Ketika pandemi di Indonesia mulai "diumumkan" pada bulan Maret 2020, tatanan hidup mulai berubah! Orang berbondong-bondong melakukan panic buying, mulai dari kebutuhan utama sampai ke kebutuhan tambahan. Termasuk juga masker, sampai kejadian mengenakkan terjadi.
Salah seorang adik dari teman saya membeli satu kotak masker di sebuah apotik di Yogyakarta seharga Rp330,000. Bukan soal harganya, karena memang saat itu harga masker menjadi gila-gilaan. Tak disangka, ketika dibuka tampilan masker sepeti masker bekas!
Iya, ternyata yang dijual oleh produsen, yang tidak disebutkan namanya, adalah masker sekali pakai bekas! Siapa sih yang mau pakai masker bekas?
Ya, pandemi membuat produksi masker sekali pakai meningkat tajam. Terlebih di fase anjuran memakai double mask. Menurut The Independent per Maret 2021, saat ini diperkirakan manusia sekarang menggunakan 129 miliar masker sekali pakai setiap bulan di seluruh dunia. Hal ini berarti berarti penggunaan rata-rata masker sekali pakai sekitar 2,8 juta masker per menit. Demikian juga yang dipublikasikan di jurnal Frontiers of Environmental Science and Engineering. Oh ya untuk selanjutnya di konten ini kita sebut limbah masker sekali pakai dengan akronim limbah masker saja ya.
Fenomena penyalahgunaan limbah masker sangat mungkin terjadi, terlebih di masa pandemi. Penyebab utamanya adalah perilaku masyarakat yang mebuang masker secara sembarangan. Oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab akan memungut kembali masker bekas yang masih utuh tersebut lalu menjualnya kembali. Beruntung jika pembeli masih bisa jeli membedakan penampilan masker, jika tidak Terlebih jika penjual sudah sangat lihat mengemasnya.
Coba lihat tempat pembuangan atau bahkan tempat-tempat umum lainnya, dengan mudahnya dijumpai masker yang dibuang begitu saja. Entah apakah bekas orang sehat atau bekas orang sakit yang infeksius. Padahal menurut data dari OceansAsia, Statista butuh waktu hingga 45o tahun untuk masker sekali pakai terurai di alam!
Kalau saja si masker bisa bicara, dia mungkin bakal bilang "Begini amat nasib gue yak". Masker berfungsi melindungi pemakainya dari virus yang hendak masuk ke tubuh manusia khususnya melalui lubang hidung atau lubang mulut. Setelah dipakai, kemudian "disiak-siakan" dengan membuangnya secara sembarangan dan cara tidak bijak lainnya. Tak hanya di daratan, limbah masker sekali pakai pun dijumpai juga di perairan dan lautan. Berawal dibuang di daratan, bisa nyasar ke lautan! Atau juga sebaliknya.
Menurut Pedoman Pengelolaan Limbah Masker Masyarakat dari Kemenkes, masker bekas pakai yang digunakan oleh masyarakat secara umum bukanlah limbah medis seperti yang diproduksi di fasilitas layanan kesehatan (fasyankes). Limbah Masker tersebut tergolong limbah domestik sesuai UU No 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.
Hasil Survei Mini Tentang Penggunaan Masker & Limbah Masker
Lebih lanjut soal masker bekas sekali pakai, saya mencoba melakukan survei kecil-kecilan tentang penggunaan, pembuangan maupun pengelolaan masker bekas sekali pakai di lingkup rumah tangga. Survei saya lakukan melalui Instagram story @visyabiru_ pada hari Rabu - Kamis, 21 - 22 Oktober 2021. Dari survei tersebut, didapatkan data sebagai berikut.
1. Apakah kamu tau bahaya membuang limbah masker sekali pakai sembarangan?
Sebanyak 50% mengaku belum mengetahui bahaya membuang limbah masker sembarangan.
2. Bagaimana caramu membuang limbah masker sekali pakai?
Berbagai cara netizen membuang atau mengelola limbah MSP di rumah antara lain:
- menjadikannya ecobrick
- dibuang ke pembuangan domestik setelah dirusak dan dipisahkan
- dibakar bersama sampah lainnya
Pentingnya Bijak Mengelola & Membuang Limbah Masker
Dari survei di atas sebagian sudah paham cara bijak membuang limbah masker, namun sebagian belum. Masker bekas sekali pakai akan membahayakan jika kita tidak bijak membuang dan mengelolanya! Limbah MSP yang terbuang di alam terbuka atau TPA dapat menyebabkan:
Pertama, pencemaran air apabila masker terbawa ke sungai atau laut.
Kedua, mengganggu habitat hewan bahkan menyakiti hewan jika terjerat tali atau bahkan termakan masker.
Ketiga, penyalahgunaan masker bekas seperti dijual kembali.
Keempat, media "transfer" virus atau penyakit dari masker ke orang sekitar, terlebih petugas kebersihan. Apalagi di masa pandemi dimana virus Covid19 tersebar dimana-mana. Membuang limbah masker dengan tidak bijak berpotensi menjadi tempat penularan virus Covi19.
Kesemua fakta dan data di atas, seharusnya membuat kita semakin tersadarkan untuk mulai bijak membuang dan mengelola limbah MSP. Tapi sebelum tahu mau "dibawa" kemana limbah masker bekas sekali pakai kita, ada beberapa hal yang harus kita perhatikan.
- Masker sekali pakai digunakan oleh orang sakit / pasien, baik sudah berstatus positif, masih PDP atau bahkan ODP maka masker tersebut dikategorikan sebagai limbah B3 infeksius/limbah medis, yang mana penanganannya sesuai dengan penanganan limbah B3 sesuai orang tersebut dirawat atau diisolasi.
- Masker bekas pakai dari ODP ataupun PDP yang melakukan isolasi mandiri di rumah, sesuai dengan SE Menteri LHK, masker tersebut harus dipisahkan dari sampah rumah tangga lainnya, dikemas tersendiri menggunakan wadah/plastik yang tertutup rapat dan diberi label “Limbah Infeksius” dan diserahkan ke Suku Dinas LH terdekat.
- Masker bekas yang dipakai oleh orang sehat harus dilakukan pembuangan dan pengelolaan yang bijak.
Bijak Membuang & Mengelola Limbah Masker dari Rumah
Salah satu sumber produksi limbah terbesar adalah lingkup rumah tangga, termasuk limbah masker ini. Dalam hal ini kita akan fokus pada limbah masker yang dipakai sehari-hari oleh orang sehat atau setidaknya tidak terdiagnosa suatu penyakit (berbahaya) dan dalam lingkup rumah tangga
Jadi... harus "dibawa" kemana limbah masker kita?
Ada dua hal yang bisa dilakukan untuk menangani limbah masker medis dari rumah secara bijak; bijak membuang dan bijak mengelola dari rumah. Sayangnya masih banyak yang belum melakukannya denga beragam alasan seperti tidak tahu cara pembuangan dan pengelolaan yang tepat.
Bijak Membuang Limbah Masker dari Rumah
Sebelum membuang, lakukan hal-hal berikut ini ya!
- Melakukan desinfeksi. Desinfeksi dilakukan dengan merendam masker dalam larutan desinfektan, klorin atau pemutih.
- Merubah bentuk masker. Gunting masker menadi tidak utuh agar tidak disalahgunakan.
- Buang ke tempat sampah domestik setelah dibungkus plastik yang rapat. Pemerintah telah menyediakan tempat sampah/drop box khusus masker di ruang publik, masyarakat bisa membuang masker sekali pakai tersebut di tempat sampah khusus masker yang telah disediakan atau menyalurkan ke lembaga independen.
- Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah melakukan pengelolaan masker.
Nah limbah masker bisa kamu salurkan ke lembaga berikut ini:
- Suku Dinas Lingkungan Hidup Kota (teman-teman bisa menghubungi kontak Sudin LH kota masing-masing sebelum mengirimnya ya)
- Bumiku
- Upakara Persada
- Dumask (Dropbox-Used Mask), bekerjasama dengan Danone Indonesia.
Mereka punya prosedur sendiri dalam mengelola dan pastinya punya tools yang mumpuni. Contohnya UPAKARA PERSADA, limbah masker medis akan dihancurkan dengan pemanasan bersuhu tinggi, kemudian diolah menjadi biji plastik yang salah satu kegunananya bahan dasar pembuatan pot. Modal kita hanya kemasan pengiriman dan ongkir.
Mengelola Limbah Masker dari Rumah
Selain mengirimnya ke lembaga pengelola, kita juga bisa lho mengelola sampah masker medis dari rumah. Eits tapi perhatikan dulu hal berikut ini ya!
- Pastikan limbah masker hanya penggunaan pribadi atau keluarga satu rumah, bukan dari orang lain.
- Pastikan kamu tidak sedang menderita penyakit tertentu.
Langsung aja yuk kita praktikkan daur ulang limbah masker medis! Bisa jadi apa saja ya?
Wadah Pengharum Ruangan
Nah ini lebih sederhana lagi karena yang dibutuhkan hanya masker medis, stapler dan kulit jeruk. Langsung aja ke cara membuatnya yuk!
- Potong bagian tengah masker, pisahkan antara tali dan tulang masker
- Staples bagian tengah masker sehingga membentuk kantung. Bagian tali untuk pegangan.
- Masukkan kulit jeruk dan gantung di ruangan
Pot Cantik Rumahan
Sebelum memutuskan membeli pot baru, yuk kita coba membuat pot sendiri dari limbah masker di rumah. Bahan dan cara pembuatannya bisa dibilang cukup sederhana
Siapkan bahannya berikut ini ya!
- semen
- air
- cetakan pot (bisa menggunakan buatan sendiri dari kayu atau membeli di e-commerce)
- limbah masker medis tercacah
Yuk mulai membuat!
- Lakukan disinfeksi 2 kali. Pertama dengan cairan pemutih. Rendam selama beberapa saat lalu jemur hingga kering.
- Semprot masker dengan cairan disinfektan.
- Potong masker menjadi potongan kecil kecil
- Campurkan dengan semen dan air. Aduk hingga tercampur rata
"Lho kok ngga pakai pasir? Itu maskernya cuma buat dikubur aja?"
Jika biasanya kita menggunakan pasir untuk membuat cetakan dari semen, dalam hal ini, masker adalah pengganti pasir tersebut. Kandungan plastik dalam masker bisa menjadi pengganti pasir yang berfungsi melekatkan air dan semen. Jadi fungsi masker disini bukan sekadar dikubur dalam semen begitu saja.
Mencegah dan Mengurangi Lebih Baik daripada Membuang dan Mengelola
Ungkapan "mencegah lebih baik dari mengobati" berlaku untuk penggunaan masker sekali pakai. Sebelum ke tahap membuang dan mengelola, yuk, lakukan hal berikut!
- Mencegah (refuse). Sebisa mungkin kurangi penggunaan masker sekali pakai dengan menggunakan masker guna ulang.
- Mengurangi (reduce). Kalaupun harus memakai masker sekali pakai, gunakan dengan bijak. Artinya bepergianlah seperlunya saja, mengingat saat ini pandemi masih terjadi.
Semua jenis limbah yang kita hasilkan pada dasarnya bisa dicegah atau diminimalisasi kemungkinan produksinya. Itulah fase paling awal sebelum akhirnya kita harus membuang. Jika pada akhirnya harus membuang, lakukan #BijakMembuang, tidak hanya untuk limbah masker, namun segala jenis sisa konsumsi kita lainnya. Ingat, bumi tidak butuh kita, tapi kitalah yang butuh bumi.
Jadi...mau dibawa kemana limbah maskermu?
Pastikan kamu membawanya ke tempat yang tempat, tempat limbah tersebut punya kehidupan kedua. Yuk bijak membuang dan mengelola limbah masker kita!
Artikel ini ditulis untuk final project Danone Digital Academy 2021
Referensi:
Materi Webinar "Pengelolaan Sampah & Daur Ulang Masker Bekas" oleh Kertabumi Recycling Center, 21 Oktober 2021.
Materi Kelas Belajar Zero Waste "Limbah B3 & Medis", September 2021.
Ebook Pengelolaan Limbah Masker di Masyarakat oleh Kemenkes RI
piat.ugm.ac.id
www.dlhk.jogjaprov.go.id
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H