Mohon tunggu...
Vivi Dwi Avianita
Vivi Dwi Avianita Mohon Tunggu... Guru - fighting

someone who always smile everyday

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Layanan Bimbingan Belajar Serta Ragam Faktor Masalah Belajar dan Faktor Ekonomi

3 November 2019   21:34 Diperbarui: 3 November 2019   21:44 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Layanan Bimbingan Belajar sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Proses Belajar Mengajar di Sekolah Dasar

PENDAHULUAN

Pada prinsipnya setiap siswa memiliki hak memperoleh peluang untuk mencapai kinerja akademik yang memuaskan. Namun, dalam realita sehari-hari, setiap siswa memiliki berbagai perbedaan, baik dalam hal kemampuan intelektual bakat, minat, kemauan, perhatian, partisipasi, latar belakang keluarga, sikap, dan kebiasaan belajar yang  terkadang sangat mencolok antara siswa yang satu dengan lainnya.

Sementara itu, penyelenggaraan pendidikan di sekolah pada umumnya lebih ditujukan pada siswa yang berkemampuan rata-rata sehingga yang berkemampuan kurang menjadi terabaikan. Siswa yang termasuk kategori di luar rata-rata (siswa yang pintar atau yang bodoh) tidak bisa memperoleh kesempatan yang memadai untuk berkembang sesuai kapasitasnya. Jadi, kesulitan belajar dapat terjadi dan dialami oleh siswa yang bodoh, yang berkemampuan rata-rata, maupun siswa yang berkemampuan tinggi.

Kondisi tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal siswa. Faktor internal mencakup kapasitas kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Faktor eksternal meliputi lingkungan keluarga, lingkungan pergaulan teman sebaya, lingkungan masyarakat, lingkungan sekolah, lingkungan budaya, dan sebagainya. Atas dasar realita tersebut guru pembimbing harus bekerjasama dengan wali kelas ataupun guru matapelajaran untuk melakukan diagnosis pemecahannya melalui layanan bimbingan belajar untuk meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar. Upaya-upaya tersebut akan ditelaah dan diperdalam melalui kajian artikel ini. Dengan upaya-upaya ini diharapkan dapat mendorong dan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar yang berkesinambungan. Pada akhirnya, diharapkan dapat meningkatkan prestasi akademik siswa asuh sesuai dengan upaya dan kemampuan mereka masing-masing.

PEMBAHASAN

  • Bimbingan belajar merupakan salah satu bidang bimbingan. Bimbingan merupakan bantuan kepada individu dalam menghadapi persoalan-persoalan yang dapat timbul dalam hidupnya. Bantuan itu sangat tepat jika diberikan di sekolah, supaya setiap siswa lebih berkembang ke ara yang semaksimal mungkin.
  • Prayitno (2015) mengemukakan bimbingan belajar merupakan suatu bidang bimbingan yang ditujukan untuk membantu siswa dalam mengenal, menumbuh dan mengembangkan diri, sikap kebiasaan belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan serta menyiapkannya melanjutkan pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi.
  • Bimbingan belajar merupakan upaya pemberian bantuan yang diberikan guru bimbingan dan konseling kepada siswa dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah belajar. (Tohirin, 2014)
  • Dari pengertian tersebut bimbingan belajar (layanan pembelajaran) mengisyaratkan pada tujuan intinya, yaitu memberikan kemungkinan yang seluas-luasnya pada siswa untuk mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, keterampilan dan materi belajar yang sesuai dengan tingkat kecepatan, kesulitan belajar, potensi, dan perkembangan diri siswa.(Prayitno, 1997)

Sebelum membahas tentang jenis-jenis masalah belajar yang cenderung dialami oleh siswa SD, sedikit akan dijelaskan maksud dari masalah belajar. Masalah belajar disini dapat diartikan sebagai suatu kondisi tertentu yang dialami oleh murid dan menghambat kelancaran proses belajarnya. Kondisi tertentu itu dapat berkenaan dengan dirinya yaitu berupa kelemahan-kelemahan yang dimilikinya dan data juga berkenaan dengan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi dirinya. Masalah belajar ini tidak hanya dialami oleh murid-murid yang lambat saja dalam belajarnya, juga dapat menimpa siswa yang pandai atau cerdas.

Berdasarkan pengertian masalah belajar tersebut, maka jenis-jenis masalah belajar di SD dapat dikelompokkan sebagai berikut:

  • Keterlambatan akademik, yakni siswa yang diperkirakan memiliki intelegensi yang cukup tinggi, tetapi tidak dapat memanaatkannya seara optimal.
  • Ketercepatan dalam belajar, yaitu keadaan siswayang memiliki bakat akademik yang ukup tinggi, tetapi masih memerlukan tugas-tugas khusus untuk memenuhi kebutuhan belajarnya yang amat tinggi.
  • Sangat lambat dalam belajar, yakni siswa yang memiliki bakat akademik yang kurang memadai dan perlu dipertimbangkan untuk mendapat pendidikan khusus.
  • Kurang motivasi dalam belajar, yakni siswa yang kurang bersemangat dalam belajar, mereka seolah-olah tampak malas.
  • Bersikap dan berkebiasaan buruk dalam belajar, yaitu kondisi siswa yang kegiatannya belajar sehari-harnya antagonistic dengan seharusnya, seperti suka menunda-nunda tgas, mengulur-ulur waktu, membeni guru, dan sebagainya.
  • Sering tidak masuk sekolah, yaitu siswa yang sering tidak hadir atau menderita sakit dalam jangka waktu lama yang cukup lama sehingga kehilangan sebagian besar kegiatan belajarnya.

Pada dasarnya dari setiap jenis-jenis masalah, khususnya dalam masalah belajar murid di Sekolah Dasar, cenderung bersumber dari faktor-faktor yang melatarbelakanginya. Seorang guru setelah mengetahui siapa murid yang bermasalah dalam belajar serta jenis masalah apa yang dihadapinya selanjutnya guru dapat melaksanakan tahap berikutnya, yaitu mencari sebab-sebab terjadinya masalah yang dialami siswa dalam belajar. Meskipun seorang guru tidak mudah menentukan sebab-sebab terjadinya masalah yang sesungguhnya, karena memang masalah belajar sangat kompleks. Kekompleksan masalah belajar tersebut dapat diilustrasikan sebagai berikut:

  •  Masalah belajar dapat disebabkan oleh hal yang berlainan. Ketika dua orang siswa atau lebih mengalami masalah belajar yang sama belum tentu penyebabnya faktor Yang sama. Misalnya: Rina dan Dina adalah murid kelas IV keduanYa kurang mampu membaca dengan benar dan lancar. Rina disebabkan oleh gangguan penglihatan (mata minus), sedangkan Dina disebabkan kurang mampu menguasai tata bahasa Yang benar. Kedua siswa tersebut sama-sama mengalami masalah belajar dalam membaca.
  • Masalah belajar dapat disebabkan oleh faktor yang sama, namun menimbulkan masalah yang berbeda. Misalnya: Edo dan Danang adalah murid kelas VI, sama-sama berasal dari lingkungan keluarga ekonomi yang lemah. Pengaruh dari keadaan tersebut, bagi Edo berdampak positif karena ia ingin merubah nasib di masa depannya dengan cara menjadi orang yang pintar, maka Edo selalu rajin belajar dan tekun dalam mengikuti kegiatan pelajaran di sekolah. Sehingga prestasi belajarnya sangat memuaskan. Hal ini berbeda bagi Danang, ia merasa rendah diri di banding teman-temannya yang lain, sehingga ia jarang masuk sekolah dan malas belajar. Akibatnya prestasi belajamya pun di bawah rata-rata teman sekelasnya.
  • Masalah belajar dapat disebabkan pengaruh satu faktor dengan faktor lainnya. Misalnya: Sari adalah murid kelas V, memilikki kelainan fisik.. kondisi yang dimiliki tersebut membuat tanggapan dari orang sekelilingnya terutama teman sekelasnya dengan sering mengejeknya. Hal ini membuat Sari menjadi rendah diri dan kurang percaya diri dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah.

Fenomena kesulitan belajar seorang siswa biasanya tampak jelas dari menurunnya prestasi akademik, atau dengan mulai munculnya sikap dan perilaku belajar yang tidak baik (misbehavior). Berdasar gambaran teori belajar yang telah dijelaskan di atas, maka penulis mengelompokkan faktor-faktor penyebab kesulitan belajar siswa SD yaitu:

  • Faktor-faktor internal
  • Kelemahan secara fisik
  • Suatu pusat susunan syaraf tidakberkembang secara sempurna karena luka atau cacat, atau sakit sehingga sering membawa gangggan emosional.
  •  Kondisi organ tubuh yang lemah, apalagi disertai pusing yang berat akan mengurangi  kualitas ranah cipta sehingga materi pelajaran yang dipelajaripun susah dicerna dengan baik oleh siswa.
  • Alat indra mungkin berkembang kurang sempurna atau sakit (rusak) sehingga menyulitkan proses interaksi dan belajar secara efektif.  Gangguan pada panca indra sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi terutama ketika berada di kelas. Untuk mengatasi kemungkinan gangguan panca indra diatas, selaku guru dapat bekerja sama dengan kepala sekolah dan dinas kesehatan terkait untuk mengadakan pemeriksaan secara periodik pada siswa.
  • Masalah yang biasanya dengan mudah guru temukan adalah gangguan pada indera penglihatan antara lain buta warna, ketajaman atau fokus penglihatan, miopi, dan lain sebagainya.
  • Cacat tubuh atau pertumbuhan yang kurang sempurna, organ dan anggota-anggota badan lainnya (tangan, kaki, dan sebagainya). Gangguan pada pertumbuhan tubuh tentunya akan menghambat siswa dalam kegiatan belajar, hal ini berhubungan dengan salah satu tugas perkembangan anak usia SD yakni belajar memperoleh keterangan fisik untuk melakukan permainan. Kegiatan seperti baris-berbaris, senam pagi, dan berenang tentunya akan sulit dilaksanakan oleh siswa yang bersangkutan.
  • Penyakit menahun (asma dan sebagainya) dapat menghambat usaha-usaha belajar secara optimal.
  • Kurang gizi, mengenai makanan mungkin masalahnya terletak dalam lingkungan keluarga, mungkin juga terletak pada diri anak yang bersangkutan. Bagaimanapun juga guru dalam hal ini perlu mengetahui kondisi makanan dari anak yang bermasalah, yang paling penting dari makanan adalah mutu atau gizinya bukan harganya.
  • Kelelahan, Pada umumnya usia anak sekolah jarang sekali mengalami kelelahan, biasanya mereka mempunai vitalitas dan daya tahan yang tinggi. Kelelahan dapat terjadi jika anak yang bersangkutan melakukan sesuatu secara berlebihan. Atau mereka mempunyai kehidupan Yang kurang teratur, terutama waktu untuk istirahat.

  • Kelemahan secara Mental
  • Kelemahan mental yakni siswa dengan tingkat kecerdasan atau inteligensi (IQ) dibawah rata-rata.Tingkat IQ siswa tidak diragukan lagi sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.
  • Kurang minat Pada suatu hal tertentu, kurang usaha, kurang semangat, kurang menguasai keterampilan dalam bidang tertentu.
  • Kurangnya kesempatan di sekolah untuk mengasah atau memfasilitasi bakat siswa.

  • Kelemahan-kelemahan emosional
  • Terdapatnya rasa tidak aman; rasa tidak aman ini dapat berasal dari berbagai hal.
  • Penyesuaian yang salah terhadap lingkungan sekitar; menurut Hurlock salah satu tugas perkembangan anak usia SD adalah belajar menyesuaian diri dengan teman-teman seusianya. Namun terkadang tidak semua lingkungan di sekitarnya memberikan dampak positif bagi kegiatan belajarnya. Misalnya siswa yang bergaul dengan anakanak yang sering membolos, maka dapat terpengaruh untuk ikut- ikutan membolos sekolah dan pergi ketempat persewaan play station.
  • Tuntutan tugas yang berlebihan tuntutan tugas yang berlebihan dapat pula menghambat prestasi belajar siswa, karena mereka merasa tertekan dan dapat mengurangi waktu bermain mereka bersama teman sebayanya.

 

  • Faktor-faktor eksternal
  •  Aspek Sosial
  • Salah satu ciri anak usia adalah usia penyesuaian diri dengan lingkungan sekitar. Jika lingkungan sekitarnya baik maka secara tidak langsung akan dapat membentuk karakteristik kepribadian anak yang positif dan membantu dalam meningkatkan prestasi belajar anak nantinya. Hubungan siswa dengan lingkungan sosial sekolah seperti para guru, pegawai sekolah, teman-teman sekelas dapat memengaruhi semangat belajar siswa.
  • AspekNon Sosial
  • Faktor- faktor lingkungan non sosial antara lain jarak rumah dengan sekolah (jarak yang terlalu jauh akan dapat menguras waktu dan energi siswa sehingga siswa sering mengeluh kecapekan), letak geografis sekolah jika sekolah dekat pasar atau jalan raya maka akan berakibat suasana bising dapat menganggu kegiatan belajar mengajar), keadaan bangunan sekolah, fasilitas belajar yang tersedia di sekolah (perpustakaan, laboratorium, tempat bermain, kamar mandi yang memadai) keadaan cuaca, dan waktu belajar yang digunakan.
  • Faktor Pendekatan Belajar
  • Pendekatan belajar (approach to learning) dan strategi atau kiat melaksanakan pendekatan serta metode belajar termasuk factor yang dapat mempengaruhi efisiensi dan keberhasilan belajar siswa. Sering kali seorang siswa yang mempunyai kemampuan kognitif yang lebih tinggi dari teman-temannya, ternyata hanya mampu mencapai hasil yang sama dengan yang dicapai teman-temannya. Bahkan mungkin saja seorang siswa dengan kemampuan tinggi mengalami kemerosotan prestasi sampai batas terendah daripada prestasi yang dicapai oleh teman-temannya yang mempunyai kemampuan rata-rata.(jurnal ilmiah guru,  2007)

PENUTUP

Setiap siswa pada umumnya memeroleh peluang untuk mencapai kinerja akademik yang memuaskan. Namun dari kenyataan sehari-hari tampak jelas bahwa setiap siswa itu memilikki perbedaan dalam hal kemampuan intelektual, kemampuan fisik, latar belakang keluarga, kebiasaan dan pendekatan belajar yang terkadang berbeda antara seorang siswa dengan siswa lainnya. Selain itu ternyata kesulitan belajar juga dapat dialami oleh siswa dengan kemampuan rata-rata dikarenakan adanya faktor internal dan eksternal pada diri siswa yang dapat menghambat kegiatan belajar mengajar, sehingga akhirnya mempersulit siswa meraih prestasi belajar yang optimal.

 

DAFTAR PUSTAKA

Abidin,Zaenal.2006.LayananBimbinganBelajarsebagaiUpayaPeningkatanKualitasProsesBelajarMengajar.InsaniaVol.11No.1.

Ishayati. 2007. Identifikasi Masalah Belajar dan Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah Guru "COPE" No. 01.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun