Sederhananya, pembelajaran berbasis masalah memakai metode dari masalah materi itu sendiri. Dalam pembelajaran berbasis masalah dimulai dengan adanya permasalahan yang berasal dari materi pembelajaran yang ada. Masalah yang dijadikan pembelajaran dapat muncul dari peserta didik maupun guru yang bersangkutan. Sehingga peserta didik dapat memilih masalah yang dianggap menarik untuk dijadikan pembelajaran.
     4. TGT (Teams Games Tournament)
     Penerapan model ini adalah mengelompokkan siswa yang heterogen yang tugas masing-masing kelompoknya mungkin sama atau berbeda. Peserta didik menerima tugas dan setiap kelompok kolaborasi dalam bentuk kerja individu dan diskusi. Guru dapat memastikan dinamika kelompok konsisten dan kompak, dan ada rasa persaingan yang lebih besar di antara kelompok. Baik dari segi permainan, keterbukaan, keramahan, kebaikan, dan kesopanan. Setelah menyelesaikan kerja kelompok, minta peserta didik untuk presentasi hasil diskusi kepada kelompok lain sehingga mendorong terjadinya diskusi di kelas. Jika jam pelajaran memungkinkan, TGT dapat diadakan dalam beberapa sesi atau  mengisi waktu sebelum PAS diadakan.
     Bila dikaji lebih luas, model pembelajaran memiliki berbagai banyak jenis dan berbagai cara penggunaannya. Guru dapat memilah dan memilih model pembelajaran yang cocok digunakan didalam kelasnya. Kadang kala ada keadaan dimana guru menggunakan model pembelajaran berbasis masalah, ada keadaan pula dimana guru harus menggunakan model pembelajaran TGT. Semua model pembelajaran dapat digunakan sesuka hati dengan tetap mematuhi proses pelaksanaan dan melaksanakan model pembelajaran secara kondusif untuk tercapainya hasil akhir yang diinginkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H