Mohon tunggu...
Nurvita Fidyanti
Nurvita Fidyanti Mohon Tunggu... Lainnya - 💜💜💜

Just ordinary girl

Selanjutnya

Tutup

Money

Imbas Covid-19 pada Perekonomian Dunia

17 April 2020   12:15 Diperbarui: 17 April 2020   13:56 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Kemudian Dolar Taiwan melemah 0,13%, dan Won Korea Selatan melemah 0,89%,

Ada pula yang melemah terhadap Dolar ASS, Yuan Tiongkok melemah 0,26%, Rupee India melemah 0,86%, Peso Filipina melemah 0.51%, dan Baht Thailand melemah 0.24%

Indonesia pun mengalami dampaknya, Bahkan rupiah hampir menyentuh titik terendah, Pantauan Ipotnews melalui RTI, kurs rupiah tepatnya pada Senin (23/03/2020) ditutup pada level Rp16.575 per dolar AS. Posisi merosot 650 poin atau 4,08% dibandingkan penutupan perdagangan Jumat sore (20/3) di level Rp15.925 per dolar AS. Hal ini merupakan akibat sentimen wabah Covid 19 yang semakin meluas.

Terganggunya aktivitas ekonomi tersebut membuat kinerja banyak perusahaan di dunia terganggu. Akibatnya banyak juga orang yang kini telah kehilangan pekerjaan.

Pemerintah memperkirakan angka pengangguran tahun ini akan kembali meningkat akibat penyebaran wabah virus corona yang tak kunjung usai. Menteri Keuangan Sri Mulyani bahkan mengatakan dalam skenario terberat yang dimiliki pemerintah saat ini tingkat pengangguran bisa naik 5,2 juta orang karena penyakit tersebut.

"Pengangguran yang selama 5 tahun turun, akan naik. Skenario berat ada kenaikan 2,9 juta orang dan bisa lebih berat 5,2 juta orang," katanya Selasa (14/4).

Sri Mulyani mengatakan peningkatan angka pengangguran tersebut akan berimplikasi pada kenaikan jumlah penduduk miskin. Agar masalah tersebut tak benar-benar terjadi, pemerintah katanya, akan menggeber pelaksanaan program kartu prakerja.

Bahkan menurut Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), akan ada 25 juta PHK yang terjadi di seluruh dunia jika wabah tak juga tertangani. Kekacauan itu sendiri telah mulai terlihat jelas saat ini di Amerika Serikat (AS) hingga Austria, kata ekonom Deutsche Bank AG.

"Kami melihat tingkat pengangguran di AS dan Eropa naik hingga ke kalangan remaja," kata Peter Hooper, kepala penelitian ekonomi global di Deutsche Bank AG, sebagaimana dilaporkan Bloomberg.

Sementara itu, menurut para ekonom di JPMorgan Chase & Co., angka pengangguran di pasar negara maju akan melonjak 2,7 poin pada pertengahan tahun ini. Angka itu naik dari sekitar titik terendah dalam empat dekade yang tercatat di awal tahun ini.

Bahkan meski saat ekonomi mengalami pemulihan, mereka masih memprediksi akan ada peningkatan angka pengangguran 4,6% di AS dan 8,3% di zona euro pada akhir 2021.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun