Mohon tunggu...
Visca
Visca Mohon Tunggu... Penulis - Lulusan arsitektur Universitas Indonesia, yang walaupun sudah tak berprofesi arsitek, tetap selalu suka menikmati segala bentuk arsitektur. Pernah tinggal di Maroko, Belanda, Thailand, dan tentunya Indonesia.

Traveler. Baker. Crafter.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Ampuhnya Kucing Hitam sebagai Sarana Protes di Riga

5 Februari 2021   12:15 Diperbarui: 7 Februari 2021   11:10 1515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
The Cat House, dengan dua patung kucing di atas gentengnya (Sumber: Countries and Cities Blogger)

Sumber: World Wide Gift
Sumber: World Wide Gift
Reputasi kurang baik kucing hitam, dimana kucing hitam dianggap sebagai pertanda buruk dan  kematian juga karena bulu mereka yang berwarna hitam seperti bulu pada burung gagak. 

Pada abad ke-16, ada kepercayaan bila kucing hitam ada di dekat tempat tidur orang yang sedang sakit, maka itu pertanada orang sakit tersebut akan meninggal. 

Bahkan di jaman modern sekarang ini, masih banyak yang percaya bila kucing hitam melintas di depan kita, maka itu pertanda buruk. Hingga kini, karakter kucing hitam sering dipakai dalam acara Halloween.

Walaupun demikian, banyak juga budaya yang justru menganggap kucing hitam pembawa keberuntungan. Di Mesir kuno, kucing hitam dijunjung tinggi karena mereka menyerupai Bastet, dewi rumah, kesuburan, dan perlindungan dari penyakit, yang berkepala kucing. 

Di Jepang, bila bertemu kucing hitam menjadi pertanda orang tersebut akan beruntung dalam hidup asmaranya. Di Eropa, para pelaut suka membawa kucing hitam ke kapal supaya selamat dalam perjalanannya.

Orang Latvia memang terkenal sebagai pencinta kucing (Sumber: dokpri)
Orang Latvia memang terkenal sebagai pencinta kucing (Sumber: dokpri)

Kembali ke kisah si pedagang tersebut. Sayangnya nama pedagang tersebut tidak ada yang tahu, tetapi cara uniknya untuk memprotes telah menjadi legenda yang diceritakan turun temurun. 

Bangunan ini kini menjadi landmark Riga. Bila ingin mengenang legenda ini, bisa membeli cenderamata patung kucing ini, mulai dari miniaturnya, gantungan kunci, magnet hingga kaos dengan gambar kucing ini.

Banyak cara agar protes terdengar dan berhasil. Cara pedagang di Riga ini dengan menggunakan kucing hitam mungkin satu-satunya di dunia. Cara protes tanpa kekerasan namun kreatif memanfaatkan simbol dan nilai setempat, mampu membawa "kemenangan". Sebuah ide yang inspiratif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun