Mohon tunggu...
Mauraqsha
Mauraqsha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Staff Biasa di Aviasi.com

Penggemar Aviasi namun terjun di Pariwisata, berlayar pilihan pertama untuk liburan, homestay dan farmstay piihan pertama untuk penginapan.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Perkembangan Pesawat Penumpang

10 Februari 2022   13:30 Diperbarui: 10 Februari 2022   13:36 3486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Boeing B-747SP (foto: The US National Archives via picryl.com

Pesawat terbang khususnya pesawat penumpang pada perkembangannya telah banyak mengalami kemajuan teknologi yang berdampak pada kemampuannya, meningkatkan tingkat keselamatan dan keselamatan hingga memberikan kenyamanan yang lebih kepada penumpangnya serta efisiensi.


Salah satunya yaitu hal kecepatan yang telah memperpendek waktu tempuh dari titik A ke B, misalnya kini waktu tempuh terbang dari Brisbame Australia ke London Inggris adalah 22 jam tanpa transit yang dahulunya memerlukan waktu 2 minggu dengan 43 kali transit.
Lompatan yang sangat fantastis dan juga membawa manfaat yang fantastis pula baik kepada air traveler maupun pihak maskapai dalam hal efiiensi.


Teknologi juga membuat pesawat lebih memiliki tingkat keselamatan yang tinggi, pembelajaran dari setiap kecelakaan pesawat yang terjadi membuat para pabrikan pesawat menempatkan keselamatan sebagai prioritas dengan memproduksi pesawat yang tidak hanya cepat, kapasitas besar, efisien namun juga dengan tingkat keselamatan yang tinggi.


Mari kita kembali ke periode periode waktu dimana pesawat penumpang mengalami kemajuan.

Era Baling-Baling

Boeing 377 (foto: via smithsonianmag.com)
Boeing 377 (foto: via smithsonianmag.com)


Penerbangan komersial sejarahnya dimulai pada tahun 1920 an tidak hanya dasar keinginan untuk terbang melintasi Samudera Atlantik baik di sisi utara yang menghubungkan benua Eropa dan Amerika Utara maupun sisi selatan yanh menghubungkan Amerika Selatan dan Benua Afrika namun pada kesadaran pada perintis pembuat pesawat dalam meihat potensi dari pesawat terbang secara komersial, seperti halnya pada penerbangan untuk mail sebelumnya.


Pesawat baling baling yang dapat mengangkut untuk penerbangan komersial pun lahir seperti pesawat Fokker F.VIIa-3m tri-motor, Ford 4-AT Trimotor pada tahun 1920 an dan pesawat Boeing 247 serta Douglas DC-2 pada tahun 1930 an.


Setelah perang dunia kedua usai para pabrikan pesawat yang sebelumnya lebih fokus kepada memproduksi pesawat militer karena permintaan yang tinggi saat itu berubah haluannya ke pesawat untuk keperluan penumpang komersial.


Pabrikan pesawat kemudian memproduksi pesawat dengan dasar pesawat militer yang mereka produksi sebelumnya seperti struktur badan pesawat, sehingga mereka tidak memulainya dari drawing board.


Beberapa pesawat baling-baling seperti Lockheed L-749 Constellation yang diproduksi oleh Lockheed pada tahun 1947 dan Boeing B-377 Stratocuriser yang fenomenal karena bisa dikatakan sebagai jumbo nya pada era tersebut karena ukurannya yang besar untuk era itu serta pabrikan Douglas yang memiliki pesawat DC-6 sebagai saingan dari kedua pesawat tersebut.


Boeing B-377 Stratocruiser sendiri diproduksi untuk menggantikan pesawat penumpang sebelumnya yaitu Boeing 314 Clipper, sedangkan Douglas DC-6 yang merupakan versi sipil dari pesawat angkut versi militer C-118 Liftmaster dan jangan dilupakan juga pesawat Douglas C-47 Skytrain menjadi DC-3.


Pesawat B-377 ini merupakan versi sipil dari pesawat angkut berat Boeing C-47 Stratofreighter sehingga Boeing tidak perlu memproduksi nya dari nol karena struktur pesawat tidak berubah hanya mengnkonversikan dari peaawat angkut kargo ke pesawat penumpang.


Era Jet

de Havilland Comet (Foto: History Today)
de Havilland Comet (Foto: History Today)


Kebutuhan akan terbang dengan waktu singkat  dan tanpa harus melakukan pemberhentian banyak melahirkan era jet pada penerbangan komersial mulai tahun 1950 an.


Pabrikan pesawat dari Inggris memperkenalkan pesawat jet komersial pertama mereka yaitu Comet dan mulai di gunakan oleh maskapai British Overseas Airways Corporation (BOAC) pada tahun 1952 dan sangat sukses pada tahun operasional pertama dengan mengangkut sekitar 30,000 penumpang dan dapat terbang dua kali lebih cepat dari pesawat yang beroperasi saat itu.


Akan tetapi beberapa kecelakaan yang dialami pesawat ini seperti kecelakaan di Kalkuta dan 2 kecelakaan lainnya yaitu penerbangan dari Roma ke London pada Januari 1954 serta penerbangan dari Roma ke Kairo pada April 1954 membuat pesawat ini di grounded .


Pesawat Comet ini juga menjadi salah satu pesawat yang mengubah aviasi dalam sejarahnya karena dari kedua kecelakaan naas tersebut ditemukan salah satu kontribusi nya adalah desain jendela kaca yang berbentuk kotak, membuat para pabrikan pesawat mengubah bentuk jendela seperti yang terihat kini.


Pabrikan Boeing kemudian memperkenalkan Boeing B-707 pada tahun 1958 setelah terbang pertama kali pada tahun sebelumnya dan diikuti oleh pabrikan Douglas yang memproduksi pesawat DC-8 bermesin jet juga.


Kedua pesawat ini juga merupakan versi sipil dari versi militer yang mereka ajukan kepada pihak Angkatan Udara Amerika untuk kebutuhan pesawat tanker nya dimana Boeing keluar sebagai pemenang dengan Boeing B-717  yang kemudian diberi nama KC-135 Stratotanker yang merupakan modifikasi dari pesawat Boeing B-707.


Pada tahun 1955 maskapai Delta Airlines memperkenalkan model penerbangan dengan nama Hub and Spoken yang diadaptasi dari ilustrasi batang batang pada roda yang semua terhubung pada satu titik di tengah roda (hub).


Bandara hub sebagai penghubung dan pengumpul bagi mawskapai untuk mengoptimalkan rute rute yang mereka operasikan.

Era Berbadan Lebar dan Kapabilitas

Boeing B-747SP (foto: The US National Archives via picryl.com
Boeing B-747SP (foto: The US National Archives via picryl.com


Perkembangan penerbangan komersial mengalami kemajuan pesat pada awal tahun 1970 an dengan beroperasinya Boeing B747-100 oleh maskapai PanAm pada tanggal 1 Januari 1970 yang dapat mengangkut 366 penumpang dalam konfigurasi 3 kelas dan 452 penumpang dalam 2 kelas.


Selain dapat menampung lebih banyak penumpang, pesawat berbadan lebar ini juga dapat terbang sejauh 9,800 km dan lebih jauh dari pesawat-pesawat komersial lainnya.


Bersamaan dengan itu, pabrikan pesawat lainnya juga memperkenalkan pesawat berbadan lebar yaitu Lockheed dengan Lockheed L-1011 TriStar dan McDonnell Douglas dengan DC-10 nya.


Pada tahun 1972 pihak Airbus memperkenalkan pesawat A-300B yang merupakan pesawat berbadan lebar bermesin dua pertama di dunia untuk penerbangan jarak menengah, dimana Air France menjadi maskapai pertama yang mengoperasikan pesawat ini pada 23 Mei 1974.


Kemudian Airbus memproduksi varian nya yaitu   Airbus A-300B4 dimana maskapai Garuda Indonesia menjadi maskapai pertama yang mengoperasikan pesawat ini.


Hingga tahun 1990 an, pesawat berbadan lebar sangat populer dalam penerbangan komersial karena dapat mengangkut lebih banyak penumpang dan dapat terbang lebih jauh tanpa harus transit seperti sebelumnya.


Selain dari versi keluaran baru dari pesawat-pesawat yang sudah ada seperti Boeing B-747 400 dan DC-10 30, produk baru pun ikut meramaikan seperti pesawat bermesin tiga jet yaitu McDonnells Douglas MD-11 pada tahun 1990.

Tupolev TU-144 (Magdebur/pixabay.com)
Tupolev TU-144 (Magdebur/pixabay.com)


Pada era pesawat berbadan lebar dimulai, pesawat dengan kecepatan supersonik pun ikut meramaikan penerbangan komersial saat itu dengan adanya pesawat Supersonic Transport (SST) atau Supersonic Airliner yaitu pesawat Tupolev TU-144 yang pertama dan hanya di operasikan oleh maskapai Aeroflot pada tahun 1977 dan  Concorde produksi dari hasil kerjasama antara Aerospatiale dan BAC ( sekarang British Aerospace ) yang beroperasi dari tahun 1976 hingga 2003.


Maskapai British Airways dan Air France adalah pengguna dari maskapai ini untuk penerbangan atlantik ke New York namun setelah adanya beberapa kecelakaan, pesawat yang diproduksi sebanyak 20 buah ini dipensiunkan dari penggunaan untuk penerbangan komersial pada tahun 2003.


Era Efisiensi dan Penerbangan Langsung

Airbus A-380 (foto: dlugo_svk/pixabay.com)
Airbus A-380 (foto: dlugo_svk/pixabay.com)


Perekonomian dunia yang pasang surut seperti meningkatnya harga minyak dunia membuat para maskapai membutuhkan pesawat dengan penggunaan irit bahan bakar yang akan memberikan efisiensi an pada operasional maskapai.


Pabrikan pesawat pun menjawabnya dengan beberapa produk pesawatnya walau tidak semua pesawat menggambarkan kebutuhan tersebut.


Pada tanggal 27 April 2005 dunia penerbangan diperkenalkan dengan pesawat superjumbo keluaran Airbus yaitu pesawat Airbus A-380 yang lahir dari dua perspektif berbeda dari dua pabrikan pesawat terbsesar di dunia terhadap masa depan penerbangan komersial yaitu Boeing dan Airbus.


Beberapa berita menyebutkan bahwa pada awal tahun 1990 pihak Boeing telah mengajak Airbus untuk mengembangkan pesawat komersial di masa depan sebagai pengganti dari Boeing B-747 namun ajakan tersebut tidak terjadi karena perbedaan perspektif.


Pihak Boeing melihat kecenderungan para pengguna maskapai untuk terbang ke tujuannya tanpa harus transit atau melewati bandara hub, sedangkan pihak Airbus melihat peningkatan besar pada jumlah pengguna maskapai di masa depan.


Alhasil Airbus mengeluarkan Airbus A380 dan pihak Boeing dengan B787 Dreamliner nya yang terbang pertama kali pada tanggal 15 April 2009, empat tahun setelah Airbus A380 terbang pertama kali.
Pihak Airbus kemudian mengeluarkan saingan B787 dengan Airbus A350 nya yang terbang pertama kali pada 14 Juni 2013.


Pesawat B787 Dreamliner dengan kemampuan terbang lebih jauh dan melakukan penerbangan point to point memungkinkan untuk terbang dari belahan Australia seperti Perth dan Sydney ke London hanya dalam waktu dibawah 24 jam dibanding 2 minggu dengan berkali-kali transit dan menginap dahulunya.


Merger antar pabrikan pesawat terjadi pula pada perkembangannya membuat kompetisi antar produsen semakin terfokus pada pabrikan besar.


Pabrikan Douglas merger dengan Mcdonnell pada 28 April 1967 di tengah proses mereka mengembangkan pesawat DC-10, serta merger antara Boeing dan Mcdonnell Douglas pada 1 Agustus 1997.


Masa Kini dan Konsep


Peningkatan harga minyak dunia pada awal tahun 2000 sangat mempengaruhi dunia penerbangan selain daripada itu beberapa bandara di dunia harus mengeluarkan biaya ekstra yang tidak kecil untuk dapat menampung pesawat superjumbo A380 seperti membangun jet bride atau gabrata tambahan.


Efisiensi adalah faktor utama bagi maskapai semenjak awal tahun 2000 an dan sepertinya penerbangan point to point lebih banyak digunakan untuk menggambarkan dunia penerbangan komersial saat ini di mata pengguna maskapai karena mereka menyingkat waktu terbang nya untuk dapat lebih lama menghabiskan waktu di tujuan daripada pada penerbangan itu sendiri.

Selain itu industri Aviasi juga berkomitmen untuk mengambil andil dalam pengurangan emisi karbondioksida yang sesuai pada Perjanjian Paris 2015 oleh berbagai negara sehingga banyak pabrikan pesawat akan memproduksi pesawat yang sejalan dengan itu.


Penerbangan Hub and Spoken dengan menggunakan bandara Hub sebagai pengumpul penumpang masih berlaku dan dapat di terapkan oleh beberapa maskapai seperti KLM, Emirates dan Etihad, namun banyak juga tujuan lainnya khususnya pada tujuan wisata dimana para wisatawan akan lebih banyak memilih penerbangan point to point.


Ada tersiar kabar juga bahwa Lockheed Martin sedang mengembangkan pesawat supersonik X-59 QueSST, apakah ini menandakan penerbangan komersial akan kembali pada persaingan dalam kecepatan pesawat ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun