Mohon tunggu...
Vivanti Ayu Damarsasi
Vivanti Ayu Damarsasi Mohon Tunggu... -

bekerja sebagai corproate communication di salah satu operator ke-3 terbesar di Indonesia. penyuka makanan jepang, menulis, sepeda-an bersama buah hati dan tidur.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aib, Topeng dan ke-Nista-an

16 Desember 2010   10:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:40 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tampak ayah menatap lunglai di hadapanku yang saat itu sedang berada di pelukan lelaki berbadan besar dan berbulu itu membuatku mengatupkan bibir rapat-rapat menahan gemeretak tubuh, malu akan kedok yang selama ini ku tutupi dan bertahun-tahun sudah dikubur nya aib itu.

Maafkan aku, Ayah...  aku bukan lah lelaki sejati dan sempurna seperti harapan mu..  aku hanya lah seonggok daging dalam diri seorang pria yang juga penyuka pria.

Untuk sahabatku, bajingan dan almarhum Nanang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun