Namun bagi residential tourist yang hanya menggunakan bangunan tersebut hanya setiap sekali mereka berkunjung, pemanfaatan tanah tersebut tidak ada dampaknya bagi pengembangan pariwisata di sekitarnya.
Sebidang tanah di destinasi wisata juga adakalanya dipandang sebagai lahan proyek dengan mengatasnamakan pariwisata serta tetap memposisikan pemilik tanah dan penduduk lokal sebagai penonton, walau adakalnya sebagai karyawan bagian dari proyek tersebut namun bukan sebagai pelaku.
Menambah keironisan dari sebidang tanah di destinasi wisata terutama jika dilihat dari nilai, penggunaan dan manfaat baik bagi daerah sekitar maupun dari konteks pengembangan pariwiasata.
Secara umum pengembangan pariwisata berkaitan erat dengan tersedia nya tanah untuk membangun segala fasilitas pendukung pariwisata, di lain sisi tanah memang menjadi salah satu bentuk investasi yang dapat memberikan keuntungan.
Namun bila kita berbicara mengenai sebidang tanah pada destinasi wisata tidak hanya dapat dipandang dari keuntungannya belaka tapi juga dari sisi penggunaannya yang dapat memberi manfaat bagi daerah sekitar dan untuk pengembangan pariwisata.
Ketersediaan tanah bagi pengembangan pariwisata sangat dibutuhkan dan hal ini perlu menjadi salah satu kesadaran wisata bagi penduduk yang memiliki tanah di destinasi wisata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H