Mohon tunggu...
Vita Priyambada
Vita Priyambada Mohon Tunggu... Administrasi - Literasi

Penulis dan filatelis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Filateli Membentuk Karakter Bangsa

20 April 2018   22:17 Diperbarui: 20 April 2018   22:33 1002
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peringatan hari filateli dimeriahkan selama tiga hari berturut-turut di Gedung Filateli Jakarta. Bermula pada 29 Maret 2018 dengan penerbitan prangko Dilan, 30 Maret 2018 dengan musyawarah nasional pertama Komunitas Filateli Kreatif Indonesia (KoFKI). 

Acara puncak ulang tahun PFI (Perkumpulan Filatelis Indonesia) ke-96 dan ulang tahun KoFKI ke-6 yang jatuh tiap 29 Maret dirayakan pada Sabtu, 31 Maret 2018. Hadir dalam pembukaan pameran ini Direktur Pos Ditjen PPI Kominfo Ikhsan Baidirus, Deputi Kepala Bisnis Internasional Perum Peruri Shelvy Arifin, Wakil Walikota Jakarta Pusat Bayu Meghantara, Ketua Umum MURI Jaya Suprana, Kepala Kantor Filateli Jakarta (KFJ) Ida Nurhayati. 

Pembukaan dilakukan oleh Ketua Umum PP PFI, Fadli Zon. Peringatan ini ditandai pula dengan penandatanganan Sampul Peringatan Hari Filateli Indonesia 2018 "Filateli Membentuk Karakter Bangsa" oleh Fadli Zon, Ikhsan Baidirus, Shelvy Arifin, dan Bayu Meghantara.

"Kenapa masih ada filateli sementara kemajuan teknologi luar biasa. Ketika semua serba digital satu masa orang akan menghargi sesuatu yang material, salah satunya benda pos. Filateli  tidak hanya bagi orang yang sudah sepuh, tapi saya bisa melihat di sini siswa-siswa dari sekolah di Bekasi, Jakarta, Depok, dan Bogor. 

"Mereka sekarang bisa menghidupkan klub filateli dan ini luar biasa." Demikian antara lain sambutan yang disampaikan Fadli Zon.

Mengusung tema "Filateli Membangun Karakter Bangsa", kemeriahan ulang tahun ini dilaksanakan dengan lomba filateli kreatif yang diadakan oleh KoFKI. Lomba-lomba tersebut adalah lomba menyusun prangko dan benda filateli; lomba mengarang cerita dengan prangko dan lomba desain kartu pos. 

Peserta lomba berasal dari sekolah-sekolah di Depok, Jakarta, Bekasi, dan Bogor. Lomba filateli kreatif (panel dan instalasi) dipertandingkan untuk umum.

Lomba menyusun prangko dan benda filateli dikerjakan secara berkelompok. Mereka menyusun prangko, Sampul Hari Pertama (SHP) dan benda-benda filateli lain dalam lembar karton yang sudah ditentukan panitia. Antara tema, benda filateli, dan cerita yang diusung harus sesuai. Mereka pun boleh berkreasi dengan ornamen yang mereka ciptakan dalam lembar karto itu.

Lomba mengarang cerita dengan prangko dilakukan perorangan. Siswa diminta untuk membuat judul, menyusun cerita dari beberapa prangko yang ditempelkan pada selembar kertas folio sampai menjadi cerita yang menarik dan mudah dipahami. 

Demikian pula dengan lomba desain kartu pos yang dilakukan secara perorangan. Peserta lomba diminta untuk membuat rancangan gambar kartu pos yang menarik kemudian diberi warna.

Pada kesempatan ini para siswa, baik SD dan SMP diberi kesempatan untuk menulis di atas kartu pos berkaitan dengan harapan yang ditujukan kepada walikota Jakarta Pusat. Beberapa kartu pos terpilih dibaca oleh siswa yang bersangkutan dan langsung ditanggapi oleh wakil walikota.

Di dalam ruang pamer ditampilkan kartu-kartu pos bergambar dari Komunitas Postcrossing Indonesia (KPI), peserta lomba filateli kreatif untuk umum, dan lomba instalasi. Sementara di ruang lain ada demonstrasi melepas dan mengeringkan prangko serta praktek menggunakan pinset dari siswa sekolah dasar.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Hobi filateli adalah hobi yang tanpa batas dan dalam benda filateli tersimpan sumber ilmu pengetahuan yang dapat dijadikan sebagai bahan ajar d sekolah-sekolah. Tema geografi, budaya, kesenian, antariksa, dan ilmu apa pun ada di dalam prangko. 

Dengan tema-tema ini siswa diajak menjelajah lebih dalam pengetahuan yang terkait untuk mengikuti lomba menyusun prangko.

Filateli tak lepas dari budaya mengirim surat dan kartu pos. Pada era serba digital, serba mudah, dan serba cepat masih ada penggemar kartu pos bergambar dan mereka saling bertukar kartu pos ini dengan mengirimkannya ke dalam maupun luar negeri. Perlu kesabaran menanti balasan kartu pos dari kawan di seberang sana.

Melatih sabar, tekun, teliti, mampu bekerja sama dalam kelompok merupakan perilaku yang dimiliki oleh filatelis. Menjalin persahabatan melalui tukar menukar benda filateli atau saling bertukar kartu pos dengan teman-teman tanpa memandang asal dan agama. 

Penguatan karakter memerlukan peran serta keluarga, sekolah, dan masyarakat. Filateli membentuk karakter bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun