Mohon tunggu...
Mauraqsha
Mauraqsha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Staff Biasa di Aviasi.com

Penggemar Aviasi namun terjun di Pariwisata, berlayar pilihan pertama untuk liburan, homestay dan farmstay piihan pertama untuk penginapan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mempertanyakan Kekuatan Udara Rusia pada Perang dengan Ukraina

30 Maret 2022   11:28 Diperbarui: 31 Maret 2022   07:32 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pesawat Sukhoi SU-27 (Foto: Steve Unwin/pixabay.com)


Kekuatan Udara (Air Power) Rusia pada perang dengan Ukraina tidak banyak terlihat baik pada setiap serangan maupun pertempuran, hal ini menjadi pertanyaan dan keheranan dari beberapa pihak.


Sejak penyerangan di hari pertama pada tanggal 24 Februari 2022 dominasi kekuatan darat lebih terlihat serta tanpa adanya dukungan udara (Air Support) yang umum dilakukan pada setiap pertempuran maupun peperangan.


Dukungan udara sangat diperlukan untuk memperlancar pergerakan kekuatan daratnya dengan mengeliminasi kekuaran darat lawan melalui Close Air Support serta melumpuhkan kekuatan udara lawan melalui penguasaan ruang udara (Air Supremacy) pada medan pertempuran.


Hal ini sangat berbeda dengan apa yang dilakukan Rusia dalam keterlibatannya pada perang sipil di Siriah dimana pesawat pesawat tempur mereka yaitu Sukhoi SU-24 dan SU-25 banyak digunakan dalam setiap operasi nya, selain itu hal ini juga berbeda dengan Amerika yang sudah belajar dari perang Vietnam yang setelah itu memandang perlu dukungan udara pada setiap peperangan maupun pertempuran dengan kekuatan pesawat tempur dengan kemampuan dan kapabilitas multi (multi role fighter jet).

Dimana keberadaan pesawat perang (Combat Aircraft) dan pesawat pesawat tempur Rusia ? dimana pesawat pesawat Sukhoi SU-27/30, SU-34 dan Su-35 mereka ?


Banyak pihak yang mempertanyakan ini serta dengan beberapa analisis nya masing masing dimana salah satunya mengatakan bahwa kurangnya pelatihan para pilot Rusia menjadi penyebabnya dengan membandingkan jumlah jam terbang para pilot Rusia dalam melatih kemampuan mereka dalam pertempuran.

Harian The Washington Times pada beritanya tanggal 2 Maret 2022 menyebutkan bahwa setidaknya ada 300 pesawat perang Rusia berada pada jangkauan dari target tsrget ysng berada di bagian selatan, utara dan timur Ukraina nsmun pesawat pesawat ini tidak atau belum sepenuhnya dilibatkan dalam setiap pertempursn.


Apakah Rusia sengaja melakukan ini untuk mengantisipasi pertempuran yang lebih besar lagi seperti kemungkinan keterlibatan Amerika dan para negara anggota NATO ? mungkin saja demikian atas dasar asumsi bahwa Rusia melihat kekuaran udara Ukraina yang bukan sebagai ancaman yang besar sehingga Rusia memandang cukup hanya menurunkan kekuatan darat nya dan tidak perlu mengeluarkan kekuatan udara nya secara penuh.


Dengan melihat kekuatan militer Ukraina baik dari sisi darat dan udara yang dapat dikatakan jauh dibawah Rusia, alasan untuk tidak menggunakan kekuatan penuh terutama untuk menguasai wilayah udara pertempuran (Supremasi Udara) di Ukraina serta untuk mendukung pergerakan pasukan darat nya menjadi alasan yang masuk akal selain dari penghematan biaya dari pengoperasian pesawat pesawat perangnya.


Namun hal tersebut bukan berarti Rusia akan dapat dengan mudah nya untuk memenangkan setiap pertempuran melawan Ukraina tanpa kerugiaan, justru pada kenyataanya perlawanan Ukraina yang gigih dalam menghadapi kekuatan darat Rusia tanpa dukungan udara menyebabkan banyaknya korban baik dari pasukan daratnya maupun kendaraan tempur lainnya seperti tank dan persenjataan arteleri mereka.


Pada website 19fortyfive.com disebutkan bahwa militer Ukraina berhasil melumpuhkan satu tank dan dua kendaraan surface-to-air missiles system (SAMS) serta beberapa truk pengangkut bahan bakar dan logistik Rusia.dengan drone Bayraktar TB2 buatan Turkiye yang telah dimiliki Ukraina sejak tahun 2019.

Hal ini juga sekaligus mempertanyakan kemampuan militer Rusia dalam menghadapi peperangan elektronik atau Electronic Warfare dengan mengganggu (jamming) jaringan komunikasi militer Ukraina dimana sebenarnya Rusia sudah memiliki sistem pertahanan untuk electronic warfare (EW) yaitu Belladolla selain dari kekuatan drone nya yang tidak digunakan pada perang dengan Ukraina.


Beberapa pihak juga mempertanyakan kemampuan taktik pertempuran Rusia yang tidak menjadikan pangkalan udara dari drone Ukraina sebagai target dalam melumpuhkan kekuatan militer Ukraiana serta penggunaan sistem pertempuran elektronik (Electronic Warfare).


Semua ini menjadi biaya yang harus ditanggung oleh Rusia yang tidak menggunakan kekuatan udara secara penuh untuk menguasai ruang udara di atas medan pertempuran selain dari pengoperasian drone dan siatem electronic warfare mereka untuk menghentikan drone Ukraina.


Apabila latarbelakangnya adalah benar untuk dicadangkan sebagai antisipasi terhadap pertempuran yang lebih besar lagi seperti bila ada keterlibatan dari AS dan NATO, kerugian yang dialami Rusia dapat dikatakan tidak kecil.


Namun bila ada hal hal lain sebagai penyebabnya seperti perekononian Rusia yang membuatnya tidak mampu melengkapi kekuatan militer nya dengan berbagai jenis peluru kendali baik dari sisi penyerangan dengan peluru kendali udara-darat maupun dari sisi pertahanan dengan peluru kendali darat-udara maka semua ini menunjukan bahwa peperangan sangat mempengaruhi perekononian sebuah negara bahkan sejak peperangan akan dimulai dengan berbagai persiapan seperti pre-stocking dan pre-positioning pada semua arsenal nya.


Dan bila memang terjadi pertempuran yang lebih besar lagi maka biaya yang dikeluarkan akan lebih besar lagi baik itu biaya pengoperasian arsenal nya maupun biaya pada perekonomian negara negara yang terlibat dan pada akhirnya kepada perekonomian dunia.


Semoga tidak terjadi.

Referensi : Satu Dua Tiga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun