Singapura terkenal sebagai salah satu surga bagi para "shopaholic" alias orang yang sulit menahan keinginan berbelanja. Dengan Orchard Road sepanjang lebih dari 2 km yang berisi toko-toko desainer terkemuka.
Restoran-restoran dengan peringkat bintang Michelin dan berbagai mall yang tersebar di berbagai lokasi, juga program "Great Singapore Sale" yang diadakan setiap tahun, jelas Singapura merupakan surga untuk berbelanja. Namun, kini Singapura tak hanya sekedar tempat yang menarik para "shopaholic", tetapi juga menarik bagi para "biophlic".
Singapura adalah negara kecil. Luasnya 725.7 km2, hanya sedikit lebih luas dari Jakarta yang memiliki luas 661.5 km2 namun perkembangannya luar biasa. Pada abad ke-19, Singapura masih dipenuhi dengan hutan.
Namun hutan ini dibabat untuk perkebunan dan pembangunan pada awal abad ke-20. Tak bisa dipungkiri pembangunan memiliki dampak yang menganggu dan merusak alam. Singapura sadar akan hal ini dan untungnya dengan cepat mencari solusi untuk mengatasinya.
Pada tahun 1967, Dinas Tata Kota memiliki visi Singpura yang hijau. Perdana Menteri Lee Kuan Yew menerapkan Rencana Induk Kota Taman. Tujuannya adalah menciptakan ruang estetika bagi penduduk dan juga pengunjung.
Dari Raffles Place hingga Orchard Road dan Marina Bay, ditanam berbagai pepohonan yang penempatannya diintegerasikan dengan baik dengan gedung-gedung yang dibangun.
Usaha yang dilakukan oleh Singapura tidak main-main. Â Lebih dari 2 juta pohon sudah ditanam sejak tahun 1960an. Bangunan-bangunan tinggi dirancang dengan memikirkan untuk memasukan ruang hijau terbuka. Pemerintah menempatkan pembangunan taman dan penghijauan sebagai prioritas.Â
Dari sejak diluncurkannya ide tersebut, Singapura mengalami evolusi dari "Kota Taman/Garden City", menjadi "Kota di dalam Taman/City in the Garden", dan sekarang ini "Kota Biophlic di dalam Taman/Biophilic City in the Garden". Tepatnya, Singapura adalah satu-satunya kota Biophilic di Asia.
Apa itu Biophilic?Â
Konsep Biophilic pertama kali diciptakan oleh ahli biologi asal Amerika E.O. Wilson pada tahun 1984. "Biophilic" berasal dari kata "bio" yang artinya berhubungan dengan hidup dan "philic" yang artinya kecintaan pada hal tertentu.
Dalam hubungannya dengan pembangunan, Biophilic adalah rancangan yang menciptakan hubungan simbiosis dengan lingkungan alam, yang memungkinkan hewan dan tumbuhan menyatu di sekitar bangunan buatan manusia.Â
Manusia selalu hidup di alam. Orang akan merasa Bahagia, bila berada di alam, ketika mereka dapat melihat dan merasakan unsur-unsur alam, seperti pepohonan, air, suara desir angin, gemerisik dedaunan, suara tetesan air.
Sudah banyak penelitian yang membuktikan manfaat bila kita berhubungan dengan unsur alam, diantaranya memiliki dampak positif pada kinerja kognitif, meningkatkan konsentrasi, mengurangi stress dan juga memperkuat sistem imunitas tubuh.Â
Nilai-nilai Biophilic dimulai sejak Perdana Menteri Singapura mengatakan bahwa "lingkungan" sama pentingnya dengan "ekonomi" dan menjadikan Taman Nasional sebagai bagian dari Departemen Pembangunan Nasional. Berikut adalah beberapa tempat yang dibangun dengan konsep biophilic di Singapura:
Gardens by the Bay. Adalah salah satu proyek Taman terbesar di dunia. Dengan luas 101 hektar, taman ini menjadi tujuan baik bagi penduduk setempat maupun wisatawan.
Taman ini dibangun sebagai bagian dari proyek "Singapura: Kota di dalam Taman". Taman ini menjadi paru-paru kota Singapura. Taman yang dibuka tahun 2012 ini menjadi salah satu tempat yang paling banyak dikunjungi.
Bentuknya unik dan salah satu ciri khasnya adalah air terjunnya. Air terjun di Jewel merupakan air terjun dalam ruang terbesar di dunia. Walaupun demikian, yang membuatnya luar biasa bukan hanya air terjunnya, tetapi rancangannya secara keseluruhan. 1400 pohon yang ada di sana membuat orang akan berasa di hutan.
Kubah kaca memungkinkan kita untuk tetap dapat melihat indahnya langit. Walaupun berada di dalam ruangan, namun pada saat yang sama, kita juga akan merasa berada di alam.
Salah satu alasan pemilihan pembangunan Jewel di Bandara adalah karena Bandara adalah tempat yang penuh "emosi". Bandara adalah tempat perpisahan, pertemuan, memulai penjelajahan. Jewel yang dibangun dengan rancangan Biophilic, ingin menjadi tempat yang dapat memberikan ketenangan dan kenyamanan.
Warna merahnya kontras dengan warna hijau dedaunan. Menjadikannya menarik perhatian. Tanaman ini menarik bagi beberapa hewan, terutama burung untuk datang. Atap bangunan pun dimanfaatkan sebagai media berbagai tanaman.
Ketinggian bangunan juga diusahakan tidak menganggu kanopi pohon yang ada. Pepohonan yang ada di lokasi dipertahankan sebanyak mungkin dan bahkan akan ditanam pohon lebih banyak dari jumlah awalnya.
Hotel ini dirancang dengan tujuan penggunaan energi 40 persen lebih rendah dibanding dengan rata-rata konsumsi energi hotel-hotel setara. Bila sudah jadi, hotel ini akan menjadi hotel "sangat rendah energi" pertama di Singapura.
Masih ada yang menganggap biophilic hanya sebatas estetika, mempertanyakan biaya dan kegunaannya. Ada juga yang mempertanyakan tentang pemeliharaannya. Juga ada yang suka dengan kehijauannya, tetapi tidak suka dengan hewan yang datang. Hal-hal ini tentunya perlu menjadi pertimbangan saat merancang dengan konsep biophilic agar konsep ini bisa semakin mudah diadaptasi.
Singapura memiliki tingkat kepadatan penduduk tertinggi ketiga di dunia (setelah Macau dan Monaco), yaitu 8000 orang per km2, tetapi merupakan negara paling hijau di Asia dan selalu masuk dalam daftar 10 negara terhijau di dunia.Â
Tentunya hal ini bisa dicapai bukan tanpa kerja keras. Visi dan implementasi yang terjaga adalah kuncinya. Singapura merupakan salah contoh terbaik dimana perkembangan penduduk dan pembangunan dapat dilakukan namun alam tetap dilindungi dan bahkan dikembangkan.Â
Biofilic adalah cinta dan penghormatan terhadap alam. Rasa cinta dan rasa hormat itu diungkapkan dengan selalu berupaya melestarikan, memanfaatkan alam dan bekerja sama dengannya.Â
Bagi para shopaholic, belanja adalah "terapi' jiwa. Bagi para biophilic, berada di alam adalah "terapi jiwa". Keduanya bisa didapat dengan berkunjung ke Singapura. Singapura memang surga bagi Shopaholic dan juga Biophilic.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI