3. Pada setiap daerah memiliki ke khas an rasa kuliner tradisional yang unik.
Setiap daerah yang ada di Indonesia memiliki keanekaragaman kuliner tradisional yang unik - unik. Seperti pada kuliner khas yang ada di Indonesia bernama Soto Semarang dengan Soto Lamongan jauh berbeda rasanya memiliki keunikan tersendiri walaupun sama - sama disajikan dengan kuah yang segar.
4. Wajib membanggakan kuliner tradisional Indonesia.
Siapa yang tidak bangga dengan kuliner tradisional di Indonesia yang mantap rasanya. Dari beragam kuliner yang ada wajib dibanggakan. Jika semisal kita berada di luar negeri yang dimana kita pengen suatu kuliner tradisional Indonesia  akan sulit ditemukan, maka dari itu kita wajib bangga akan keberagaman kuliner tradisional yang ada.
- Faktor penyebab pergeseran kuliner tradisional di era globalisasi -
1. Kemasan makanan tradisional yang masih belum mengikuti tren masa kini
Makanan  tradisional sangat identik dengan kemasannya yang sederhana, seperti plastik bening dan styrofoam. Sayangnya, pada kalangan generasi muda saat ini lebih tertarik kepada kemasan yang menarik, seperti tokoh kartun dan warna-warna yang menarik perhatian daripada kelezatan makanan yang ditawarkan.
2. Waktu pembuatan yang memakan waktu
Masuknya makanan cepat saja atau yang biasa kita kenal dengan sebutan fast food, membuat masyarakat lebih memilih untuk mengonsumsi makanan yang instan atau serba cepat, seperti KFC, McD, Burger King, dan lain-lain dikarenakan makanan cepat saji tidak memakan waktu yang lama dalam proses pembuatannya.
3. Penjual makanan tradisional yang masih kurang mengerti teknologi
Penggunaan aplikasi pesan antar makanan secara online beberapa tahun belakang ini sedang marak-maraknya berkembang. Aplikasi yang memudahkan kita untuk langsung memesan makanan tanpa harus mengunjungi restoran merupakan alternatif yang tepat bagi orang yang sedang sibuk maupun yang tidak ingin melangkahkan kaki untuk keluar dari rumah. Akan tetapi, masih banyak pengusaha restoran makanan tradisional yang tidak ingin mendaftarkan restoran mereka dikarenakan banyak alasan, mulai dari kurangnya pengetahuan mereka akan teknologi yang canggih hingga penyajian makanan yang harus dalam keadaan panas/baru saja dimasak.