Mohon tunggu...
Mauraqsha
Mauraqsha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Staff Biasa di Aviasi.com

Penggemar Aviasi namun terjun di Pariwisata, berlayar pilihan pertama untuk liburan, homestay dan farmstay piihan pertama untuk penginapan.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pesawat Airbus A-380 Emirates Terbang dengan Lubang di Badan Pesawat

5 Juli 2022   12:28 Diperbarui: 5 Juli 2022   13:13 640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pesawat Airbus A-380 800 milik Emirates mengalami insiden dengan ditemukannya lubang pada bagian bawah badan pesawat atau diatas roda pendaratan, lubang tersebut ditemukan saat mendarat di bandara Brisbane atau 13,5 jam setelah penerbangannya dari Dubai.

Berita ini pertama dilaporkan oleh website Aviation herald pada tanggal 1 Juli 2022 kemarin, berita selengkapnya disini


Pesawat dengan nomor registrasi A6-EVK ini lepas landas dari bandara Dubai (DBX) dengan nomor penerbangan EK-430 menuju Brisbane (BNE) dan saat hendak mendarat pilot memberitahu pengawas kontrol BNE bahwa roda ada yang meletus dan memohon untuk menyiapkan prosedur layanan emergency.

Lubang yang dikabarkan selebar sekitar 1 meter tersebut tidak mempengaruhi tekanan udara pada kabin dan pressurized section lainnya pada pesawat namun bisa juga fatal bila lubang tersebut dapat melebar akibat dari tekanan yang terjadi selama penerbangan, bersyukur pesawat dapat mendarat dengan selamat.


Tidak ada korban jiwa dalam insiden ini namun pesawat tidak bisa terbang kembali dan masih berada di bandara Brisbane 17 jam setelah mendarat.


Hal ini mengingat penulis pada kecelakaan fatal yang menimpa Concorde yang diakibatkan oleh hal yang serupa yaitu roda yang meletus akibat terkena objek atau benda dari pesawat DC-10 yang terlepas.

Sedangkan pada Airbus A-380 800 objek yang mengenai badan pesawat berasal dari roda pendaratan pesawat itu sendiri yang menurut kabar yang beredar terjadi saat take off namun pada pernyataan pihak Emirates ban pecah saat cruising (menjelajah).

Pesawat Concorde memiliki total 13 tanki bahan bakar dimana dua diantaranya terletak di atas roda pendaratan atau bagian belakang sayap, sehingga saat terjadi tidak hanya roda yang pecah tapi serpihan mengenai tanki bahan bakar yang terletak diatas roda atau sayap bagian belakang sehingga menimbulkan percikan api.


Maskapai Emirates telah mengeluarkan pernyataan yang menyebutkan telah terjadi pecah satu dari 22 ban pesawat saat cruising yang menyebabkan kerusakan pada bagian luar pesawat, seperti yang dikutip dari pernyataan lengkapnya 'Our flight EK430 flying from Dubai to Brisbane on 1 July experienced a technical fault. One of the aircraft's 22 tyres ruptured during cruise, causing damage to a small portion of the aerodynamic fairing, which is an outer panel or the skin of the aircraft. At no point did it have any impact on the fuselage, frame or structure of the aircraft. The aircraft landed safely in Brisbane and all passengers disembarked as scheduled. The fairing has been completely replaced, checked and cleared by engineers, Airbus and all relevant authorities. The safety of our passengers and crew has always been our top priority' (Emirates Airline).


Dalam penerbangan fase penerbangan yang kita kenal yaitu fase perencanaan, fase lepas landas, fase jelajah (cruising), fase descent (turun), fase approach, fase pendaratan dan fase taxiing.


Menurut Badan Penerbangan Eropa atau EASA fase kritikal penerbangan terdapat pada fase take-off run, the take-off flight path, the final approach, missed approach dan landing (termasuk landing roll).


Kita mengenal istilah Critical Eleven yang mencakup 3 menit pada fase take off dimana terdapat fase saat pesawat rolling di landasn pacu untuk tinggal landas serta saat pesawat masuk pada fase take off flight path atau saat mulai pesawat sudah berada pada ketinggian 35 feet hingga 1,500 feet dari darat.


Sedangkan 8 menit ada paca fase pendaratan yang mencakup fase final approach, landing roll serta dapat termasuk pula fase go around jika terjadi missed approach serta keadaan lain yang dipandang perlu dilakukan atas dasar keputusan kapten pilot.


Namun pada laporannya yang bertajuk 'Statical Summary of Commercial Jet Airplanes', Boeing mencatat 13% accident dari tahun 2011-2020 terjadi pada fase jelajah (cruising), sedangkan pada fase take off terbagi atas 3 fase yaitu fase  take off 5%, initial climb 8% dan Climb (flaps out) 10%

Kecelakaan fatal yang terjadi kebanyakan pada fase final approach sebesar 28% dan landing (roll) sebesar 26% dengan total  54% yang membuat fase ini menjadi fase penerbangan dengan tingkat kecelakaan fatal yang tertinggi diikuti oleh fase crusing sebesar 13% seperti yang menimpa Airbus A-380 800 ini.

Referensi :

Satu Dua Tiga Empat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun