Kekuatan Udara (Air Power) Rusia pada perang dengan Ukraina tidak banyak terlihat baik pada setiap serangan maupun pertempuran, hal ini menjadi pertanyaan dan keheranan dari beberapa pihak.
Sejak penyerangan di hari pertama pada tanggal 24 Februari 2022 dominasi kekuatan darat lebih terlihat serta tanpa adanya dukungan udara (Air Support) yang umum dilakukan pada setiap pertempuran maupun peperangan.
Dukungan udara sangat diperlukan untuk memperlancar pergerakan kekuatan daratnya dengan mengeliminasi kekuaran darat lawan melalui Close Air Support serta melumpuhkan kekuatan udara lawan melalui penguasaan ruang udara (Air Supremacy) pada medan pertempuran.
Hal ini sangat berbeda dengan apa yang dilakukan Rusia dalam keterlibatannya pada perang sipil di Siriah dimana pesawat pesawat tempur mereka yaitu Sukhoi SU-24 dan SU-25 banyak digunakan dalam setiap operasi nya, selain itu hal ini juga berbeda dengan Amerika yang sudah belajar dari perang Vietnam yang setelah itu memandang perlu dukungan udara pada setiap peperangan maupun pertempuran dengan kekuatan pesawat tempur dengan kemampuan dan kapabilitas multi (multi role fighter jet).
Dimana keberadaan pesawat perang (Combat Aircraft) dan pesawat pesawat tempur Rusia ? dimana pesawat pesawat Sukhoi SU-27/30, SU-34 dan Su-35 mereka ?
Banyak pihak yang mempertanyakan ini serta dengan beberapa analisis nya masing masing dimana salah satunya mengatakan bahwa kurangnya pelatihan para pilot Rusia menjadi penyebabnya dengan membandingkan jumlah jam terbang para pilot Rusia dalam melatih kemampuan mereka dalam pertempuran.
Harian The Washington Times pada beritanya tanggal 2 Maret 2022 menyebutkan bahwa setidaknya ada 300 pesawat perang Rusia berada pada jangkauan dari target tsrget ysng berada di bagian selatan, utara dan timur Ukraina nsmun pesawat pesawat ini tidak atau belum sepenuhnya dilibatkan dalam setiap pertempursn.
Apakah Rusia sengaja melakukan ini untuk mengantisipasi pertempuran yang lebih besar lagi seperti kemungkinan keterlibatan Amerika dan para negara anggota NATO ? mungkin saja demikian atas dasar asumsi bahwa Rusia melihat kekuaran udara Ukraina yang bukan sebagai ancaman yang besar sehingga Rusia memandang cukup hanya menurunkan kekuatan darat nya dan tidak perlu mengeluarkan kekuatan udara nya secara penuh.
Dengan melihat kekuatan militer Ukraina baik dari sisi darat dan udara yang dapat dikatakan jauh dibawah Rusia, alasan untuk tidak menggunakan kekuatan penuh terutama untuk menguasai wilayah udara pertempuran (Supremasi Udara) di Ukraina serta untuk mendukung pergerakan pasukan darat nya menjadi alasan yang masuk akal selain dari penghematan biaya dari pengoperasian pesawat pesawat perangnya.
Namun hal tersebut bukan berarti Rusia akan dapat dengan mudah nya untuk memenangkan setiap pertempuran melawan Ukraina tanpa kerugiaan, justru pada kenyataanya perlawanan Ukraina yang gigih dalam menghadapi kekuatan darat Rusia tanpa dukungan udara menyebabkan banyaknya korban baik dari pasukan daratnya maupun kendaraan tempur lainnya seperti tank dan persenjataan arteleri mereka.