Alam berikutnya adalah "manusia". Penderitaan di sini adalah pergumulan hidup yang terus menerus, termasuk kelahiran, penuaan, penyakit, dan kematian.Â
Di alam ini, Buddha berwarna kuning. Kuning yang juga menjadi warna bumi juga menyimbolkan ketenangan.Â
Sebagai manusia, kita harus belajar untuk mengendalikan nafsu kita dan menggunakan pikiran untuk mencapai pencerahan untuk akhirnya dapat meninggalkan siklus ini.
Di atas manusia, ada "makhluk setengah dewa". Makhluk ini menderita dari sifat iri karena mereka dapat melihat berbagai keuntungan yang hanya diberikan kepada para dewa. Buddha di sini adalah biru. Biru melambangkan ketenangan, kebijaksanaan, kemurnian dan penyembuhan.Â
Alam terakhir adalah "dewa". Satu-satunya penderitaan yang mereka alami adalah pengetahuan bahwa jika mereka tidak meninggalkan lingkaran kelahiran ini, mereka akan dilahirkan kembali di alam yang lebih rendah.Â
Di alam ini, Buddha digambarkan berwarna putih. Putih yang tercipta ketika semua spektrum cahaya terlihat bersama (kombinasi dari semua warna) sesuai dengan ide bahwa seseorang harus melewati seluruh pengalaman keberadaan sementara dan menggunakan seluruh pengetahuan dari semua alam tersebut untuk memahami gagasan pencerahan.
Singkatnya, seseorang harus mencapai karakteristik yang diasosiasikan dengan setiap warna dengan harapan mendapat warna terakhir: putih, yang pada dasarnya adalah kombinasi dari seluruh warna. Hal ini juga terbukti secara ilmiah.Â
Pada tahun 1660, ilmuwan Isaac Newton mengadakan percobaan cahaya matahari dan prisma. Percobaan tersebut memperlihatkan bahwa cahaya matahari yang putih terdiri atas tujuh warna. Dikenal dengan sebutan Pelangi Newton.
Warna merupakan hal penting dalam agama Buddha karena faktor simboliknya. Putih merupakan warna yang istimewa, warna yang menjadi "tujuan terakhir" dan putih juga melambangkan kemurnian, pengetahuan dan umur panjang.Â
Orang biasanya datang ke kuil pada saat hari-hari besar keagamaan atau juga pada saat terjadinya hal-hal penting dalam kehidupannya, seperti saat mereka bersyukur atas kelahiran anak.Â
Selain itu, kuil adalah pusat untuk belajar dan beribadah. Beribadah memiliki berbagai bentuk, bisa untuk melantunkan ayat-ayat kitab suci, memberikan persembahan, bermeditasi, atau juga mendengarkan khutbah. Hal inilah yang membuat putih dipilih sebagai warna pada saat orang datang ke kuil.