Musim panen yang cukup panjang, yang berlangsung dari bulan Juli sampai Desember seakan memberi dukungan pagi para perempuan ini.
Begitu khasiatnya terungkap dan nilainya menjadi tinggi, urutan tujuan menggumpulkannya pun berubah. Utamanya adalah untuk dijual, sisanya untuk dimakan. Dan pastinya, jatah untuk hewan ternak jadi berkurang.
Banyak hal menarik dari buah kaktus ini: Bagaimana pentingnya peran ilmu pengetahuan dan penelitian yang membuat orang jadi tahu manfaat buah ini. Bagaimana industri, terutama industri kesehatan dan kecantikan menggunakan dan menjadikannya komoditas ekslusif.Â
Yang mana hal-hal tersebut membawa perubahan bagi buah ini. Ia "naik kelas". Dari yang digunakan sebagai makanan ternak hingga sekarang dinobatkan menjadi salah satu elixir termahal di dunia.
Buah kaktus juga ini mengingatkan saya akan dua peribahasa bijak. "Tak kenal maka tak sayang", dimana buah kaktus membukikannya bahwa bila kita kenal dengannya (manfaat dan khasiatnya), kita jadi jatuh sayang padanya.Â
Juga satu pepatah lagi "Don't judge the book by its cover (terjemahan bebas: Jangan menilai sesuatu dari penampilan luarnya saja"). Walaupun penampilannya tidak seelok buah lainnya, malah ada duri dan banyak bijinya, ternyata buah ini malah memberikan banyak manfaat bagi yang memakannya.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI