai tujuan. Kepercayaan diri ini tidak hanya umum, tetapi dapat juga dibagi ke dalam dimensi yang lebih spesifik.Â
Pertama, kepercayaan diri pribadi yang berhubungan dengan keyakinan kita terhadap kemampuan diri sendiri dalam berbagai aspek kehidupan, seperti keterampilan sosial, kreativitas, dan ketahanan.Â
Kedua, kepercayaan diri sosial yang berkaitan dengan kemampuan untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain secara efektif dan positif.Â
Ketiga, kepercayaan diri akademik atau profesional yang berkaitan dengan kemampuan untuk sukses dalam lingkungan pendidikan atau profesional.
Kepercayaan diri memiliki kaitan langsung dengan kesejahteraan emosional kita. Orang dengan kepercayaan diri yang tinggi cenderung lebih puas dengan hidup mereka, lebih optimis tentang masa depan, dan lebih mampu mengatasi tantangan hidup. Sebaliknya, kekurangan kepercayaan diri bisa menyebabkan perasaan tidak nyaman, rendah diri, kecemasan, bahkan depresi.Â
Kepercayaan diri yang kuat juga berperan sebagai pelindung dari masalah kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi, berkat sikap positif yang dimiliki seseorang terhadap diri sendiri dan situasi yang dihadapi, serta kemampuan yang lebih baik dalam menghadapi tekanan dan tantangan hidup dengan cara yang lebih adaptif. (Brown, 2012)
Kepercayaan diri memungkinkan kita untuk mengatasi tantangan dan stres dengan lebih efektif. Dengan keyakinan pada kemampuan untuk menyelesaikan masalah dan menghadapi rintangan, tingkat stres kita dapat berkurang. Orang yang percaya diri umumnya memiliki strategi untuk mengatasi situasi sulit secara lebih sehat, seperti mencari dukungan sosial dan menghadapi situasi dengan sikap yang lebih positif.Â
Kepercayaan diri bukan hanya tentang merasa baik terhadap diri sendiri, tetapi juga tentang memiliki dasar yang kokoh untuk kesejahteraan emosional yang berkelanjutan.Â
Di bagian selanjutnya, kita akan membahas lebih lanjut tentang strategi untuk membangun dan memperkuat kepercayaan diri agar dapat mendukung kesejahteraan emosional kita dengan lebih optimal.
Kepercayaan diri terbentuk dari berbagai interaksi, termasuk pengalaman masa lalu yang sukses, umpan balik positif dari orang lain, serta cara kita berbicara kepada diri sendiri. Pengalaman sukses membangun persepsi positif tentang kemampuan kita, sementara respon positif dari orang lain memperkuat keyakinan dalam diri kita. Selain itu, percakapan internal yang memotivasi juga meningkatkan kepercayaan diri.Â
Adanya figur inspiratif dan lingkungan yang mendukung juga sangat membantu dalam proses ini. Pengalaman positif dan dukungan sosial memegang peranan penting; keduanya memberikan bukti nyata kemampuan kita mengatasi tantangan dan mencapai tujuan, serta menyediakan dukungan yang diperlukan untuk belajar dan tumbuh. (Robins, 2014)
Keberhasilan yang kita capai menjadi bukti nyata kemampuan kita dan memperkuat kepercayaan diri kita. Dukungan dari keluarga, teman, atau mentor menjadi sangat penting dalam mendorong kita untuk mengambil risiko dan mengejar mimpi.Â
Dukungan ini bukan hanya tentang pujian, tapi juga termasuk umpan balik konstruktif dan kesempatan untuk belajar dari pengalaman orang lain. Dengan pengalaman positif dan dukungan sosial yang solid, kita menjadi lebih kuat dalam menghadapi tantangan dan lebih yakin dalam mengejar aspirasi kita.
Untuk memperkuat kepercayaan diri, beberapa langkah praktis bisa dilakukan: membuat daftar pencapaian pribadi untuk diingat saat merasa kurang percaya diri, mengubah pola pikir negatif menjadi positif, dan secara bertahap mengambil risiko untuk meningkatkan batas zona nyaman kita.Â
Menetapkan tujuan realistis, melakukan olahraga teratur, dan mengikuti kursus atau pelatihan untuk mengembangkan keterampilan juga sangat membantu. Dengan memahami dan menerapkan faktor-faktor yang membangun kepercayaan diri serta strategi untuk memperkuatnya, kita dapat membangun dasar yang kokoh untuk kesejahteraan emosional yang optimal dan kehidupan yang lebih memuaskan. (Ryan, 2019)
Referensi:
Brown, B. (2012). Daring greatly: How the courage to be vulnerable transforms the way we live, love, parent, and lead. Avery. (Buku)
Orth, U., & Robins, R. W. (2014). The development of self-esteem. Current Directions in Psychological Science, 23(5), 381--387. (Jurnal)
Deci, E. L., & Ryan, R. M. (2019). The "what" and "why" of goal pursuits: Human needs and the self-determination of behavior. Psychological Inquiry, 11(4), 227--268. (Jurnal)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H