Mohon tunggu...
Visellia Aisharesti
Visellia Aisharesti Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Jurusan Ilmu Hubungan Internasional - Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta

Saya suka menggambar.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Diplomasi Pangan melalui Program Qatar-Indonesia Year of Culture 2023

24 Mei 2024   07:00 Diperbarui: 25 Mei 2024   10:03 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Makanan memberikan peran yang penting bagi kehidupan manusia karena kita memperoleh energi dari makanan untuk menjalankan fungsi tubuh dan bahan penyusun tubuh sehingga makanan dapat menjadi salah satu media yang dianggap efektif untuk berdiplomasi. 

Kaitan makanan dalam hubungan internasional sudah berkembang yang sebelumnya dijadikan sebagai salah satu sumber daya kekuatan tradisional menjadi sumber daya yang memiliki pengaruh terhadap unsur budaya. 

Hal ini dikarenakan makanan merupakan bahasa universal yang tentunya dapat menyatukan orang-orang dan menjalin hubungan antar budaya dan bangsa yang berbeda-beda. Konsep diplomasi pangan bukanlah hal baru, namun telah mendapatkan perhatian lebih dalam beberapa tahun terakhir sebagai cara yang ampuh untuk mendorong pemahaman dan kerja sama yang lebih besar antar negara. 

Salah satu program yang mengsusung diplomasi pangan yaitu culinary journey antara Indonesia dengan Qatar. Culinary journey Indonesia dengan Qatar yang dilakukan oleh Qatar Museum, diadakan pada tahun 2023, dan diselenggarakan di Ubud Food Festival 2023. 

Program ini merupakan rangkaian pertukaran budaya tahunan Qatar-Indonesia 2023 Year of Culture. Setiap tahunnya Qatar Museum menunjuk satu negara untuk dilakukan pertukaran budaya dan tahun itu Indonesia terpilih. 

Aku Cinta Makanan Indonesia (ACMI) terpilih sebagai mitra program pertukaran budaya Indonesia-Qatar. Dalam pertukaran budaya tersebut, Qatar Museum menjalin kerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). 

Culinary journey ini merupakan program yang secara turun temurun terkandung unsur nilai budaya dan sosial kemasyarakatan yang tinggi di dalamnya. 

Dalam pertukaran budaya tersebut, tiga kuliner Indonesia yang dipilih yaitu yang berasal dari Bali, Sumatera Utara, dan Papua. Ketua Umum Aku Cinta Makanan Indonesia (ACMI), Shanti Serad, di Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali, mengutarakan pendapatnya mengapa tiga kuliner tersebut terpilih. 

Yang pertama, kuliner Bali yang tentunya khas dan kaya akan rempah-rempah.

Kemudian kuliner yang berasa dari Sumatera Utara hasil akulturasi antara kuliner Sumatera dengan India. 

Kuliner asal Papua yang menggunakan sagu sebagai makanan pokok sehingga memiliki ciri khas tersendiri. 

Dalam program itu, dipertemukan dua chef ternama dari Qatar, yaitu Hassan Abdullah Alibrahim dan Noof Al Marri dengan satu chef ternama Indonesia, yaitu Devina Hermawan. Kedua chef asal Qatar tersebut mengikuti proses pembuatan kuliner asli tanah air secara tradisional, sekaligus mengenalkan kuliner khas dari negara mereka juga. 

Selain itu, mereka mengeksplorasi ke berbagai wilayah di Indonesia sehingga mendapatkan pengalaman yang unik dalam gastronomi, mencicipi berbagai hidangan, mempelajari teknik tradisional dalam memasak, dan mempelajari makanan-makanan. 

Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mempelajari budaya dan memperluas wawasan antar negara melalui masyarakatnya, makanan tradisional yang terdapat di setiap daerahnya beserta bahan-bahan apa saja yang digunakan dalam masakan tersebut, dan juga tradisi-tradisi apa saja yang ada.

Kedua chef tersebut juga mengajak pengunjung untuk mencari persamaan antara tradisi mereka dengan makanan Indonesia sehingga menggambarkan kekuatan tradisi kuliner sebagai jembatan antar negara, sejalan dengan esensi Qatar Indonesia Year Culture 2023.

Chef Noor yang berasal dari Qatar juga menyatakan telah belajar banyak terkait budaya, tradisi dan sejarah di berbagai wilayah di Indonesia. Chef Noor juga berpendapat apabila Indonesia kaya akan rempah-rempah dan bumbu-bumbu sehingga hal itu lah yang membentuk masakan tradisional Indonesia.

Pada rangkaian terakhir acara Ubud Food Destival, chef mempertunjukkan keahlian mereka dalam membuat masakan tradisional khas Qatar, yaitu Kebab Nakhe dan Sinole Ikan. Kebab Nakhe ini tidak jauh berbeda dengan bakwan atau bola-bola. 

Kedua hidangan ini lezat apabila dinikmati secara bersamaan dan cocok menjadi pilihan camilan sore. Kombinasi rasa ini dapat membawakan sentuhan baru hasil dari program pertukaran budaya antara Qatar dan Indonesia.

Program ini tentunya membawa keuntungan bagi kedua negara karena merupakan suatu upaya untuk berdiplomasi melalui pangan yang memiliki tujuan agar kedua belah negara dapat mengenal budaya antar negara sehingga dapat menambah pengalaman maupun wawasan. 

Selain itu, diplomasi pangan yang dilakukan melalui Qatar-Indonesia ini dapat mempererat tali persaudaraan antara kedua negara dengan menggali keunikan dan keragaman budaya masing-masing negara. 

Program ini menjadi ajang pengenalan filosofi budaya, norma dan kebiasaan masyarakat yang diwariskan dalam makanan, baik dari bahan-bahan yang dipergunakan maupun cara memasaknya.

Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia sehingga dapat dijadikan sebagai media untuk berdiplomasi. Salah satu contoh dari diplomasi pangan yaitu program Qatar-Indonesia 2023 Year of Culture yang di mana perjalanan kuliner Qatar-Indonesia tersebut bertujuan untuk mendorong pertukaran budaya melalui makanan. 

Qatar mengundang para chef Indonesia untuk menampilkan masakan mereka, mempromosikan cita rasa dan tradisi kuliner Indonesia di Qatar. Demikian pula para chef Qatar yang mengunjungi Indonesia untuk belajar tentang warisan kuliner yang beragam, memupuk rasa saling pengertian dan apresiasi antara kedua budaya. 

Oleh karenanya, keragaman kuliner dapat dijadikan sebagai salah satu media yang paling cair untuk mempromosikan adat istiadat, aneka budaya, sampai nilai-nilai masyarakat. Melalui acara makan bersama dan pertukaran kuliner, negara-negara dapat memupuk rasa saling pengertian, mendorong perdamaian, dan memperkuat hubungan diplomatik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun