Mohon tunggu...
Visca
Visca Mohon Tunggu... Penulis - Lulusan arsitektur Universitas Indonesia, yang walaupun sudah tak berprofesi arsitek, tetap selalu suka menikmati segala bentuk arsitektur. Pernah tinggal di Maroko, Belanda, Thailand, dan tentunya Indonesia.

Traveler. Baker. Crafter.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Hanya di Bohol, Ada Aturan Penulisan Ayat Suci pada Kendaraan Umum

2 Oktober 2020   13:06 Diperbarui: 2 Oktober 2020   21:46 563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Chocolate Hills dengan bentuknya yang sangat unik

Adanya tulisan kutipan ayat suci pada kendaraan umum, membuat orang lebih berkesempatan melihat dan membaca ayat suci.

Kekuatan kata-kata sudah terbukti sepanjang sejarah. Manusia adalah mahkluk yang aspiratif, mencari orang yang bisa diteladani. Kata-kata dari pemimpin ini akan diikuti. Kata-kata bijak yang relevan dengan keadaan dan tujuan seseorang akan dapat mempengaruhi seseorang.

Penggunaan kata-kata motivasi dapat kita jumpai di berbagai tempat. Pusat kebugaraan salah satunya.

Poster Michael Jordan yang sedang beraksi  dilengkapi dengan kalimat "Jika Anda menyerah satu kali, itu akan menjadi sebuah kebiasaan. Jangan pernah menyerah!" bisa menjadi sumber motivasi untuk terus berlatih.

Juga di dinding-dinding kantor yang sering dihiasi dengan berbagai kata-kata penambah semangat, seperti "Sukses itu 1% Bakat, 99% Keringat" yang bisa menginspirasi orang untuk bekerja giat. Menurut psikolog Jonathan Fade, PhD. kutipan yang menarik aspirasi dapat memiliki pengaruh yang kuat pada seseorang, dapat mengubah sudut pandang mereka.

Ide menggantikan kata-kata yang kurang baik dengan kata-kata bijak jelas merupakan ide yang kreatif dan terbukti memiliki manfaat.

Namun apabila kata-kata bijak yang dipilih berasal dari kutipan agama tertentu dan dijadikan peraturan, mungkin ada baiknya dipertimbangkan kembali, terutama bagi negara-negara sekuler, yang bukan didasarkan atas salah satu agama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun