Mohon tunggu...
Mauraqsha
Mauraqsha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Staff Biasa di Aviasi.com

Penggemar Aviasi namun terjun di Pariwisata, berlayar pilihan pertama untuk liburan, homestay dan farmstay piihan pertama untuk penginapan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Titik Balik Seorang Penerbang

19 April 2022   18:15 Diperbarui: 19 April 2022   18:22 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Penerbang (foto:archives.gov via picryl.com)

Instrumen bisa hanya berupa indikasi awal, sedangkan kontrol pesawat ada pada penerbang (Foto: Claus Norgaard/Pixabay.com)
Instrumen bisa hanya berupa indikasi awal, sedangkan kontrol pesawat ada pada penerbang (Foto: Claus Norgaard/Pixabay.com)


Dia tetap terbang dan berhasil mendarat selamat ditujuan akan tetapi sesampainya ditujuan, beberapa orang dari pihak maskapai dan FAA telah menunggu dia.


Setelah dilakukan tes, kandungan alkohol dalam dirinya adalah 3 kali lipat dari batas yang dianjurkan oleh FAA, dan karena hal tersebut dia dipenjara selama 8 bulan dan harus melakukan perawatan untuk menghilangkan kecanduan alcohol selama 5 bulan.


Pada usia yang masih tergolong panjang untuk tetap berkarir sebagai pilot dan berpenghasilan cukup lumayan, kini dia harus berada di penjara dan bangkrut serta ijin sebagai pilot dicabut serta seluruh jam terbang yang telah diraih olehnya hilang.


Bagi pilot maskapai di Amerika tersebut, satu-satunya jalan baginya adalah berhenti mengkonsumsi alkohol dan kehilangan pekerjaan, dan walau sebagai mantan militer dimana kata berhenti berarti menyerah, namun itulah satu-satunya jalan untuk meneruskan kehidupan.


Dalam keadaan bangkrut dan dipenjara, beberapa temannya seprofesi pilot membantu dia dengan pembayaran cicilan rumahnya dan setelah dia keluar dia bekerja di sebuah klinik dengan bayaran per jam dan jumlahnya jauh lebih kecil dari profesi dia sebagai penerbang.


Dalam keadaan sulit, teman-teman seprofesinya membantu lagi dengan meyakinkan seluruh pihak agar dia dapat kembali ke kokpit serta mengembalikan jam terbang yang telah ia raih selama hidupnya dan pada akhirnya dia dapat kembali ke kokpit setelah adanya usaha dari teman-teman seprofesinya serta dukungan dari banyak pihak.


Penerbang memang manusia biasa namun sama seperti pada semua profesi yang memiliki keahlian khusus, seorang penerbang adalah manusia biasa tetapi manusia biasa yang dituntut selalu lebih baik saat berada di dalam kokpit.


Kesalahan yang dilakukan oleh penerbang tersebut berakhir pada titik balik dalam kehidupannya serta merupakan hal yang sangat manusiawi tinggal hanya bergantung pada setiap insan masing-masing dalam menentukan kapan titik balik itu akan dilewatinya, apakah sedini mungkin atau nanti ketika segalanya seperti sudah terlambat.


Untuk menjadi seorang pilot membutuhkan proses yang tidak singkat dan biaya yang tidak sedikit pula namun beberapa botol alkohol dapat mengubah dan memutarbalikan kehidupan seperti yang dialami penerbang tersebut.


Titik balik memang bukan sebuah akhir dari segalanya namun titik awal bagi seorang manusia lebih baik dalam artian kematangan dalam berpikir dan bertindak dalam profesi apapun itu termasuk pilot atau kru pesawat lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun