Indonesia yang memiliki banyak suku, adat, budaya dan lainnya sungguh bisa menjadi nilai tambah sebenarnya namun mungkin permasalahannya pada kemasan nya yang masih ditujukan pada semua segmen wisatawan, masih jarang pengemasan pengalaman liburan ditujukan untuk kaum berduit.
Dikawasan Karangasem Bali ada penginapan dari jaringan hotel yang penulis lihat sangat memikirkan lingkungan dimana tamu tamunya bisa turun ke sawah sawah yang terdapat di sekitar hotel, jaringan hotel ini juga menyulap gurun pasir menjadi tujuan berlibur bagi kalangan berduit.
Untuk itu ada baiknya mengenali dahulu calon wisatawan kita, bukan pada jumlah pembelanjaan tetapi pada pilihan dan preferensi karena pada akhirnya jumlah pembelanjaan mereka akan dipengaruhi oleh kedua hal tersebut.
Pilihan dan preferensi kaum berduit mungkin bisa sama dengan wisatawan pada segmen lain tapi pada kaum berduit, hal utamanya adalah kedua hal tersebut diatas instagrammable nya sebuat spot wisata serta juga diatas euphoria wisatawan pada segmen lain.
Pada akhirnya kualitas pada komponen destinasi wisata dan pelaku wisata tercapai ketika sudah menangkap  pilihan dan preferensi kaum berkantong tebal.
Selain itu bagi pengembang dan pelaku wisata untuk mulai berpikir bahwa investasi mereka tidak hanya dari sisi ekonomi saja tapi juga sosial dan lingkungan dengan begitu konsep sustainability akan juga terpatri pada mereka.
Investasi pada ekonomi memang bisa memberi manfaat ekonomi tapi jika investasi tersebut mencakup sosial dan lingkungan, bukan mustahil manfaat ekonomi juga meningkat, tidak hanya untuk beberapa pihak tapi juga masyarakat lokal melalui sebuah pengalaman berlibur yang sesuai dengan pilihan dan preferensi dari wisatawan berkantong tebal.
Selama kita masih berkonsentrasi pada pengembangan destinasi untuk segala segmen wisatawan baik pada destinasi wisata yang sudah terbangun pesat atau belum dan bahkan mencampur atau membagi segmen pada sebuah destinasi, maka akan dimaknai pula bahwa kita masih berada pada konsep kuantitas.
Justru pada kenyataannya beberapa pihak swasta sudah terlebih dahulu membidik dan menerapkan quality tourism ini di Indonesia berupa aksi nyata, tanpa dengungan kata kata.
ReferensiÂ