Mohon tunggu...
Mauraqsha
Mauraqsha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Staff Biasa di Aviasi.com

Penggemar Aviasi namun terjun di Pariwisata, berlayar pilihan pertama untuk liburan, homestay dan farmstay piihan pertama untuk penginapan.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Sepak Bola di Angkasa

28 Februari 2022   10:35 Diperbarui: 28 Februari 2022   10:48 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
AN-225 Mriya (Emslichter/pixabay.com)

Sepak bola dikenal sebagai bahasa universal walau ada yang berada di sudut berbeda dengan masing masing tim andalannya namun bila sudah berkumpul bersama tidak ada lagi pembicaraan berlainan sudut, hanya satu topik,  sepak bola.

Begitu halnya pada komunitas penggemar aviasi dengan masing masing menjagokan produk pesawat dari beda pabrikan, beda negara namun bisa bersatu atas nama Aviasi.

Hal ini bisa terlihat perbincangan pada berbagai  media sosial yang menanggapi hancurnya pesawat terbesar di dunia yaitu Antonov AN-225 akibat serangan Rusia.

Berbagai macam kecaman, duka, hingga keinginan untuk membuka halaman donasi untuk membangun kembali pesawat ini, yaitu pesawat kedua yang belum diselesaikan oleh pihak pabrikan, rasa emosi pun banyak membanjiri dengan pertanyaan mengapa pesawat tersebut tidak dipindahkan sebelumnya, dan ternyata alasannya karena pesawat tersebut dalam status pemeliharaan.

Ada pula yang menawarkan keahliannya di bidang kedirgantaraan untuk membantu membangun kembali pesawat tersebut kepada pihak Antonov tanpa bayaran, serta ada pula yang bersedia menjadi petugas kebersihan pada pabrikan ketika akan membangun kembali pesawat tersebut.

Pesawat AN-225 Mriya adalah buatan pabrikan Antonov yang jelas bukan berasal dari negara barat namun justru dukungan semakin banyak membanjiri stream media sosial terhadap apa yang terjadi datang dari segala penjuru dunia.

Pada saat saat lain adakalanya mereka memperdebatkan satu produk pesawat dengan lainnya namun ketika mereka kehilangan sesuatu dari apa yang mereka cintai, hati dan semangat mereka bersatu.

Kecintaan mereka kepada pesawat terbang meruntuhkan dinding perbedaan, membisukan peredebatan dan secara bersamaan menyatukan mereka semua dan bukan atas dasar bentuk, kemampuan atau negara mana yang memproduksi pesawat tersebut, tapi satu bahasa cinta.

Tidak ada lagi timur dan barat, juga utara dan selatan, tidak ada juga warna putih, hitam, kuning dan merah.

Begitu ditunggunya kehadiran pesawat ini oleh pecinta aviasi dan para planespotter yang siap dengan kameranya untuk mengabadikan pesawat yang hanya ada satu di dunia ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun