Dalam the myth of sisyphus,camus menjekaskan konsep absurditas:ketegangan antara pencarian manusia akan makna dan dunia yang tidak menawarkan jawaban.camus tidak menyarankan menyerah pada nihilisme,tetapi justru memberontak terhadap absurditas dengan terus hidup dan menciptakan makna meskipun sadar akan absurditas tersebut.
Absurdisme:hidup dalam ketegangan
Absurdisme menyoroti kontradiksi antara kebutuhan manusia akan makna dan kenyataan bahwa dunia tidak memberikan makna yang jelas.
Kritik terhadap pandangan tanpa makna?
Meskipun nihilisme,eksistensialisme ateistik,dan absurdisme menolak gagasan tentang makna inheren, banyak kritik yang di ajukan terhadap pandangan ini:
ï‚·Pandangan regilius:banyak tradisi keagamaan menawarkan energi alternatif dan mengaitkan makna kehidupan pada hubungan dengan tuhan atau entitas transenden.
ï‚·Optimisme humanistik:beberapa filsuf humanistik,sperti fiktor frankl, menegaskan bahwa manusia dapat menemukan makna dalam penderitaan,cinta dan pencapaian pribadi.
Refleksi akhir:menerima atau menciptakan makna?
Pandangan filsafat yang menentang makna kehidupan tidak harus di anggap pesimis atau destruktif.sebaliknya,pandangan ini mendorong individu untuk menghadapi kenyataan hidup dengan keberanian dan kebebasan.daripada mencari makna yang di berikan oleh kekuatan eksternal,kita diajak untuk menciptakan makna kita sendiri melalui tindakan,pilihan dan keberadaan kita sehari-hari.
KESIMPULAN
Filsafat yang menentang makna kehidupan bukanlah tentang menyerah pada kehampaan,melainkan tentang keberanian untuk hidup tanpa ilusi.dalam dunia tanpa makna inheren,manusia memiliki kesempatan unik untuk menciptakan makna dan nilai yang otentik.bagi dirinya sendiri.seperti sisyphusyang terus  mendorong batunya,kita dapat menemukan kebahagiaan dalam pemberontakan terhadap absurditas.