Jadi mengapa memilih MA-60 ? itu internal sifatnya, kita di pihak eksternal hanya akan mengetahui dampaknya bukan dasar keputusan.
Kesimpulan
Dari semua kejadian dan akhir cerita dari Merpati ini dapat dijadikan momentum baik kepada Pemerintah, maskapai dan pihak pihak yang terkait dan yang selalu mengatakan bahwa konektivitas sangat diperlukan, untuk dapat belajar keras dari kejadian ini.
Kita sebagai negara kepulauan sangat membutuhkan pesawat regional yang bermesin baling baling (turboprop) yang berbiaya rendah dengan konsumsi bahan bakar yang irit, bukannya pesawat regional bermesin jet yang pada akhirnya bisa menjadi biang kerok kekacauan keuangan maskapai seperti yang terjadi pada maskapai flag carrier ataupun pesawat yang belum mendapatkan sertifikasi dari badan penerbangan dunia yang menjadi acuan bagi maskpai dunia.
Industri kedirgantaraan Nasional seharusnya bisa menjawab kebutuhan nasional dalam hal pemerataan pembangunan melalui konektivitas udara akan tetapi yang terjadi justru kontradiksi.
Salah satu bukti keberhasilan industri kedirgantaraan kita yang baru berupa prototipe yaitu sang Gatotkaca justru menjadi penghuni museum, bukan penghuni langit nusantara.
Ini kontradiksi yang kedua dimana terlihat industri kedirgantaraan belun mendapat tempat yang sesuai padahal output atau hasil dari industri ini bisa menjawab kebutuhan nasional.
Pengadaan armada kerap menjadi biang kerok dari permasalahan maskapai di negara kita ini, kapan kita mau belajar untuk memperbaikkinya ?
Pengadaan pesawat sebaiknya dilihat dari sisi jangka panjang bukan jangka pendek misalnya dengan kemudahan pembiayaannya atau harga yang murah saja karena pesawat tidak bersifat jangka pendek, pesawat bukan hanya masalah harga tetapi lebih kepada penggunaan, utilisasi dan pemeliharaan yang semua itu bersifat jangka panjang.
Apabila tidak ingin mencampur bisnis dengan pemenuhan kebutuhan nasional (dan sebaiknya memang), kita mungkin bisa memaksimalkan fungsi dari TNI AU yang memiliki personnel dan armada yang bisa menjangkau daerah daerah terpencil dan terluar pula.
Fungsi pesawat militer tidaklah selamanya untuk keperluan pertahanan saja tetapi juga untuk mendukung program pemerintah dalam pembangunan serta untuk misi kemanusiaan (humanitarian mission).