Semua pasti setuju kalau permasalahan plastik merupakan permasalahan kronis yang perlu mendapat perhatian dan penanganan segera. Semua pihak sudah mesti ikut turun tangan. Salah satu kontributor pemakaian plastik yang cukup besar adalah supermarket, dan karenanya sangat relevan (dan sudah sepantasnya) bila supermarket mempunyai inisiatif pengurangan pemakaian plastik. Salah satu supermarket/minimarket yang sedang gencar melakukan kampanye pengurangan pemakaian plastik adalah 7 Eleven di Thailand.
7 Eleven di Thailand mempunyai cabang yang mencapai lebih dari 10.000 toko dan jumlah pengunjung setiap hari lebih dari 11 juta. Terbayang berapa banyaknya pemakaian kantong plastik di sana. Ditambah lagi, kebiasaan karyawan (ataupun juga pembeli) untuk memisahkan barang yang dibeli ke dalam beberapa plastik.
Tak heran banyak kaum peduli lingkungan yang mendesak 7 Eleven untuk mengurangi penggunaan plastik. Salah satu yang sempat bikin heboh, ketika pada peringatan hari bumi tahun lalu, siswa-siswi dari salah satu sekolah di Bangkok menghias gurunya dengan plastik dan “mengirim” gurunya ke 7 Eleven, untuk mengguggah kepedulian orang terhadap isu ini.
Entah mungkin karena desakan dari berbagai pihak, akhirnya tahun lalu 7 Eleven Thailand meluncurkan program pengurangan penggunaan kantong plastik di seluruh cabangnya. Mereka memilih tanggal 7 November, angka yang sesuai dengan nama tokonya, sebagai tanggal peluncuran program pengurangan kantong plastik.
Dua bulan setelah peluncuran tersebut, penggunaan plastik menurun drastis. 169 juta plastik tidak digunakan, yang nilainya setara dengan 33 juta baht (hampir 15 miliar rupiah). Dana tersebut oleh 7 Eleven disumbangan ke Rumah Sakit Sriraj.
Dalam upayanya menggurangi penggunaan kantong plastik, 7 Eleven Thailand melakukan berbagai cara. Mereka memberikan poin bagi pembeli yang memiliki member card, yang tidak menggunakan kantong plastik. Poin yang didapat, bisa ditukarkan dengan berbagai produk.
Tak tanggung-tanggung, mereka memberikan 10 poin untuk 1 kali transaksi tanpa kantong plastik. Jelas membuat orang teratrik untuk menolak kantong plastik. 50 poin dihargai 1 baht. Sebagai perbandingan, kita bisa membeli donut di 7 eleven dengan harga 10 baht. Jelas insentif yang menarik untuk pembeli.
Aktivitas terakhirnya, yaitu ketika ia lari dari ujung selatan Thailand ke ujung Utara Thailand untuk mengumpulkan dana bagi 10 rumah sakit di Thailand. Ia mengajak masyarakat Thailand untuk menyumbang 10 baht per orang. Dalam waktu 55 hari, ia berhasil menyelesaikan rute sepanjang 2.215 km. Uang yang terkumpul sebesar 1.2 juta baht (dari target “hanya” 700 juta baht).
7 Eleven dengan “cerdiknya” memilih tokoh yang memang sesuai dengan programnya. Dengan menggunakan tokoh terkenal saja, kesadaran pembeli akan meningkat, apalagi bila sang tokoh memiliki nilai-nilai yang sesuai dengan produk (dalam hal ini program lingkungan) yang ingin ditingkatkan. Pembeli akan merasa bisa mengasosiasikan dirinya dengan nilai-nilai yang dianut oleh tokoh tersebut.
Selain itu, 7 Eleven menggunakan berbagai media, termasuk media sosial, untuk mengkampanyekan programnya itu. Berkala mereka menyampaikan total jumlah pengurangan plastik dan juga nilai total dalam baht. Uang yang terkumpul akan didonasikan ke tempat yang saat itu sedang menjadi tujuan.
Setelah Rumah Sakit Sriraj, program mereka berikutnya adalah donasi untuk sekolah. Adanya pengumuman berkala membuat pembeli seperti mendapat “laporan” atas usaha mereka menolak kantong plastik. Pembeli merasa terlibat dan tidak merasa usahanya sia-sia tanpa kejelasan.
Program 7 Eleven untuk mengurangi penggunaan plastik efektif karena mereka melakukannya secara menyeluruh. Pembeli mendapat keuntungan dengan poin dan juga termotivasi karena dengan menolak kantong plastik, mereka juga melakukan kegiatan donasi. 7 Eleven juga tidak dirugikan, karena mereka pasti sudah memasukkan biaya plastik dalam perhitungan laba mereka. Uang untuk plastik dijadikan donasi.
Organisasi sosial dan kemasyarakatan juga mendapat keuntungan dari sumbangan yang diberikan oleh 7 Eleven kepada mereka. Program dan solusi yang menurut saya, memenangkan semua pihak. Pembeli senang, penjual mendapatkan good image, masyarakat/organisasi mendapat manfaat, dan yang terpenting tujuan utama untuk menyelamatkan bumi dari plastik bisa (mulai) tercapai.
Semoga semakin banyak pihak yang lebih peduli dan berusaha melakukan tindakan nyata untuk mengurangi pengggunaan plastik. Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H