Mohon tunggu...
Vivi Aisalwa
Vivi Aisalwa Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa baru di UMM

Blog ini akan sebagian diisi untuk pemenuhan tugas sebagian lagi tulisan saya sendiri

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pemilihan Model Pembelajaran untuk Peserta Didik

1 Juli 2022   12:06 Diperbarui: 1 Juli 2022   12:25 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
*dokumentasi pribadi

          Shilphy A. Octavia (2020:6) mengungkapkan bahwa pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebut meliputi tujuan, materi, metode, dan evaluasi. Keempat komponen pembelajaran tersebut harus diperhatikan oleh guru dalam memilih dan menentukan media, metode, dan strategi serta pendekatan apa yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

          Menurut Sanjaya (2007:101) (dalam Shilphy A. Octavia 2020:7) menjelaskan bahwa mengajar dalam konteks standar pendidikan tidak hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran, akan tetapi juga diberi makna sebagai proses mengatur lingkungan supaya siswa belajar. Pengaturan lingkungan adalah proses menciptakan iklim yang baik dan menciptakan lingkungan untuk menyediakan fasilitas dan sumber belajar, dan lain-lain yang memungkinkan siswa menikmati belajar untuk tumbuh secara optimal sesuai dengan bakat, minat, dan potensinya.

          Secara umum model pembelajaran yang baik memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut: berlangsung secara sistematis dan hasil belajar ditentukan secara terarah. Secara khusus, akan menentukan lingkungan  dan mengukur interaksi nya dengan kesuksesan. Serta menunjukkan hasil belajar dalam bentuk perilaku.

          Slameto (2003: 92-94) (dalam Fathurrohman 2006:2) menyatakan bahwa guru dalam mengajar harus efektif baik untuk dirinya maupun untuk pembelajar. Untuk melaksanakan pembelajaran yang efektif diperlukan syarat-syarat sebagai berikut:

          1. Belajar secara aktif, baik mental maupun fisik.

          2. Guru harus mempergunakan banyak metode pada waktu mengajar.

          3. Motivasi.

          4. Kurikulum yang baik dan seimbang.

          5. Guru perlu mempertimbangkan perbedaan individual.

          6. Guru akan mengajar efektif bila selalu membuat perencanaan sebelum mengajar.

          7. Pengaruh guru yang sugestif perlu diberikan pula kepada siswa.

          8. Seorang guru harus memiliki keberanian menghadapi siswa-siswa nya.

          9. Guru harus mampu menciptakan suasana demokratis di sekolah.

          10. Guru perlu memberikan masalah-masalah yang merangsang untuk   berfikir.

          11. Semua pelajaran yang diberikan pada siswa perlu di integrasi kan.

          Dalam praktiknya, guru perlu mengingat bahwa tidak ada model pembelajaran yang tepat untuk semua kebutuhan peserta didik. Ajari peserta didik seperti apa gaya belajar yang sebenarnya cocok untuk mereka. Dari pemberian ajaran tadi, tujuan pembelajaran dapat tercapai, tepat, dan cocok untuk segala situasi dan keadaan. Ketika memilih model pembelajaran yang tepat harus mempertimbangkan latar belakang siswa, sifat pembelajaran, biaya pembelajaran, ketersediaan sumber daya media, dan kondisi guru. Diberikan di bawah ini, pilihan dan penerapan beberapa model pembelajaran sebagai alternatif strategi perubahan untuk berbagai kondisi dan situasi.

          1. Kooperatif (Cooperative Learning)

          Jadi model kooperatif ini adalah model pembelajaran yang baik dengan  bekerjasama saling membantu memecahkan masalah konsep yang sedang dibahas, menyelesaikan masalah, menyelidiki masalah atau mencari informasi. Teori ini bertujuan agar kelompok kohesif (compacted-participative), setiap kelompok beranggotakan kurang lebih 4 -- 5 orang, peserta didik dikelompokkan secara acak (kemampuan, jenis kelamin, karakter), kegiatan tetap dilakukan dalam pengawasan guru dan diberi fasilitas oleh guru maupun lembaga pendidikan, dan ketika jawaban tercapai, peserta didik diminta untuk memberitahukan jawabannya dalam bentuk laporan atau presentasi.

          2. Pembelajaran Kontektual (Contextual Teaching and Learning)

          Fathurrohman (2006:3) mengungkapkan pembelajaran kontektual dimulai dengan sajian atau tanya jawab lisan yang terkait dengan dunia nyata kehidupan siswa (daily life modeling), sehingga akan terasa manfaat dari materi yang akan disajikan, lalu motivasi belajar muncul, pikiran siswa menjadi konkret, dan suasana kelas menjadi kondusif dan menyenangkan. Prinsip pembelajaran kontektual adalah peserta didik ber aktifitas, peserta didik melakukan dan mengalami kegiatan secara langsung agar tidak hanya menonton dan mencatat saja yang dilakukan oleh peserta didik, dan mengembangkan kemampuan sosialisasi.

          3. Pembelajaran Berbasis Masalah

          Sederhananya, pembelajaran berbasis masalah memakai metode dari masalah materi itu sendiri. Dalam pembelajaran berbasis masalah dimulai dengan adanya permasalahan yang berasal dari materi pembelajaran yang ada. Masalah yang dijadikan pembelajaran dapat muncul dari peserta didik maupun guru yang bersangkutan. Sehingga peserta didik dapat memilih masalah yang dianggap menarik untuk dijadikan pembelajaran.

          4. TGT (Teams Games Tournament)

          Penerapan model ini adalah mengelompokkan siswa yang heterogen yang tugas masing-masing kelompoknya mungkin sama atau berbeda. Peserta didik menerima tugas dan setiap kelompok kolaborasi dalam bentuk kerja individu dan diskusi. Guru dapat memastikan dinamika kelompok konsisten dan kompak, dan ada rasa persaingan yang lebih besar di antara kelompok. Baik dari segi permainan, keterbukaan, keramahan, kebaikan, dan kesopanan. Setelah menyelesaikan kerja kelompok, minta peserta didik untuk presentasi hasil diskusi kepada kelompok lain sehingga mendorong terjadinya diskusi di kelas. Jika jam pelajaran memungkinkan, TGT dapat diadakan dalam beberapa sesi atau  mengisi waktu sebelum PAS diadakan.

          Bila dikaji lebih luas, model pembelajaran memiliki berbagai banyak jenis dan berbagai cara penggunaannya. Guru dapat memilah dan memilih model pembelajaran yang cocok digunakan didalam kelasnya. Kadang kala ada keadaan dimana guru menggunakan model pembelajaran berbasis masalah, ada keadaan pula dimana guru harus menggunakan model pembelajaran TGT. Semua model pembelajaran dapat digunakan sesuka hati dengan tetap mematuhi proses pelaksanaan dan melaksanakan model pembelajaran secara kondusif untuk tercapainya hasil akhir yang diinginkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun