Mohon tunggu...
Vivi Nurwida
Vivi Nurwida Mohon Tunggu... Lainnya - Mom of 4, mompreneur, penulis, pengemban dakwah yang semoga Allah ridai setiap langkahnya.

Menulis untuk menggambarkan sempurnanya Islam

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Jutaan Orang Antre Miliki Rumah, Buah Politik Pengadaan yang Salah

16 Desember 2024   04:18 Diperbarui: 16 Desember 2024   04:18 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Memiliki rumah merupakan dambaan banyak orang, sebab rumah merupakan kebutuhan primer yang penting bagi setiap orang. Rumah merupakan tempat berlindung, beristirahat, dan berkumpul bersama keluarga tercinta. Rumah juga bisa menjadi sarana pembinaan keluarga dan penunjang kesempatan keluarga untuk bertumbuh.

Namun, memiliki rumah yang layak ternyata masih menjadi sekedar impian bagi jutaan keluarga di Indonesia, yang sulit untuk direalisasikan.

Ketua Satgas Perumahan, Hashim Djojohadikusumo buka suara terkait program penyediaan rumah. Menurut statistik pemerintah, hampir 11 juta keluarga yang antre mendapat rumah layak. Hashim juga menyebut ada sebanyak 27 juta keluarga yang tinggal di rumah yang tidak layak huni (detikFinance, 04-12-2024).

Program Pemerintah, Tiga Juta Rumah

Dikutip dari Antara, sekitar 20% dari tiga juta rumah yang direncanakan akan dialokasikan sebagai rumah bersubsidi, sementara sisanya dikembangkan untuk hunian komersial. Pembangunan ini mencakup dua kategori hunian, yakni rumah tapak yang direncanakan untuk wilayah dengan ketersediaan lahan luas dan rumah vertikal, seperti apartemen serta rumah susun, yang difokuskan untuk wilayah perkotaan.

Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk program ini adalah pemanfaatan tanah sitaan dari kasus korupsi untuk dialihfungsikan sebagai lahan perumahan rakyat. Selain itu, lahan atau aset hasil Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) juga akan digunakan untuk mendukung program ini.

Program tiga juta rumah per tahun ini adalah salah satu agenda prioritas pemerintah untuk menyediakan hunian layak bagi masyarakat, khususnya kelompok berpenghasilan rendah (MBR). Penyediaan rumah tersebut mencakup berbagai macam skema pembiayaan, termasuk opsi gratis untuk kategori tertentu.

Program ini diklaim sebagai penggerak utama dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi sekaligus mendukung berbagai industri terkait. Setiap unit rumah yang dibangun memiliki dampak signifikan pada sekitar 150 industri pendukung, mulai dari material konstruksi seperti genteng, pasir, batu, dan semen hingga perlengkapan rumah tangga, yang menunjukkan panjangnya rantai pasok pada sektor ini.

Program ini juga sejalan dengan target pertumbuhan ekonomi yang dicanangkan Prabowo, yakni mencapai lebih dari 5%, dengan ambisi hingga 8%. Salah satu kontributor penting dalam upaya ini adalah sektor jasa konstruksi, yang memberikan kontribusi sekitar 10-12% terhadap total pertumbuhan ekonomi.

Masih Sebatas Mimpi

Walaupun upaya sudah dilakukan pemerintah dengan program tiga juta rumah, mewujudkan rumah yang layak masih hanya sekedar mimpi dan harapan bagi sebagian besar rakyat Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun