Negara-negara besar juga berupaya untuk mempengaruhi penerapan norma dan standar untuk mengatur dan mengelola AI. Setidaknya terdapat tiga aktor global utama yang berusaha membentuk norma rezim digital, yaitu Tiongkok dengan pendekatan AI Sovereignty, Uni Eropa dengan pendekatan AI Regulation, dan AS dengan pendekatan AI Liberalisation.
Masyarakat Indonesia juga perlu mendidik mengenai perbedaan antara berita yang dihasilkan oleh manusia dan oleh mesin. Pemahaman akan kualitas informasi sangat penting untuk memastikan bahwa masyarakat dapat mengambil keputusan yang tepat berdasarkan berita yang mereka konsumsi.
Masa depan jurnalisme akan sangat dipengaruhi oleh bagaimana industri ini beradaptasi dengan perkembangan teknologi seperti AI. Jurnalis tidak perlu merasa terancam oleh kemajuan ini; sebaliknya, mereka harus melihatnya sebagai peluang untuk meningkatkan kualitas kerja mereka. Dengan memanfaatkan AI sebagai alat bantu, jurnalis dapat lebih fokus pada aspek kreatif dari pekerjaan mereka sambil tetap mempertahankan tanggung jawab etis.Â
Ke depan, kolaborasi antara manusia dan mesin akan menjadi kunci dalam menciptakan jurnalisme yang berkualitas tinggi. Jurnalis harus terus berkomitmen pada prinsip-prinsip dasar jurnalistik—kejujuran, akurasi, dan tanggung jawab sosial—sambil mengambil informasi memanfaatkan teknologi untuk melayani masyarakat dengan yang lebih baik.
Oleh karena itu, masa depan jurnalisme tidak hanya bergantung pada teknologi tetapi juga pada kemampuan manusia untuk beradaptasi dan berinovasi dalam menghadapi tantangan zaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H