Mohon tunggu...
Visca
Visca Mohon Tunggu... Penulis - Lulusan arsitektur Universitas Indonesia, yang walaupun sudah tak berprofesi arsitek, tetap selalu suka menikmati segala bentuk arsitektur. Pernah tinggal di Maroko, Belanda, Thailand, dan tentunya Indonesia.

Traveler. Baker. Crafter.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menjadi Bhiksu, Cara Laki-laki Thailand "Merayakan" Usia Dewasa

30 Agustus 2019   08:28 Diperbarui: 24 Juni 2021   07:30 1362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Yoga Research and Beyond

Memasuki usia dewasa adalah salah satu tonggak penting dalam perjalanan hidup manusia. Saat yang ditunggu-tunggu. Karena dengan memasuki usia dewasa, ada banyak hal yang dapat kita lakukan. Ada hak-hak yang kita dapat, seperti hak memilih di pemilu misalnya. 

Opini kita juga biasanya akan lebih didengar. Memasuki usia dewasa, kita memiliki kebebasan untuk  melakukan apa yang kita inginkan, dengan tentunya ada konsekuensi tanggung jawab.

Di kebanyakan Negara, usia dewasa adalah 21 tahun. Asal muasal mengapa 21 tahun, ternyata ada sejarahnya. Ini berhubungan dengan persiapan seorang anak laki-laki menjadi Knight atau ksatria pada abad pertengahan. Ada 3 tahap untuk menjadi seorang Ksatria. 

Tahap pertama, yaitu pada saat anak laki-laki berusia 7 tahun. Pada tahap ini ia menjadi "Page", menjadi pelayan sang Ksatria. Dengan melayani, Ia belajar apa saja yang diperlukan untuk menjadi seorang Ksatria. Tahap kedua, adalah pada saat ia berusia 14 tahun. 

Pada tahap ini, ia menjadi "Squire". Tugas utamanya adalah pembawa perisai, mengurus senjata dan menaruh sadel dudukan di kuda. Pada tahap ini juga, ia akan diajak pertama kali ke pertempuran. 

Baca juga: Warna-warni Asia Tenggara: Overland Trip Thailand-Kamboja

Biasanya sebagai pembawa bendera, atau memastikan Ksatria mendapat pemakaman yang layak apabila terbunuh saat perang. Tahap berikutnya adalah pada saat ia menginjak usia 21 tahun. Bila ia berhasil melewati 2 tahap sebelumnya, maka ia secara resmi akan ditahbiskan menjadi Ksatria.

Kebanyakan orang menandari usia dewasa dengan pesta. Wajar saja. Mengadakan perayaan karena rasa senang dan bangga sudah menjadi orang dewasa. 

Mengundang teman untuk minum bir bersama, merupakan hal jamak yang dilakukan. Karena di beberapa Negara, diantaranya Amerika, Oman, Sri Lanka, di usia 21 tahunlah baru boleh minikmati minuman beralkohol.

Demikian pula halnya dengan Thailand. Usia dewasa juga di sekitar umur 21 tahun. Tepatnya di umur 20 tahun. Namun cara merayakannya berbeda dengan kebanyakan Negara lain. Di Thailand, kaum pria "merayakan" usia dewasa dengan menjadi Bhiksu. 

Tentunya tidak selamanya menjadi Bhiksu (karena Bhiksu tidak boleh menikah), tetapi diharapkan sekitar 3 bulan. Walaupun pada praktiknya kebanyakan mereka menjadi Bhiksu beberapa minggu, bahkan juga ada yang hitungan hari. Hal ini berhubungan dengan jatah cuti dari perusahaan juga.

Seperti kita ketahui bersama, sekitar 93,6 persen dari penduduk Thailand adalah penganut ajaran Buddha. Ajaran Buddha sangat terasa dalam kehidupan sehari-hari. Menjadi Bhiksu bagi pria di Thailand, menunjukkan komitmen atas keyakinannya terhadap ajaran Budha. 

Mereka juga bertujuan untuk menerima karma dan pahala yang baik. Tak hanya untuk mereka sendiri, tetapi juga untuk keluarganya. Orang tua akan menerima banyak hal-hal baik bila anaknya menjadi Bhiksu.

Menjadi Bhiksu bisa dilakukan kapan saja, namun umumnya mereka melakukannya di bulan April. Pada bulan inilah dirayakan Songkran.

Baca juga: Biksu dan Gadget

Songkran adalah tahun baru Thailand dan juga festival air. Dirayakan setiap tanggal 13 sampai 15 April setiap tahunnya, dengan tanggal  13 April sebagai tahun baru Thailand. Dan seperti umumnya tahun baru identik dengan kembali baru, kembali bersih. 

Maka pada saat Songkran, orang Thailand menggunakan air untuk "membersihkan" diri dan juga berharap untuk mendapatkan hujan di tahun mendatang. Songkran juga melambangkan kebaikan, kasih dan rasa syukur.

Tata cara pentahbisan menjadi Bhiksu biasanya dilakukan dalam dua hari. Hari pertama berhubungan dengan persiapan pentahbisan. Sedangkan hari kedua berhubungan dengan pentahbisan yang dilakukan di kuil. Pada hari pertama, pihak keluarga akan mengadakan perayaan dengan mengundang para tetangga dan juga kerabat jauh. 

Mereka akan mempersiapkan makanan dan peganan untuk perayaan. Di pagi hari, akan dilakukan pencukuran alis dan rambut calon Bhiksu. Anggota keluarga akan memotong sedikit rambut calon Bhiksu secara simbolis. Pencukuran sisa rambut akan dilanjutkan oleh Bhiksu. 

Setelah itu, akan ada parade mengiringi calon Bhiksu ke kuil. Di kuil akan dilakukan ritual pemurnian yang dipimpin oleh Bhiksu, untuk memurnikan hati dan pikiran calon Bhiksu. Selesai ritual pemurnian, pemimpin upacara akan memberikan jubah Bhiksu ke calon Bhiksu. 

Menjadi Bhiksu, Cara Laki-laki Thailand "Merayakan" Usia Dewasa. | Source: Go Power Kick
Menjadi Bhiksu, Cara Laki-laki Thailand "Merayakan" Usia Dewasa. | Source: Go Power Kick
Setelah ritual pemurnian ini selesai, kembali dilakukan parade mengiringi calon Bhiksu kembali ke rumah. Para anggota keluarga dan tetangga akan menikmati makanan sambil diiringi musik dan tari-tarian layaknya pesta. Sementara calon Bhiksu akan mendengarkan "wejangan" dari Bhiksu yang diundang ke rumah.

Pada hari kedua, yaitu hari pentahbisan, calon Bhiksu akan melakukan parade dari rumah ke kuil diiringi dengan band musik. Para pengantar akan bernyanyi dan menari. Siapapun bisa bergabung di parade ini, termasuk para penonton. Parade ini hal yang menarik. Masing-masing daerah berbeda. 

Baca juga: Pencerahan Waisak, antara Biksu Tong Versus Sun Go Kong

Ada yang melakukannya dengan naik kuda, ada yang naik gajah, ada yang naik gerobak ditarik sapi atau cukup dengan berjalan kaki. Siang hari dilakukanlah upacara pentahbisan. Calon Bhiksu akan ditanya beberapa pertanyaan sebelum ditahbiskan. 

Ketika ditahbiskan, mereka akan menerima nama baru dan memakai jubah Bhiksu. Sebagai Bhiksu "baru", mereka akan mulai belajar 5 sila dulu, yaitu hindari membunuh, hindari mencuri, hindari godaan seksual, hindari berbohong dan hindari minuman keras. Total sila yang harus diikuti oleh seorang Bhiksu adalah sebanyak 227 sila.

Tujuan menjadi Bhiksu selain untuk mendapat karma dan pahala, juga mempunyai alasan lain. Usia dewasa adalah juga usia untuk memasuki pernikahan. Para wanita Thailand, menganggap seorang pria "belum matang" bila ia belum pernah menjadi Bhiksu. 

Bahkan beberapa keluarga juga akan menolak memberikan ijin anak perempuan mereka untuk menikahi pria yang belum pernah menjadi Bhiksu.

Sungguh cara yang dewasa untuk merayakan usia dewasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun