Anthony Giddens merupakan sosiolog sekaligus filsuf asal Inggris yang lahir pada tanggal 18 Januari 1938 di London Utara. Di usia 21 tahun, Giddens menempuh pendidikan di BA: University of Hull: Psikologi & Sosiologi, kemudian dilanjut ke MA: London School of Economics (LSE), dan meneruskannya di Ph.D: King' College London di tahun 1974. Giddens diangkat menjadi dosen pada tahun 1961 di Univ. Leicester, kemudian menjadi dosen sosiologi di Univ. Cambridge di tahun 1969.
Dan enam belas tahun kemudian, Giddens menjadi profesor di Universitas yang sama. Selain itu, Giddens juga pernah menjadi anggota kehormatan pada King's College London, Pendiri Polity Press, Penasihat Tony Blair, dan Rektor LSE pada tahun 1997.Â
Kombinasi pemikiran klasik dengan kepekaan terhadap isu-isu teori sosial kontemporer menjadi tulisan-tulisan Giddens. Karya Giddens yang berjudul "The Third Way" menarik minat Kanselir Jerman yang bernama Gerhard Schroeder serta Tony Blair, seorang putra mahkota Inggris. Selain The Third Way, karya Giddens yang paling terkenal dalam dunia sosiologi berjudul "The Constitution of Society" (1984).
Dalam pandangannya Giddens, salah satu kritiknya terhadap Marx adalah kekeliruan Marx dalam mengasosiasikan industrialisme dan kapitalisme serta percaya bahwa perubahan yang mendasar dalam keadaan organisasi dan teknis masyarakat disebabkan oleh transendensi dari masyarakat kapitalis, dan teknorat beserta partai mengendalikan massa buruh yang diandalkan oleh masyarakat negara sosialis.Â
Sedangkan kritik Giddens terhadap Parsons, Giddens menentang bahwa sistem memiliki kebutuhan atau fungsional, karena yang berkebutuhan hanyalah manusia bagi Giddens. Giddens melihat bahwa pandangan dunia lebih lekat kepada Weber, dimana sejarah condong kepada realitas yang begitu kompleks dan perangkat analitis serta kepentingan teoritis lah yang bisa menangkapnya.
Dialektika pemikiran Giddens, terdiri dari, 1) Dualisme VS Dualitas, pemikiran ilmu sosial selama ini hanya terjebak dalam ketegangan atau dualisme; 2) Teori Interpretatif VS Teori Tindakan; 3) Interaksionisme Simbolik VS Fungsionalisme. Kemudian, terdapat dua kubu dalam dialektika pemikiran Giddens.Â
Pertama, kubu yang penekanannya pada keutuhan agensi, yang menafsirkan bahwa perilaku seseorang memiliki kekuatan yang besar dalam segala hal tanpa campur tangan kekuatan struktur (Subjektivisme: fenomenologi, etnometodologi).Â
Kedua, kubu yang memposisikan struktur menjadi pemegang yang lebih mendominasi dari pada agensi (Objektivisme: strukturalisme, marxisme, fungsionalisme). Kubu-kubu tersebut dijabarkan Giddens menjadi, 1) Subjektivisme VS Objektivisme; 2) Voluntarisme VS Determinisme; 3) Agen VS Struktur.
Selanjutnya, ada teori strukturasi yang dikemukakan oleh Giddens yang terdiri dari agen dan struktur. Dimana agen merupakan aktor atau pelaku (individu) yang bercirikan kemampuan akuntabilitas dan refleksif. Berikutnya, struktur yang merupakan aturan serta sumber daya yang tercipta dari praktik sosial serta pembentuk keterulangan praktik sosial.Â
Giddens berpendapat bahwa menurut teori strukturasi, bidang mendasar ilmu sosial merupakan praktik sosial yang diatur melewati ruang dan waktu. Menurut Bernstein, menjelaskan hubungan dialektika dan kaitan pengaruh mempengaruhi antara agen dengan struktur menjadi tujuan fundamental dari teori strukturasi.
Konsep kunci dari teori strukturasi adalah 1) Prosesnya yang "menstruktur"; 2) Agen dan struktur yang integratif; 3) Penggabungan kekuatan relasi tindakan manusia dengan evolusi struktur sosial; 4) Hubungan timbal balik antara struktural sosial dengan manusia yang interaktif; 5) Strukturisasi; 6) Analitisnya harus dititkberatkan pada interaksi manusia dan proses pembangunan sosial; 7) Adanya konsekuensi yang tidak diinginkan;Â
8) Aktor dan struktur yang dualitas; 9) Hasil dari tindakan yang berasal dari struktur yang menjadi prinsi praktik-praktik di beragam ruang dan waktu; 10) Struktur yang mampu mengatasi ruang dan waktu sehingga dapat diberlakukan dalam beragam situasi; 11) Ruang dan waktu memiliki porsi penting dalam teori strukturisasi; 12) Meruntuhkan pembagian struktur-agensi; 13) Masyarakat memiliki bentuk dan bentuk tersebut hanya berpengaruh pada orang-orang. Sehingga, Â struktur diproduksi dan mereproduksi apa yang dilakukan oleh orang-orang.
Struktur memiliki tiga gugus. Pertama, (S) Signifikasi, berupa simbolis, penyebutan, penandaan, pengungkapan, dan wacana. Kedua, (D) Dominasi, berupa barang/ekonomi dan orang/politik. Ketiga, (L) Legitimasi, di dalamnya ada skemata. Skemata struktural Giddens digambarkan sebagai berikut. Â Konsep Giddens yang berikutnya adalah agen/pelaku. Ada tiga dimensi internal pelaku (psikoanalisis), yaitu unconciousness motive, practical conciousness, discursive conciousness.Â
Giddens menyatakan bahwa betapapun kecilnya, perubahan akan selalu terkait dalam proses strukturasi. Sebagai aktor/pelaku, kita mempunyai kemampuan untuk waspada serta instropeksi, kemudian merefleksikan diri. Ketika kapasitas dalam memonitor menghasilkan derutinisasi maka perubahan akan terjadi sehingga menyebabkan terjadinya keusangan.Â
Tindakan dalam ruang dan waktu terdiri dari lima bentuk. 1) Tindakan sosial memperlukan ruang dan juga waktu; 2) Teknologi menciptakan jarak antara ruang dan waktu yang mengakibatkan pencabutan waktu dari ruang, kemudian hadirnya globalisasi dan kapitalisme; 3) Tatap muka atau Face to face; 4) Tribal society -- class divided society -- kapitalisme; 5) Pengawasan dalam bentuk penyadapan yang ada di negara modern. Selanjutnya, ada konsep modernitas yang memiliki 4 ciri.Â
Pertama, kapitalisme yang merupakan pasar yang kompetitif-regulated price-driven-keuntungan/profit. Kedua, industrialisme, mengubah alam, memproduksi enegri, dan created environment. Ketiga, state surveillance, kapasitas pemata-mataan berupa kontrol fisik. Terakhir, militerisme, yaitu kontrol terhadap alat kekerasan berupa industri perang dan negara.
Ada beberapa kritik yang diberikan terhadap Giddens diantaranya, teori strukturasi bukanlah jawaban yang cukup untuk menantang teori sosial kontemporer, proyek milik Giddens yang membahas rekonstruksi dan sintesis dianggap teori yang masih tradisional (konservatif), eklektisime yang menampakkan ketidakaslian. Selain Giddens, Pierre Bourdieu dan Norbeth Ellias juga mekonstruksikan konsep relasi antara agen dan struktur yaitu tentang habitus dan figuration.
TERIMA KASIH.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI