Mohon tunggu...
Mauraqsha
Mauraqsha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Staff Biasa di Aviasi.com

Penggemar Aviasi namun terjun di Pariwisata, berlayar pilihan pertama untuk liburan, homestay dan farmstay piihan pertama untuk penginapan.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Bukan Head to Head: Airbus A400M dan Lockheed C130 J Super Hercules

12 Januari 2022   23:55 Diperbarui: 13 Januari 2022   00:11 2559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Rene Alliot/pixabay.com

Angkatan Udara kita TNI AU tidak hanya akan memasukan pesawat tempur baru dalam inventory nya namun juga pesawat angkut yaitu pesawat Airbus A-400M Atlas dan Lockheed Martin C-130 J-30 Super Hercules.

Mengutip dari website nya Airbus, TNI AU akan membeli dua buah pesawat Airbus A-400M Atlas dengan konfigurasi tanker dan angkut serta dengan opsi pembelian 4 buah yang tertuang dalam Letter of Intent.

Kedua pesawat sering di adu diatas kertas yang berisi data dan spesifikasi masing masing pesawat, walau kedua pesawat sama sama pesawat angkut, tidak selamanya dapat menjadi subyek perbandingan atau Head to Head.

Mengapa demikian ?

Pesawat angkut dalam kemiliteran ada dua jenis yaitu angkut taktikal dan angkut strategis, dimana taktikal adalah mengangkut personil, perlengkapan dan peralatan pada satu theater atau wilayah operasi atau pertempuran sedangkan strategis biasanya lebih berat dan lebih jauh seperti antar benua.

Pesawat angkut taktikal terkadang harus mendarat di daerah yang rawan musuh sehingga harus melakukan hal yang khusus pula seperti tactical landing dengan approaching pada ketinggian agak tinggi kemudian langsung menukik ketika mendekati landasan untuk menghindari serangan musuh disekitar.

Dua jenis angkut udara ini menghasilkan dua pesawat dengan ukuran berbeda pula, taktikal biasanya berukuran lebih kecil dari pesawat angkut strategis.

Contoh dari pesawat angkut strategis adalah Lockheed C-5 Galaxy dan Boeing C-17 Globemaster III sedangkan contoh dari pesawat angkut taktikal seperti Lockheed C-130 Hercules.

Kembali ke dua jenis pesawat ini, pada website nya Airbus mengatakan bahwa pesawat Airbus A-400M Atlas ini memiliki kemampuan angkut taktikal dan strategis selain dari kemampuan aerial refueling baik sebagai pesawat tanker maupun pesawat yang diisi bahan bakarnya diudara.

Kemampuan terbang sejauh 4,800 Nautical Miles atau sekitar 8,900 km serta ukuran pesawat yang bisa dikatakan dua kali lipat dari Lockheed Martin C-130 J Super Hercules membuat pesawat ini dapat dikatakan sebagai pesawat angkut taktikal dan juga strategis, sedangkan C-130 J Super Hercules memang merupakan pesawat angkut taktikal.

Dalam deskripsinya, wikipedia mengkategorikan pesawat Airbus A400M sebagai salah contoh dari pesawat angkut strategis sedangkan Lockheed C-130 J memang benar sebagai angkut taktikal.

Ukuran pesawat juga sudah jelas akan menggambarkan daya tampung kargo nya dimana ukuran Airbus A-400M lebih besar sehingga daya angkut kargo nya otomatis lebih besar dari Lockheed C-130 J Super Hercules selain dari kemampuan angkut strategisnya.

Sehingga bila ingin melakukan adu Head to Head sebaiknya dilakukan dalam sub kategori yang sama sebagai pesawat angkut taktikal bukan secara kategori utama sebagai pesawat angkut.

Kemampuan pesawat militer baru akan teruji pada operasi dan misi yang telah berhasil dilakukan selama lifecycle pesawat tersebut, bukan pada saat demonstration flight saja karena hanya melalui operasi dan misi lah semua kemampuan pesawat teruji.

Operasi dan misi untuk pesawat angkut militer beragam mulai dari pre-stock, pre-positioning, evakuasi kesehatan hingga disaster relief atau misi kemanusiaan.

Pesawat Airbus A-400M mulai digunakan lebih dari 50 tahun setelah Lockheed C-130 Hercules dan memang dasar dari pembuatan pesawat ini untuk menggantikan pesawat angkut Transporter Allianz (Transall) C-160 dan Lockheed C-130 Hercules oleh grup bernama Future International Military Airlifter (FIMA) dengan anggota Aerospatiale Perancis, British Aeroscape, Lockheed dan Messerschmitt-Blkow-Blohm Jerman.

Namun Lockheed kemudian meninggalkan project ini dan memilih meng upgrade pesawat C-130 Hercules menjadi Super Hercules.

Pada pidatonya, Menteri Pertahanan RI Bapak Prabowo Subianto mengatakan bahwa pesawat ini akan berguna bagi Indonesia untuk penanganan bencana selain dari ketiga kemampuan diatas itu tadi.

Kita memang membutuhkan lebih banyak lagi pesawat angkut seperti kedua pesawat ini dengan meihat letak geografis kita yang berada di rings of fire serta beberapa kali terjadi lebih dari dua bencana terjadi di waktu berdekatan.

Keadaan tersebut jelas membutuhkan jumlah kesiapan pesawat angkut yang siap diterbangkan segera ke dearah terkena bencana.

Pesawat angkut berat jenis C-130 yang TNI AU miliki saat ini terdiri dari tipe B, H dan H-30 yang usianya juga sudah menua (aging) walau sudah dilakukan retrofit atau peremajaan.

Namun peremajaan armada tidak hanya dalam hal perpanjangan masa guna saja melainkan juga mengganti dengan pesawat dengan teknologi terkini selain dari efisiensi dalam hal biaya operasional dan pemeliharaannya.

Selain itu pula para kru pesawat juga akan lebih mengenal dan menguasai teknologi tersebut ketimbang selain dari penguasaan teknik penerbangan.

Jika kita melihat ke jauh ke belakang, para penerbang TNI AU kita mampu menguasai pesawat pesawat jet di era tahun 1960 an ketika teknologi mesin jet baru berumur jagung ketika itu.

Penulis pun yakin secanggih apapun teknologi pada pesawat jenis apapun, para penerbang TNI AU kita mampu menguasai dengan cepat dan tepat, sama dengan apa yang terlihat pada era tahun 1960 an.

Head to head dua jenis pesawat ini bisa dilakukan untuk memberikan gambaran diatas kertas saja, tapi dengan uji kemampuan melalui berbagai misi dan operasi lah baru akan memberikan hasil yang konkret, dan pihak yang melakukan itu adalah operator dan penggunanya, dalam hal ini pastinya TNI AU.

Indonesia menjadi negara ke 10 pengguna dan operator dari pesawat Airbus A-400M Atlas ini dari total 114 unit yang sudah beroperasi saat ini.

Dari sisi penulis ada sedikit yang menimbulkan pertanyaan atas keputusan pembelian pesawat ini dengan melihat kemampuan angkut strategis dari pesawat ini dimana kita lebih memerlukan angkut taktikal daripada strategis, kita tidak punya atau rencana terlibat pertempuran dengan negara yang berjarak jauh dari kita dan oleh karena itu pula bukan urgensi untuk memiliki pesawat dengan kemampuan aerial refueling dengan melihat pula penempatan pesawat pesawat tempur kita yang saat ini sudah tepat dan terjangkau dengan kemampuan jelajah terbang pesawat tempur kita untuk tiba di spot spot yang memerlukan aksi dan reaksi.

Selain itu kita sudah memiliki pesawat tanker yaitu Lockheed C-130 B dengan nomor ekor A-1309.

Akan tetapi kembali lagi kepada pengguna dan operator nya yang tahu betul apa requirement pada inventory nya.

Selamat datang Airbus A400M Atlas dan Lockheed C-130 J-30 Super Hercules di Angkasa Republik Indonesia.

Bravo TNI AU kita..

Referensi :

Satu Dua Tiga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun