Ketinggian bangunan juga diusahakan tidak menganggu kanopi pohon yang ada. Pepohonan yang ada di lokasi dipertahankan sebanyak mungkin dan bahkan akan ditanam pohon lebih banyak dari jumlah awalnya.
Hotel ini dirancang dengan tujuan penggunaan energi 40 persen lebih rendah dibanding dengan rata-rata konsumsi energi hotel-hotel setara. Bila sudah jadi, hotel ini akan menjadi hotel "sangat rendah energi" pertama di Singapura.
Masih ada yang menganggap biophilic hanya sebatas estetika, mempertanyakan biaya dan kegunaannya. Ada juga yang mempertanyakan tentang pemeliharaannya. Juga ada yang suka dengan kehijauannya, tetapi tidak suka dengan hewan yang datang. Hal-hal ini tentunya perlu menjadi pertimbangan saat merancang dengan konsep biophilic agar konsep ini bisa semakin mudah diadaptasi.
Singapura memiliki tingkat kepadatan penduduk tertinggi ketiga di dunia (setelah Macau dan Monaco), yaitu 8000 orang per km2, tetapi merupakan negara paling hijau di Asia dan selalu masuk dalam daftar 10 negara terhijau di dunia.Â
Tentunya hal ini bisa dicapai bukan tanpa kerja keras. Visi dan implementasi yang terjaga adalah kuncinya. Singapura merupakan salah contoh terbaik dimana perkembangan penduduk dan pembangunan dapat dilakukan namun alam tetap dilindungi dan bahkan dikembangkan.Â
Biofilic adalah cinta dan penghormatan terhadap alam. Rasa cinta dan rasa hormat itu diungkapkan dengan selalu berupaya melestarikan, memanfaatkan alam dan bekerja sama dengannya.Â
Bagi para shopaholic, belanja adalah "terapi' jiwa. Bagi para biophilic, berada di alam adalah "terapi jiwa". Keduanya bisa didapat dengan berkunjung ke Singapura. Singapura memang surga bagi Shopaholic dan juga Biophilic.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI