Dalam deskripsinya, wikipedia mengkategorikan pesawat Airbus A400M sebagai salah contoh dari pesawat angkut strategis sedangkan Lockheed C-130 J memang benar sebagai angkut taktikal.
Ukuran pesawat juga sudah jelas akan menggambarkan daya tampung kargo nya dimana ukuran Airbus A-400M lebih besar sehingga daya angkut kargo nya otomatis lebih besar dari Lockheed C-130 J Super Hercules selain dari kemampuan angkut strategisnya.
Sehingga bila ingin melakukan adu Head to Head sebaiknya dilakukan dalam sub kategori yang sama sebagai pesawat angkut taktikal bukan secara kategori utama sebagai pesawat angkut.
Kemampuan pesawat militer baru akan teruji pada operasi dan misi yang telah berhasil dilakukan selama lifecycle pesawat tersebut, bukan pada saat demonstration flight saja karena hanya melalui operasi dan misi lah semua kemampuan pesawat teruji.
Operasi dan misi untuk pesawat angkut militer beragam mulai dari pre-stock, pre-positioning, evakuasi kesehatan hingga disaster relief atau misi kemanusiaan.
Pesawat Airbus A-400M mulai digunakan lebih dari 50 tahun setelah Lockheed C-130 Hercules dan memang dasar dari pembuatan pesawat ini untuk menggantikan pesawat angkut Transporter Allianz (Transall) C-160 dan Lockheed C-130 Hercules oleh grup bernama Future International Military Airlifter (FIMA) dengan anggota Aerospatiale Perancis, British Aeroscape, Lockheed dan Messerschmitt-Blkow-Blohm Jerman.
Namun Lockheed kemudian meninggalkan project ini dan memilih meng upgrade pesawat C-130 Hercules menjadi Super Hercules.
Pada pidatonya, Menteri Pertahanan RI Bapak Prabowo Subianto mengatakan bahwa pesawat ini akan berguna bagi Indonesia untuk penanganan bencana selain dari ketiga kemampuan diatas itu tadi.
Kita memang membutuhkan lebih banyak lagi pesawat angkut seperti kedua pesawat ini dengan meihat letak geografis kita yang berada di rings of fire serta beberapa kali terjadi lebih dari dua bencana terjadi di waktu berdekatan.
Keadaan tersebut jelas membutuhkan jumlah kesiapan pesawat angkut yang siap diterbangkan segera ke dearah terkena bencana.
Pesawat angkut berat jenis C-130 yang TNI AU miliki saat ini terdiri dari tipe B, H dan H-30 yang usianya juga sudah menua (aging) walau sudah dilakukan retrofit atau peremajaan.