Mohon tunggu...
Visto Kartika
Visto Kartika Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Apakah Transplantasi Organ Memicu Kanker?

17 September 2017   18:05 Diperbarui: 17 September 2017   18:36 980
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pada artikel sebelumnya, sayamembahas tentang sel yang artinya kumpulan materi paling sederhana yang dapathidup dan merupakan unit penyusun terkecil semua makhluk hidup. Sedangkansekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi sama disebut jaringan. Dankelompok jaringan yang melakukan beberapa fungsi disebut organ. Pada kesempatanini, kita akan membahas organ manusia atau hewan. Organ hewan atau manusiasecara umum mencakup jantung, paru-paru, otak, mata, lambung, limpa, pankreas,ginjal, hati, usus, kulit, uterus, saluran urin, tulang, dan lainnya. Banyakorang berpendapat bahwa transplantasi organ dapat memicu kanker. Bagaimanapendapat kalian?

Jadi, apa itu transplantasi organ? Transplantasi organ adalah cangkok atau pemindahan seluruh atau sebagian organ dari satu tubuh ke tubuh yang lain, atau dari suatu bagian ke bagian yang lain pada tubuh yang sama. Transplantasi ini ditujukan untuk menggantikan organ yang sudah tidak befungsi baik pada penerima dengan organ lain yang masih berfungsi dari donor. Organ yang di transplantasikan bisa berasal manusia yang masih hidup maupun sudah meninggal selama itu memenuhi syarat untuk didonorkan.

Sedangkan kanker adalah penyakityang ditandai dengan kelainan siklus sel khas yang menyebabkan sel kita tumbuhtidak terkendali (menjadi sel kanker) dan bisa menyebar dan menyerang jaringanbiologis lain di dekatnya dan tentunya bisa menyebabkan kematian. karakterganas inilah yang membedakan kanker dari tumor jinak. Sebagian besar kankermembentuk tumor, tetapi beberapa tidak, seperti leukimia.

Sedangkan penyebab kanker bisa berasal dari:

 Bahan Kimia
 Contohnya yaitu zat-zat yang terdapat pada asap rokok dapat menyebabkan berbagai jenis kanker pada perokok aktif maupun perokok pasif dalam jangka waktu yang lama. Juga bahan kimia untuk industri serta asap yang mengandung senyawa karbon dapat meningkatkan kemungkinan seorang pekerja industri menderita kanker.

 Penyinaran yang berlebihan(Radiasi)
 Sinar ultra violet yang berasal dari matahari, sinar radio aktif, sinar X yang berlebihan atau sinar radiasi dapat menimbulkan kanker kulit dan leukemia.

 Virus
 Beberapa jenis virus bisa menyebabkan perubahan sel normal menjadi sel kanker. Jenis virus ini disebut virus penyebab kanker atau virus onkogenik, contohnya HIV -- AIDS dan hepatitis.

 Hormon
 Hormon adalah zat yang dihasilkan kelenjar tubuh yang fungsinya adalah mengatur kegiatan alat-alat tubuh dari selaput tertentu. Pada beberapa penelitian diketahui bahwa pemberian hormon tertentu secara berlebihan dapat menyebabkan peningkatan terjadinya beberapa jenis kanker seperti payudara, rahim, indung telur dan prostat.

 Makanan
 Zat atau bahan kimia yang terdapat pada makanan tertentu dapat menyebabkan timbulnya kanker misalnya makanan yang lama tersimpan dan berjamur dapat tercemar oleh aflatoxin yang mana merupakan zat yang dihasilkan jamur Aspergillus Flavus yang dapat meningkatkan resiko terkena kanker hati.

Keturunan
 Keturunan(genetik) merupakan salah satu faktor penyebab kanker.
 faktor genetik ini menyebabkan kanker karena penyebab kanker adalah mutasi DNA yang memang diturunkan dari orangtua kepada anaknya, akan tetapi tidak semua jenis kanker dapat diturunkan. Hal tersebut dipengaruhi karena letak mutasi pada DNA yang dialami dan juga genotype dari mutasi yang terjadi.

Sedangkan macam -- macam penyakit kanker ada 120-an jenisnya.Yang umum terjadi yaitu kanker darah atau leukemia, kanker hati, kankerpayudara, kanker kulit Melanoma, kanker lambung, kanker lidah, kanker mulut,kanker mata, kanker otak, dan kanker Tiroid.

Jadi,dari teori di atas, apakah ada hubungannya transplantasi organ dengan kanker?Dan ternyata berdasarkan penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa penerimatransplantasi organ dua kali lipat berisiko terkena kanker dibandingkan denganpopulasi umum. Dan risikonya meningkat untuk 32 jenis kanker yang berbeda. Dr.Eric Engels, peneliti senior bagian infeksi dan epidemiologi dari DivisiEpidemiologi Kanker dan Genetika di US National Cancer Institute diRockville.dan timnya mengkaji data sebanyak hampir 176.000 transplantasi organpadat yang dilakukan pada tahun 1987 hingga 2008 di AS. Para peneliti menemukanbahwa angka kejadian keseluruhan kanker 2,1 kali lebih tinggi dari yangdiharapkan dalam populasi non transplantasi. Engels juga mengatakan bahwaRisiko penyakit limfoma non-Hodgkin meningkat lebih dari tujuh kali lipat.Tingkat kanker paru-paru dan hati juga meningkat secara signifikan. Tak hanyaitu, Risiko kanker paru-paru tertinggi pada penerima transplantasi paru-parudan risiko kanker hati tampaknya hanya meningkat pada penerima transplantasihati. Juga menurut penelitian ini, insiden kanker ginjal meningkat hampir limakali lipat pada semua penerima transplantasi. Hal ini kemungkinan karenapenyakit yang mendasari pasien membutuhkan ginjal baru dan kemungkinanimunosupresan (obat penekan system kekebalan) berperan pada semua pasientransplantasi. Sehingga, Engels menekankan bahwa pasien transplantasi perludiperiksa secara hati -- hati dan terus dipantau.

Meskipundemikian, para ahli mengatakan bahwa manfaat dari transplantasi jauh lebihbesar daripada risiko tersebut. Engels menekankan bahwa masyarakat perlumemahami bahwa transplantasi adalah salah satu kisah sukses terbesar dalamdunia kedokteran. Menurutnya, transplantasi adalah perawatan yang sangatefektif untuk pasien dengan penyakit organ yang parah.

Saatproses transplantasi, resipien memiliki sistemimun yang menyebabkanpenolakan terhadap organ yang akan ditransplantasikan.Penolakan yaituproses dari sistem imun si penerima pencangkokan menyerang organataujaringan atau tissu yang dicangkok. Sebab sistem imun normal dan sehatdapatmembedakan organ atau jaringan atau tissu asing untukmenghancurkan mereka.Seperti sistem organisme menghancurkan bakteri danvirus yang menginfeksinya.

Antigen MHC atauHLA menjadi alasan utama penolakansecara genetik dari penerima cangkokanterhadap organ atau jaringanasing. Alloantigen ini dibawa ke sel T oleh HLAkompleks yang menentukankecepatan penolakan ini akan terjadi.

Sehingga, setelah transplantasi,penerima organ harus mendapat obat penekan sistem kekebalan (imunosupresan)yang kuat untuk mencegah penolakan organ baru. Dr. Lewis Teperman, kepala bedahtransplantasi di NYU Langone Medical Center di New York City mengatakan "Kamitahu bahwa tumor tertentu akan berkembang setelah transplantasi. Tumor tertentujuga diketahui berkaitan dengan virus. Jadi ketika kami memberikan obatimunosupresan, kami mengurangi kemampuan tubuh untuk melawan virus."

Dr. Darla Granger, direktur program transplantasipankreas di St John Hospital dan Medical Center di Detroit mengungkapkan bahwamenekan sistem kekebalan tubuh meningkatkan risiko kanker dan jika sudahterkena kanker, diperlukan sistem kekebalan yang kuat untuk melawan kanker.Karena jika sistem kekebalan tubuh kita lemah, virus akan dengan mudahmenyerang kita terutama virus yang menyebabkan kanker. Sebagai contoh, penyakitnon-Hodgkin dan Hodgkin limfoma berkaitan dengan virus Epstein-Barr, sedangkanbeberapa jenis kanker serviks disebabkan oleh virus human papillomavirus (HPV),dan beberapa kanker hati disebabkan oleh virus hepatitis B atau C. Virus-virusini berperan hingga 20% terhadap penyebab timbulnya kanker pada manusia diseluruh dunia. Dengan kata lain, memang tidak semua kanker berkaitan denganimunosupresan, namun pada kasus seperti kanker hati dan paru-paru, adakemungkinan bahwa kanker kecil telah muncul dalam tubuh sebelum dilakukannyatransplantasi. Sehingga, sekarang dokter dan ilmuwan sedang memikirkanbagaimana cara mengurangi penggunaan imunosupresan.

Pemicu kanker karena transplantasi organ jugaterjadi karena organ yang di transplantasikan tersebut sudah terkena kanker(tedapat sel kanker di organ tersebut). Padahal sebelum proses transplantasi,Calon penerima dan pendonor diperiksa dengan teliti terhadap kemungkinanadanya penyakit infeksi atau menular, kanker, HIV dan lain sebagainya. Engelsjuga mengatakan Tingkat kanker paru-paru dan hati juga meningkat secarasignifikan, dan Engels menduga bahwa ini disebabkan oleh kanker yang telah adasebelumnya pada organ tersebut. Sebagai contoh, pengobatan untuk beberapa jeniskanker hati adalah dengan cara transplantasi hati, dan itu mungkin disebabkanbeberapa sel kanker bertahan dalam proses transplantasi.

Dan yang mengejutkan adalah bahwa anak -- anak lebihmungkin terkena kanker jika pernah melakukan transplantasi organ dibandingorang dewasa. para ahli dari National Cancer Institute menyatakan jika anakyang pernah mengalami transplantasi organ, maka ia berisiko lebih tinggi untukmengalami penyakit kanker ketimbang anak-anak normal lain seusianya. 

Daripenelitian ini, sebanyak 18 ribu pasien anak-anak. Spesifiknya, diketahui bahwakelompok anak yang pernah mengalami transplantasi organ sebelumnya, memilikirisiko 19 kali lebih tinggi untuk terkena Non-Hodgkin's lymphoma. Sedangkanrisiko kanker darah pada anak yang mengalami transplantasi sebanyak 4 kalilipat lebih tinggi. Selain itu, disebutkan juga beberapa penyakit kanker lainyang dapat dipicu oleh hal ini, yaitu kanker hati, kanker ginjal, sertamultiple myeloma. 

Para ahli memperkirakan hal ini berkaitan dengan sistemkekebalan tubuh serta kecocokan organ transplantasi yang diterima oleh anak.Respon yang diterima oleh penerima transplantasi organ akan berbeda-beda,faktor ini yang mungkin menjadi faktor risiko dari kanker pada anak.

Jadi pada intinya, benar bahwa transplantasi organmemicu terjadinya kanker. Yang pada umumnya disebabkan karena saattransplantasi, harus diikuti dengan pemberian imunosupresan yang membuat tubuhkita tidak menolak organ dan memperlancar transplantasi organ tetapiimunosupresan memberikan efek samping membuat virus kanker menyerang organkita. Juga faktor lain karena organ yang akan ditransplantasikan sudah memilikisel kanker sebelumnya. 

Tetapi hal ini jarang terjadi karena sebelum melakukantransplantasi, baik calon penerima dan pendonor diperiksa dengan telititerhadap kemungkinan adanya penyakit infeksi atau menular, kanker, HIV dan lainsebagainya. Hal ini mungkin terjadi karena ada pasar gelap yang menjual-belikanorgan yang tidak jelas kelayakannya. Sehingga jika kita ingin melakukantransplantasi organ, lebih baik memverifikasi organ yang akanditransplantasikan. 

Sedangkan kanker sendiri muncul karena banyak faktorseperti hormon, bahan kimia (seperti asap rokok, asap pabrik), radiasi(terutama radiasi ultraviolet dari matahari yang menyebabkan kanker kulit), danjuga bisa melalui keturunan. Walaupun demikian, para ilmuwan tetap mengatakanbahwa manfaat dari transplantasi jauh lebih besar daripada risiko tersebut.

Dan sebaiknya, yang akan melakukan atau sudahmengalami transplantasi organ, disarankan untuk tidak merokok, jangan mecoba --coba narkotika, mematuhi praktik kesehatan yang baik, mengenakan tabir surya,dan jika sudah transplantasi, menjalankan skrinin pemutaran yang disarankanoleh dokter. Jadi jangan pernah takut untuk menjalani transplantasi jika memangdiperlukan. Karena transplantasi organ sangat dianjurkan oleh para ahli untukmenyelamatkan kehidupan pasien.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun