Ketika berbicara tentang inovasi teknologi, Silicon Valley di San Fransisco adalah nama tempat yang selalu disebut.Â
Memang betul, Silicon Valley adalah tempat dari berbagai perusahaan yang bergerak di bidang teknologi, software, dan juga internet. Namun Silicon Valley bukanlah satu-satunya tempat. Adalah sebuah kota di Negara Baltik yang juga terkenal akan inovasi teknologinya.Â
Kota tersebut adalah Tallinn, ibu kota Estonia. Nama kota ini mulai terdengar di awal tahun 2000-an, ketika berbagai produk startup lahir di sini, sebut saja diantaranya Skype, Transferwise, dan Bolt.
Estonia terkenal sebagai salah satu negara dengan masyarakat digital paling maju di dunia. Di sini, memiliki akses ke internet dianggap sebagai hak asasi manusia. Proses digitalisasi juga merupakan aspek penting di Estonia.Â
Digitalisasi ini penting karena mempercepat proses dibanding dengan masih menggunakan dokumen cetak. Kecepatan proses ini merupakan salah satu faktor yang mendukung proses kreatif dan inovatif mereka.Â
Estonia juga memimpin dalam hal pelatihan dan inovasi digital. Pada tahun 1996 mereka meluncurkan program Tiger Leap, sebuah program dengan investasi besar untuk pengembangan komputer dan jaringan infrastrukturnya, terutama dalam dunia pendidikan.Â
Tahun 2012, program ini dilanjutkan dengan program bernama ProgeTiger, di mana mata pelajaran teknologi, pemograman, dan robotika dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan untuk siswa usia sekolah.Â
Baik pemerintah maupun swasta, memberikan berbagai fasilitas dan jaringan infrastruktur dalam rangka menciptakan lingkungan yang kondusif bagi para pendiri startup agar mereka dapat berkembang pesat.
Keseriusan Tallinn dalam hal inovasi teknologi dan usahanya menyediakan berbagai fasilitas bagi para perusahaan startup membuat lebih dari 1000 startup memilih untuk men-set up usahanya di Tallinn. Karenanya, tak heran bila Tallin didapuk sebagai Silicon Valley-nya Eropa.Â
Bedanya, bila Silicon Valley di Amerika didominiasi dengan Gedung-gedung pencakar langit modern, Silicon Valley di Tallinn justru bernuansa abad pertengahan.
Tallinn adalah salah satu kota abad pertengahan yang paling terpelihara dengan baik di Eropa Utara. Tallinn merupakan kota yang berhasil melestarikan sepenuhnya struktur aslinya dari abad pertengahan, yang membuatnya dinobatkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1997.Â
Berjalan di Tallinn, kita akan menemui berbagai bangunan bersejarah, seperti gereja-gereja dengan arsitektur abad pertengahan, rumah-rumah pedagang kaya yang megah dan juga jalan-jalan kecil yang masih menggunakan cobblestone.
Kota tuanya adalah salah satu tempat kita bisa menikmati suasana abad pertengahan. Kota tua yang dikellilingi dinding yang umurnya 800 tahun ini, memiliki berbagai bangunan bersejarah yang umurnya ratusan tahun.Â
Alun-alun kotanya yang dikenal dengan sebutan Raeokoja Plats merupakan tempat berkumpulnya bangunan-bangunan yang sudah berumur ratusan tahun, seperti Balai Kota yang dibangun pada tahun 1371, apotek yang dibangun pada tahun 1422 dan juga merupakan apotek tertua yang masih berfungsi di Eropa juga ada di sini.Â
The Alexander Nevsky Cathedral yang dibangun pada 1894, merupakan katedral terindah di Tallinn. Juga ada Danish King's Garden, yang menurut legenda adalah tempat di mana sebuah bendera diturunkan dari langit selama invasi Denmark pada tahun 1219.Â
Denmark memenangkan pertempuran tersebut dan benderanya kemudian menjadi bendera nasional Denmark (Dannebrog). Dannebrog adalah bendera tertua di dunia.
Tempat lain yang juga menarik dikunjungi karena kisahnya adalah The Cat's Well (Sumur Kucing). Berbeda dengan kisah unik kucing di negara tetangganya Latvia, kucing di Tallinn ini memiliki legenda tentang adanya roh air jahat yang tinggal di dasar sungai dan mengancam akan membuat kota ini banjir.Â
Penduduk pun memberikan sesajen agar roh ini selalu senang dan tidak membuat banjir, dengan cara melemparkan kucing jalanan ke sumur tersebut. Sehingga sumur tersebut dikenal dengan nama Sumur Kucing. Untungnya, sekarang tidak ada lagi kucing yang dilempar ke sumur tersebut.
Selain bangunan bersejarah, suasana abad pertengahan juga dapat dijumpai di berbagai restoran. Banyak restoran yang mengusung tema abad pertengahan, mulai dari dekorasinya hingga jenis makanan dan cara penyajiannya.Â
Beberapa restoran yang terkenal akan nuansa abad pertengahan ini diantaranya Olde Hansa, yang mempunyai menu makanan berdasarkan resep yang sudah berumur 700 tahun dan juga Kedai III Draakon (dibaca: The Third Dragon), kedai kecil yang menyediakan menu sup daging elk (rusa) ini memiliki nuansa abad pertengahan yang kental.Â
Menggunakan meja dan kursi makan dari kayu, cangkir dari tanah liat, dan penerangan yang menggunakan cahaya lilin. Uniknya juga, di sini tidak disediakan sendok dan garpu, silakan menyeruput sup langsung dari mangkoknya.
Untuk melengkapi nuansa abad pertengahan ini, Tallinn juga mengadakan festival abad pertengahan setiap tahunnya. Pada sekitar pertengahan bulan Juli, Tallinn berubah menjadi kota abad pertengahan, ada permainan dari abad pertengahan, ada turnamen ksatria.Â
Berbagai workshop kegiatan yang umumnya dilakukan pada saat abad pertengahan, juga dapat dicoba pada festival ini, seperti felting atau memahat. Pasar dengan suasana abad pertengahan yang menjual berbagai pernak-pernik tema abad pertengahan, juga dibuat di alun-alun kota.
Kembali ke topik tentang perusahaan startup di Tallinn, kita tahu bila perusahaan startup adalah perusahaan yang baru mulai dan umumnya banyak yang berkecimpung di dunia inovasi teknologi.Â
Mereka biasanya bisa memulai pekerjaannya dari mana saja selama memiliki akses internet. Karenanya banyak diantara mereka yang memilih menjadi digital nomad.Â
Tallinn menjadi salah satu kota pilihan para digital nomad karena memiliki jaringan infrastruktur yang lengkap dan biaya hidup yang relatif juga tidak terlalu tinggi.Â
Nilai ini masih ditambah dengan suasana kota abad pertengahan yang membuat orang bisa bekerja namun juga sembari tetap menikmati tempat tinggalnya, hal yang biasanya dicari-cari para digital nomad tersebut.
Berada di Tallinn serasa berada di negeri dongeng. Layaknya negeri dongeng, selalu penuh dengan kisah menarik, penuh dengan impian, penuh dengan segala kemungkinan, apapun bisa terjadi, dan (umumnya) memiliki akhir yang bahagia.
Hal ini selaras dengan para pendiri startup yang juga memiliki impian dan tentunya ingin impiannya terwujud.Â
Mungkinkah Tallinn dengan karismanya sebagai sebuah kota dongeng, memiliki kekuatan magis untuk menjadikan nyata impian bagi yang tinggal didalamnya? Para pendiri Skype, Bolt, dan Transferwise mungkin setuju.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H