Mohon tunggu...
Vivii
Vivii Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Hobi membaca novel dan menonton film

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kesehatan Mental Remaja

12 November 2023   22:17 Diperbarui: 12 November 2023   23:09 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KESEHATAN MENTAL REMAJA

Kesehatan mental merupakan hal harus diperhatikan terutama pada kalangan remaja. Dimana kondisi ini sering kali disepelekan oleh masyarakat. Remaja adalah usia yang rawan mengalami mental breakdown atau kekalutan mental. Banyak kasus bunuh diri yang terjadi akibat dari masalah mental. Depresi, stress, kecemasan yang berlebih, semua itu merupakan ciri-ciri dari kesehatan mental yang terganggu.

Menurut WHO, kesehatan mental adalah keadaan sejahtera mental yang memungkinkan seseorang mengatasi tekanan hidup, menyadari kemampuannya, belajar dengan baik dan bekerja dengan baik, serta berkontribusi pada komunitasnya. Kesehatan mental lebih dari sekedar tidak adanya gangguan mental. Penyakit ini berada dalam sebuah kontinum yang kompleks, yang dialami secara berbeda dari satu orang ke orang lain, dengan tingkat kesulitan dan tekanan yang berbeda-beda, serta potensi hasil sosial dan klinis yang sangat berbeda.

Masa remaja adalah masa dimana mulai mencari jati diri, tapi terkadang ada yang membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Hal itulah yang menyebabkan perasaan insecure, pesimis dan bahkan ada pikiran tidak layak hidup. Dalam hal ini, sangat berbahaya bagi kondisi psikis dan mental remaja. Masalah kesehatan mental yang di alami oleh remaja, mayoritas berasal dari lingkungan terdekat. Seperti lingkungan keluarga, tetangga maupun masyarakat.

Banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan mental remaja, antara lain : bullying, kekerasan seksual, permasalahan dalam keluarga, lingkungan yang toxic, kritikan pedas orang lain maupun tuntutan yang menyebabkan tekanan batin maupun jasmani. Bullying adalah salah satu hal yang paling banyak  terjadi pada remaja di indonesia.   

Banyaknya kasus pembullyan di Indonesia, menjadikan orang-orang merendahkan orang lain tanpa tau akibat dari perbuatannya. Hanya karena masalah sepele, pembullyan itu terjadi. Lewat ucapan maupun tindakan yang tak manusiawi, akibatnya akan sangat membekas pada korban.

 Tak hanya itu, ucapan yang bersifat menghina atau merendahkan, dan tindakan kekerasan seperti: memukul, menjambak atau menendang merupakan suatu hal yang tidak bisa dibiarkan. Dan semestinya si pelaku harus mendapat balasan sesuai dari apa yang dilakukan.

Pembullyan seperti itulah yang seringkali terjadi pada remaja, dimana akibat dari pembullyan tersebut sangat berpengaruh pada kesehatan mental korban.  Misalnya korban menjadi lebih pendiam, melamun, menangis dan hal yang paling ditakutkan adalah mencoba mengakhiri hidup karena tekanan yang tidak bisa di tahan.

Selain itu, hal yang dapat menggangu kesehatan mental adalah terjadinya kekerasan seksual. Seseorang yang menjadi  korban kekerasan seksual biasanya mental dan psikisnya akan terguncang hebat. Dan trauma adalah hal yang paling utama di alami oleh korban.

Kemudian, faktor lingkungan keluarga. Dimana seorang anak merasa tertekan oleh banyaknya tuntutan dari anggota keluarganya. Misalnya: Dituntut harus selalu menjadi juara, dituntut harus selalu mendapatkan nilai 100 atau sebagainya.

 Jika tidak memperoleh apa yang menjadi tuntutan tersebut, akan mendapat hukuman. Disitulah kesehatan mental anak tersebut mulai terganggu. Anak tersebut akan merasa semua beban dilimpahkan padanya dan mengakibatkan depresi atau stress.

Lingkungan pertemanan yang toxic juga menyebabkan gangguan kesehatan mental. Di era ini, remaja harus selektif dalam mencari teman. Karena, lingkungan pertemanan yang sehat dan positif akan mempengaruhi pada diri sendiri juga. Carilah pertemanan yang membuat nyaman, dimana dalam pertemanan itu ada rasa saling menghargai dan menyayangi. Dan sebisa mungkin hindari pertemanan yang toxic dan merugikan.

Lalu, kritikan atau ucapan yang terkesan menghina. Tidak jarang jaman sekarang, fisik menjadi pusat perhatian. Misal : "kamu kok kurusan yaa.." atau " mandi sana, dekil banget", dan sebagainya. Mungkin hal ini di anggap biasa saja bagi pembicara tetapi tidak bagi pendengar. Hal itu akan mengakibatkan rasa tidak percaya diri pada orang tersebut. Karena, tidak semua orang bisa menerima mentah-mentah ucapan seseorang begitu saja.

Dari beberapa faktor di atas, tentunya menjaga kesehatan mental remaja itu sangat penting. Perlu dukungan untuk menciptakan mental sehat remaja. Permasalahan yang terjadi menjadi evaluasi dari pihak yang bersangkutan. Peran orang tua, keluarga, teman ataupun orang terdekat juga sangat dibutuhkan. Teutama peran orangtua adalah hal yang paling penting dalam menciptakan mental yang sehat.

Serta melakukan pendampingan dan memberikan arahan yang positif secara berkelanjutan. Mendukung dan mengapresiasi progres yang dilakukan anak akan sangat berarti untuk pencapaian masa depannya. Setiap orang juga mempunyai mental yang berbeda-beda, kita tidak dapat mengukur kuat atau lemahnnya mental seseorang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun