Mohon tunggu...
Visca
Visca Mohon Tunggu... Penulis - Lulusan arsitektur Universitas Indonesia, yang walaupun sudah tak berprofesi arsitek, tetap selalu suka menikmati segala bentuk arsitektur. Pernah tinggal di Maroko, Belanda, Thailand, dan tentunya Indonesia.

Traveler. Baker. Crafter.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Patung "Little Mermaid", Kisahnya Setragis Cerita Dongengnya

11 Desember 2020   12:17 Diperbarui: 11 Desember 2020   13:43 1309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jalan masuk menuju The Fortress of Kastellet | Sumber: dokpri

Kembali ke cerita dongengnya, banyak yang berpikir kisah akhir the Little Mermaid adalah menjadi buih di lautan. Sebetulnya masih ada kelanjutannya. 

Karena putri duyung tidak memilih untuk membunuh pangeran agar ia tetap hidup, maka Putri duyung menjadi buih. Namun ia tidak lenyap seperti yang seharusnya berlaku bila ia gagal menikah dengan pangeran. Ia berubah menjadi peri yang bercahaya dan ringan. Ia menjadi peri udara. 

Putri duyung pun naik ke langit dan bergabung dengan sesama peri udara lainnya yang juga telah berjuang untuk mendapat kehidupan abadi. Karena pengorbanannya, ia diberikan kesempatan untuk mendapatkan jiwanya dengan melakukan kebaikan untuk manusia selama 300 tahun dan suatu hari ia akan naik ke surga.

Nasib patung Little Mermaid seperti nasib karakter dalam cerita dongengnya. Mengalami berbagai penderitaan. Bila dalam dongeng, putri duyung perlu 300 tahun untuk bisa naik ke surga, semoga patung Little Mermaid tidak memerlukan waktu selama itu untuk bisa terhindar dari "penderitaannya" selama ini.

Semoga orang yang berniat untuk menggunakan patung Little Mermaid sebagai protes, mengurungkan niatnya, agar kita bisa tetap menikmati keindahan patung ini dan kisah dibaliknya. Jangan sampai jauh-jauh datang ke Denmark tapi tidak bisa bertemu dengannya. Karena, belum ke Denmark rasanya bila belum berfoto bersamanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun