Mohon tunggu...
Vivie Merdeka Andin Maharani
Vivie Merdeka Andin Maharani Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

ESFJ, I love art and sports

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembangunan Berkelanjutan: Ketimpangan Sosial Terhadap Kontrasnya Kampung Pemulung Saung Jingga di Tengah Masyarakat Perumahan Komplek Reni Jaya

23 Januari 2024   16:02 Diperbarui: 23 Januari 2024   16:05 996
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kelurahan Pondok Benda di Tangerang Selatan merupakan kelurahan yang dihuni oleh banyak masyarakat dengan status sosial, ekonomi, bahkan ras dan budaya yang berbeda-beda. Berdirinya Kampung Pemulung Saung Jingga RT. 06 / RW. 05 di tengah-tengah masyarakat Perumahan Komplek Reni Jaya merupakan bukti keberagaman yang nyata. Kampung Pemulung Saung Jingga RT. 06 / RW. 05 merupakan pemukiman yang terletak di Kelurahan Pondok Benda, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten. Pemukiman ini berdiri sekitar 26 tahun yang lalu, Kampung Pemulung Saung Jingga awalnya didirikan oleh sekelompok masyarakat yang merantau dari wilayah Indramayu untuk memenuhi kebutuhan ekonomi mereka. 

Pada awalnya pemukiman ini hanya dihuni oleh sedikit penduduk, namun kemudian semakin bertambah karena banyak penduduk yang mengalami kesulitan ekonomi dan mencari pekerjaan di perkotaan. Berawal dari perantau yang menghidupi diri sendiri dengan memungut sampah, akhirnya menetap dan mengajak teman dan kerabatnya di Indramayu untuk merantau ke Kampung Pemulung Saung Jingga RT. 06 / RW. 05, Kelurahan Pondok Benda. 

Karena itulah, aspek penting yang perlu disoroti adalah kaitannya dengan ketimpangan sosial yang memungkinkan terjadinya upaya pembangunan berkelanjutan. Mengelola ketimpangan sosial merupakan persoalan serius terkait pembangunan berkelanjutan yang cukup kompleks. Ketimpangan sosial merupakan fenomena kesenjangan atau ketidakseimbangan kemampuan mengakses dan menggunakan sumber daya yang ada pada masyarakat. Sumber daya ini dapat berupa pendidikan, kesehatan, perumahan, pekerjaan, pangan, dan lain sebagainya. Dengan kata lain, tidak semua orang mempunyai akses atau hak yang sama terhadap suatu hal.

Perbedaan aksesibilitas dan sumber daya yang signifikan antara masyarakat Kampung Pemulung Saung Jingga RT. 06 / RW. 05 dengan masyarakat Perumahan Komplek Reni Jaya adalah sebagai berikut:
1. Permukiman 

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Di Kampung Pemulung Saung Jingga, mayoritas warganya tinggal di gubuk yang mereka buat sendiri dari bahan triplek dan bambu, mereka tinggal berdampingan bersama rongsokan yang diletakkan di luar gubuk mereka. Karena masyarakat di kampung ini hanya mengontrak tanah, jadi mereka tidak membuat rumah dari bahan bangunan yang memadai mengingat tempat tinggal mereka yang hanya sementara. Hal inilah yang membuat hunian masyarakat Kampung Pemulung Saung Jingga terasa kumuh. 

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi

Sedangkan kondisi kehidupan penghuni Perumahan Komplek Reni Jaya bercirikan rumah-rumah yang kokoh dan layak huni, seperti berlantai keramik, atap dengan genteng, dinding kokoh, dan ventilasi udara yang cukup baik. Lingkungan tempat tinggal yang bersih dan asri, serta jalanan mulus karena sudah beraspal.

2. Pendidikan
Masyarakat Kampung Pemulung Saung Jingga kurang menyadari pentingnya pendidikan, terbukti dengan mayoritas pemulung yang menyekolahkan putrinya ke luar negeri setelah lulus SMP untuk menjadi TKW. Sementara itu, sebagian besar anak laki-laki putus sekolah dan memilih menjadi pemulung. Hal ini tidak lepas dari faktor ekonomi akibat tingginya biaya pendidikan.

Sementara itu, masyarakat Perumahan Komplek Reni Jaya menyadari bahwa pendidikan merupakan hal penting dan utama bagi mereka. Bagi mereka pendidikan dapat memberikan kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan dan kehidupan yang lebih baik. Selain itu, faktor perekonomian masyarakat Perumahan Komplek Reni Jaya yang tidak terlalu mengalami kesulitan, memungkinkan mereka untuk menyekolahkan anaknya dengan memberikan pendidikan yang baik dan setinggi-tingginya.

3. Kesehatan
Kebersihan dan higienitas lingkungan kampung pemulung Saung Jingga jauh dari kata bersih dan sehat karena tempat tinggal mereka berada tepat di sebelah barang rongsok dan Tempat Pembuangan Sementara. Meski masih banyak masyarakat yang melakukan kerja bakti untuk membersihkan tumpukan sampah di jalanan, namun dalam beberapa minggu mendatang akan kembali normal sehingga hal tersebut tidak pernah lepas dari kesan kumuh. Selain itu juga menyangkut jaminan kesehatan seperti BPJS yang tidak menjadi hak mereka karena KTP dan KK masih dalam administrasi wilayah Indramayu.

Sementara, kebersihan dan kesehatan di kawasan Perumahan Komplek Reni Jaya ini cukup baik karena tempat tinggal mereka yang mempunyai sistem penghawaan alami dengan banyak pepohonan di sekitar tempat tinggal mereka. Selain itu, terdapat KTP dan Kartu Keluarga untuk memudahkan masyarakat mengakses fasilitas pengobatan gratis. Selain memiliki BPJS, masyarakat Perumahan Komplek Reni Jaya juga memiliki asuransi swasta dari perusahaan yang dapat membantu mereka mendapatkan jaminan kesehatan yang lebih terjamin.

4. Pekerjaan dan Pendapatan
Mengenai pekerjaan masyarakat Kampung Pemulung Saung Jingga, mereka yang mayoritas berprofesi sebagai pemulung, pendapatannya juga tidak menentu. Meski pendapatan tersebut tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, mereka juga masih mencari penghasilan tambahan dengan bekerja sebagai petugas kebersihan komplek. Oleh karena itu, pendapatan yang mereka peroleh tergantung dari rajinnya mencari barang bekas dan mencari peluang dari pekerjaan lain.

Sedangkan pekerjaan masyarakat Perumahan Komplek Reni Jaya memiliki banyak industri, jenis profesi yang berbeda-beda, dan penghasilan yang terjamin, juga kemudahan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga mereka. Selain memiliki pekerjaan dengan pendapatan bulanan yang stabil, warga kawasan Perumahan Komplek Reni Jaya juga banyak membuka usaha untuk mendapatkan penghasilan tambahan.

Bekerja sebagai pemulung adalah salah satu cara untuk bertahan hidup dari kemiskinan dan kesulitan mencari pekerjaan. Tentu saja, setiap orang bisa mengalami kesulitan keuangan atau situasi sulit lainnya dalam hidup. Dan tentu saja kondisi kehidupan masyarakat bisa berubah dan tidak ada jaminan siapa pun akan terhindar dari nasib yang sama. 

Penting bagi setiap orang untuk menghormati dan mengakui martabat setiap individu, termasuk seorang pemulung. Mereka adalah bagian dari masyarakat yang mempunyai kebutuhan dan hak yang perlu dipenuhi dan dijalani. 

Selain itu, masyarakat perlu bekerja sama untuk memberikan dukungan dan kesempatan yang adil, semua orang dapat berupaya membantu mereka yang mengalami kesulitan untuk meningkatkan kondisi kehidupan mereka dan menciptakan masyarakat yang lebih inklusif. Lebih lanjut, pemerintah dan otoritas daerah setempat harus perlu melakukan penanganan dan pembenahan, terkait perbedaan akses dan sumber daya agar tidak memperburuk ketimpangan sosial yang terjadi. 

Semua ini membutuhkan gagasan dan koorporasi dari kalangan menengah yang ingin membantu masyarakat bawah dan dari kelompok yang ingin menciptakan perubahan. Jika kelompok menengah, yaitu kelompok terpelajar dan berpendapatan tinggi, tidak setuju dengan konsep perubahan, maka masalah ini akan sulit diselesaikan. Selain itu diperlukannya gagasan dan perubahan kebijakan pemerintah daerah baru yang perlu di uji dengan sangat baik secara menyeluruh. Pemerintah dan otoritas daerah setempat perlu melakukan beberapa upaya untuk mengatasi kesenjangan sosial yang terjadi, yaitu:

* Pemerintah harus meningkatkan kualitas pendidikan, misalnya dengan memberikan beasiswa, fasilitas dan program yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.
* Pemerintah harus meningkatkan kualitas layanan kesehatan, misalnya dengan menyediakan staf medis, peralatan dan lokasi , serta akses terhadap kesehatan masyarakat.
* Pemerintah harus memberdayakan sumber daya manusia (SDM), misalnya dengan memberikan nasihat, pelatihan atau dukungan modal komersial kepada masyarakat.
* Pemerintah harus menyediakan infrastruktur dan akses terhadap layanan dasar, misalnya misalnya dengan membangun jalan, listrik, air bersih, dan transportasi umum yang berkeadilan.
* Pemerintah harus melaksanakan program bantuan sosial, misalnya dengan menyalurkan bantuan langsung tunai (BLT) atau bantuan natura langsung (BLTNT) kepada masyarakat yang membutuhkan.
* Pemerintah harus mengembangkan potensi daerah, misalnya dengan mengelola sumber daya alam, pariwisata, atau industri kreatif yang sesuai dengan karakteristik daerah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun