Mohon tunggu...
Mauraqsha
Mauraqsha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Staff Biasa di Aviasi.com

Penggemar Aviasi namun terjun di Pariwisata, berlayar pilihan pertama untuk liburan, homestay dan farmstay piihan pertama untuk penginapan.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kekuatan Udara Amerika yang Sedang Galau

26 April 2022   12:17 Diperbarui: 26 April 2022   19:17 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pesawat F-22 Raptor (Foto: Charn Lee/pixabay.com)

Amerika sebagai negara dengan kemampuan finansial yang lebih dari negara negara lain dalam pengembangan teknologi sudah terbukti selalu menjadi yang terdepan dalam hal pesawat perangnya baik melalui Angkatan Udara nya maupun kekuatan udara di Angkatan Lautnya (Naval Aviation).


Akan tetapi Amerika kini justru merasa terancam dengan kekuatan udara Tiongkok yang dinilai dapat menyaingi dan bahkan mengancam kemampuan pesawat pesawat tempurnya baik dari sisi penyerangan maupun pertahanan.


Kekuatan udara Tiongkok dengan pesawat J-20 dan J-31 sebagai contohnya diyakini oleh beberapa kalangan dapat menyaingi dan mengancam pesawat tempur generasi kelima mereka yaitu LM F-22 dan LM F-35, bahkan ada yang menyebut pesawat Tiongkok lainnya yaitu J-11 memiliki kecepatan yang melebihi LM F-22.

Pesawat tempur Shengyang J-11 menggunakan badan pesawat Sukhoi SU-30 namun diproduksi oleh Tiongkok dengan berbagai feature yang lebih canggih seperti pada sistem avionik nya, begitu pula pesawat Shengyang J-15 yang merupakan varian J-11 untuk dioperasikan dikapal induk mereka.


Selain itu kekuatan peluru kendali Tiongkok juga menjadi perhatian khusus oleh Amerika dimana daya jelajah peluru kendali Tiongkok tidak hanya bisa mengancam pangkalan militer Amerika yang tersebar dari kawasan Pasifik saja tetapi juga mengancam pertahanan negara Amerika.


Baca Juga : Sistem Hub and Spoke di dunia Kemiliteran.


Kekuatan udara Amerika pada Angkatan Lautnnya kini dapat dikatakan agak terlambat pada proses peremajaan kekuatan nya, hal ini dapat dilihat dari gap kekuatan pesawat F-14 Tomcat yang hingga kini belum dapat dikatakan terisi dengan penggantinya.


Pesawat F-14 Tomcat merupakan pesawat tempur yang secara khusus untuk menyergap dan engange dalam pertempuran udara dengan pesawat tempur lawan yang dapat mengancam kapal kapal perangnya termasuk kapal induk.


Gagalnya Amerika mengisi gap ini adalah karena dibatalkannya program Naval Advanced Tactical Fighter (NATF) dari Angkatan Laut Amerika yang ketika tahun 1980 an mendampingi program USAF yaitu Advanved Tactical Fighter (ATF) yang sekarang menjadi F-22, pihak Navy Amerika ketika itu menilai pesawat F-14 masih bisa dioperasikan hingga tahun 2015.


Kekuatan udara Angkatan Laut Amerika kini mencakup F-35C, F/A-18 Super Hornet dan A-6 Intruder sebagai pesawat attack dinilai belum maksimal terlebih pada jumlah kekuatan F-35C mereka yang tidak sebanyak F-14 dahulu serta beberapa kendala pada pembelian dan pengembangan lanjutan pada F-35 itu sendiri.


Pesawat F-35C yang dioperasikan oleh Angkatan Laut Amerika adalah varian dari F-35 yang khusus dioperasikan untuk Angkatan Laut Amerika ini pada dasarnya merupakan pesawat siluman serta tidak didesain untuk terdeteksi dan terlihat oleh musuh serta lebih cenderung sebagai pesawat untuk menyerang target didarat (attack fighter) sehingga menghindari peperangan udara atau dogfight jarak dekat -- peran yang dulu diemban oleh pesawat F-14 Tomcat.


Pada Angkatan Udara mereka (USAF) kekuatan udara nya mencakup pesawat tempur generasi kelima yaitu F-35 dan F-22 serta generasi 4+ dengan F-16V dan F-15EX Eagle II dimana jumlah kekuatan pada pesawat tempur generasi kelima nya tidak terlalu banyak.


Pada tahun 2023 nanti pihak Angkatan Udara Amerika berencana mempesiunkan sejumlah pesawat perangnya tepatnya 269 pesawat perangnya termasuk A-10 Warthogs, pesawat Tanker KC-135 Stratotanker serta C-130 H yang mana hampir semua pesawat yang sudah menua kecuali F-22 Raptor.


Pihak Pentagon baru baru ini menyatakan akan mempesiunkan dini 33 pesawat F-22 Raptor dari 186 pesawat yang dioperasikan Angkatan Udara Amerika yang merupakan pesawat F-22 yang diterima pada awal awal. Pada anggaran militer tahun 2023 pihak Amerika dikabarkan akan mengupgrade sisa F-22 Raptor dan F-35 yang mereka miliki serta membeli 33 unit pesawat F-35..

Konsep Pesawat Tempur generasi keenam (ilustrasi dari Lockheed Martin.com)
Konsep Pesawat Tempur generasi keenam (ilustrasi dari Lockheed Martin.com)

Selain itu latarbelakang kegagalan F-22 sebagai pengganti peran F-15 terutama pada pengoperasian dan pemeliharaan, membuat Amerika menghentikan produksi F-22 pada tahun 2011 yang lalu.


Pihak Angkatan Udara Amerika sendiri kini tengah menjalankan program Next Generation Air Dominance (NGAD) serta program F-XX untuk mengembangkan pesawat tempur generasi keenam pada tahun 2030 nanti serta sebagai pengganti dari pesawat F-22, sedangkan Angkatan Laut Amerika melalui program F/A-XX untuk menggantikan peran pesawat F/A-18 Super Hornet serta mendampingi F-35.

Namun hingga nanti pada tahun 2030 kekuatan udara Amerika sepertinya akan tertandingi oleh kekuatan udara Tiongkok yang kini sedang gemar memproduksi pesawat perangnya dalam jumlah banyak, sebut saja pesawat J-11 untuk Angkatan Udara Tiongkok (PLAAF) dan variannya J-15 untuk Angkatan Laut Tiongkok (PLAN)  serta tidak melupakan J-31 yang dapat dikembangkan untuk menandingi F-22, jelas hal ini membuat Amerika ketar ketir dengan keadaan yang dihadapi kini pada kekuatan udara mereka.


Kecanggihan teknologi memang membuat pesawat tempur semakin canggih pula serta dapat menjalankan peran dan fungsi ganda, namun kekuatan udara dapat teruji pada pertempuran udara konvensional yaitu dogfight, apakah Amerika melupakan sejarah dimana mereka sangat menganggap penting dogfight setelah perang Vietnam dan Korea ?.

Bila memang terjadi dogfight yang melibatkan pesawat F-22 maupun F-35 sekalipun akan berupa adu missile atau peluru kendali jarak jauh seperti missile AIM -120 yang tersembunyi dibadan kedua pesawat, berbeda dengan dogfight pada umumnya yang bisa terjadi pada jarak dekat serta membutuhkan manuverability pesawat yang mumpuni selain kecepatan.


Pesawat siluman F-22 dan F-35 memang merupakan pesawat tercanggih namun keduanya didesain untuk tak terdeteksi dengan perkataan lain menghindari dogfight dengan meluncurkan peluru kendali jarak jauh, sedangkan untuk pertempuran udara jarak dekat hanya tersedia F-15 dan F-16 yang walaupun sudah diupgrade dan di modernisasi masih bisa ditandingi oleh pesawat pesawat tempur Tiongkok.

Kekuatan udara Amerika hingga pada tahun 2030 nanti sepertinya bisa jadi bukan lagi yang superior dan dapat mendominasi pertempuran udara dengan melihat kemajuan kekuatan udara Tiongkok, walau Amerika memiliki F-15 generasi ketiga yaitu Eagle II yang mana keluarga F-15 memiliki kill ratio yang menakjubkan sekalipun yaitu 102:0.

Apakah kedua kekuatan udara akan berada dalam sebuah teater peperangan ? jawabannya mungkin bisa saja terjadi akan tetapi dari sisi pertahanan, Amerika dihadapkan dengan keadaan dan status yang mendekati pada sebuah tantangan yang tidak dapat dilihat enteng baik kekuatan udaranya yang diluncurkan dari laut (sea-based) dan darat (land-based).

Kegalauan sepertinya sedang membayangi langit dan kekuatan udara Amerika, dan sebagai countermeasure terhadap kekuatan udara Tiongkok dilakukan melalui perkonomian dengan perang tarif dan sebagainya yang diharapkan dapat mempengaruhi laju produksi pesawat tempur Tiongkok -- namun tidaklah mudah.

Sedangkan anggaran untuk kekuatan udara kini juga mencakup pertahanan kedirgantaraan (aerospace) yang beberapa tahun terakhir ini menjadi penting membuat anggaran pertahanan menjadi terbagi yang otomatis juga mengurangi porsi pada anggaran untuk pengembangan pesawat pesawat perang Amerika, kekuatan drone tempur (UCAV) kini terlihat tampil mendekati sejajar dengan pesawat tempur berawak.

 

Referensi :

Satu Dua Tiga Empat Lima Enam Tujuh 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun