Dalam konteks mempertahankan dari segala ancaman yang meningkat dalam hal penerapan teknologi, kita harus pula memiliki pesawat tempur dengan teknologi terkini pula.
Bila melihat negara lain, beberapa waktu yang lalu Jepang ingin sekali membeli pesawat LM F-22 Raptor untuk mengamankan wilayah udara mereka dan antisipasi dari peningkatan aktivitas militer Tiongkok di Laut Cina Selatan.
Namun karena pesawat LM F-22 tidak boleh dijual kepada negara lain termasuk teman AS sendiri, Jepang puas dengan LM F-35 Ligthing untuk menjaga wilayah udaranya.
Penerapan teknologi pada pesawat tempur di representasikan melalui klasifikasi generasi pesawat tempur, saat ini semua pesawat tempur kita merupakan generasi ke empat sedangkan negara lain tersebut kini sudah memiliki pesawat tempur generasi kelima.
Pemilihan Boeing F-15 Strike Eagle II yang oleh Boeing diberi tanda khusus untuk Indonesia sebagai F-15 ID sangat tepat.
Satu hal yang perlu diketahui pemberian varian F-15 ID sama halnya dengan beberapa negara namun umumnya menandakan adanya requirement khusus dan tambahan dari negara bersangkutan seperti F-15 I untuk Israel  F-15 K untuk Korea Selatan, F-15 SG untuk Singapore dan F-15 S untuk Arab Saudi.
Untuk requirement dan tambahan pada F-15 ID mungkin untuk saat ini belum dapat diketahui pasti, namun akan tersedia informasinya kelak seperti pada varian varian diatas.
Beberapa alasan mengapa pemilihan F-15 sudah tepat, salah satunya adalah karena pesawat F-15 sudah terbukti dan teruji kemampuannya dalam medan pertempuran dengan kill ratio sempurna 104:0 yang berarti pada semua peperangan yang melibatkan pesawat F-15 sudah melumpuhkan 104 pesawat musuh dan 0 pesawat F-15.
Pesawat F-15 Strike Eagle II merupakan pesawat tempur generasi 4.5 dengan pengurangan feature/penerapan teknologi pada pesawat tempur generasi kelima, generasi 4.5 sering digunakan oleh beberapa pabrikan sebagai jembatan antar generasi keempat dengan generasi kelima.
Jika di adu head to head diatas kertas memang F-35 Lightning II lebih unggul akan tetapi pada medan pertempuran perlu pembuktian dan uji kemampuan karena F-35 belum pernah diterjunkan pada peperangan karena masih tergolong baru.
Sedangkan untuk Dassault Rafale, dalam pemberitaan tentang pembelian Indonesia tidak disebutkan model dan variantnya akan dibeli.
Namun jika merujuk dari waktu produksinya, dassault Rafale yang dimaksud adalah varian F-4 sedangkan untuk model adalah model B dengan dua tempat duduk (biasanya untuk trainer) dan model C dengan satu tempat duduk.