Mohon tunggu...
Vivieka Dinaiyah
Vivieka Dinaiyah Mohon Tunggu... Guru - mahasiswa

mann jaddah wajadda

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cara yang Dicontohkan Nabi Muhammad SAW Saat Menegur Anak

2 November 2019   13:59 Diperbarui: 2 November 2019   13:57 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: baituljannah.com

Teguran bahkan hukuman boleh diberikan pada anak, asalkan hal tersebut atauoun teguran tersebut bisa mendidiknya dan tidak menimbulkan trauma pada anak.

Anak-anak sering kali bersikap tidak terkontrol. Hal tersebut karena emosinya yang belum sangat matang dan belum  bisa berfikir secra kompleks dan penuh petimbanganan. Bukan hanya anak balita saja akan tetapi juga anak remaja.

Sebagai manusia, anak juga tidak bisa luput dari kesalahan. Sebagai orangtua kita tentu tidak mungkin memberikannya. Justru dari kesalahn tersebut yang dilakukan seorang anak, anak pun bisa belajar lebih banyak lagi.

Tugas orangtua adalah memberi tahu pada anak-anak bahwa setiap kesalahan ada sebuah konsekuensinya baik jangka pendek maupun jangka Panjang. Teguran tersebut bahkan hukuman boleh diberikan pada anak, asalkan hal tersebut bisa mendidik dan tidak menimbulkan trauma pada anak.

Dalam hal tersebut memberikan teguran pada anak, sangatlah dianjurkan untuk meneladani nabi Muhammad SAW. Dan juga rasulullah SAW telah mengajarkan kepada umat islam untuk menegur kesalahan anak dalam 5 cara sebagai berikut :

1. Teguran langsung. 

Adalah dengan melalui teguran secara langsung sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW kepada Umar bin Abi Salamah. Saat itu umar memliki kebiasaan mengulurkan tangannya ke berbagai penjuru saat makan.

Lalu rasulullah menegurnya dalam lembut sembari berkata, " nak! Bacalah basmallah terlebih dahulu! Lalu makanlah dengan tangan kanan dan mulailah dari yang dekat dengan mu!" ( HR. Bukhari dan Muslim )

Maka dari itu orangtua harus selalu menegur anaknya jika dia melakukan kesalahan, akan tetapi orangtua harus tau bagaimana cara menegur anak dengan cara yang baik dan tidak menjadi anak trauma.

2. Sindiran.

Adalah dengan melalui sindirian seperti yang dilakukan beliau yakni rasulullah SAW. Melakukan kepada para anak didiknya. Saat itu beliau rasulullah SAW menyindir dengan mengatakan, " apa keinginan kum yang menginginkan begini dan begitu?

Sesungguhnya aku sholat dan tidur, aku berpuasa dan berbuka, dan aku pun menikahi wanita. Maka, barangsiapa yang tidak senang dengan sunnahku, berarti dia bukan dari golonganku." ( Shahih Jami' al-shagir )

Maka dari itu orangtua juga harus melakukan sindiran juga terhadap anak, mengapa orangtua harus selalu melakukan sindirin karena agar anak tersebut memiliki perasaan yang baik dan selalu terintropeksi diri.

3. Perkataan pedas.

Adalah melalui perkataan pedas apabila teguran dan sindiran tersebut sudah sangat terasa tidak mempan. Ada kisah, Sesuatu ketika, rasulullah SAW pernah menegur secara pedas pada Abu Dzar Al- Ghifari karena ia telah memaki seorang dengan menyebut nama ibunya sehingga membuatnya malu.

Sehingga Rasulullah SAW menegurnya dengan perkataan, " wahai abu dzar! Apakah engkau telah mempermalukannya dengan menyebutkan nama ibunya? Sesungguhnya pada dirimu masih sangat melekat sifat jahiliyahnya." ( HR. Bukhari ).

Maka dari itu orangtua juga harus selalu berkata yang keras dan tidak menyakiti hati anak tau tidak menjadi anak menjadi trauma.

4. Pemutusan hubungan sementara

Adalah dengan pemutusan hubungan secara sementara. Jika ketiga cara sebelumnya yang dicontohkan rasululllah SAW, belum membuahkan hasil, maka pemutusan hubungan tersebut secara perlahan-lahan dan sementara juga bisa dilakukan.

Pada saat itu, ka'ab bin malik ra tidak mengikuti perang tabuk, sanksinya yang diberikan rasulullah SAWpadanya adalah nabi melarang para sahabat berbicara dengan-nya sampai 50 malam dan pemutusan hubungan secara sementara. ( HR. Bukhari ).

5. Memukul lembut.

Kemudian kalau ke empat tersebut tidak berubah, maka langkah terakhir yang harus oramgtua lakukan atau puncaknya, apabila anak tersebut sudah tidak bisa dinasehati dan disadarkan dari kesalahannya yang terlah ia perbuat maka hendaknya orangtua harus melakukan cara yang kelima pun dilakukan. Yaitu melalui pemukulan. Dalam hadist tersebut riwayat Abu Dawud dan Hakim ada perintah kepada orangtua agar menyeruh anaknya shalat saat berusia 7 tahun. Ketika sudah berumur 10 tahun tidak sholat, maka diperintahkan untuk ' memukul ' anak.

Namun pemukulan tersebut tidak dilakukan secara membabi buta dan harus sesuai dengan tuntunan agama islam. Yaitu hanya sedikit pukulan kecil pada bagian tubuh yang aman seperti halnya kaki.

referensi 

buku mendidik islam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun