Mohon tunggu...
Virna
Virna Mohon Tunggu... Lainnya - Explorer

Menulis tema random sesuai arah isi pikiran.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Lika-Liku Kehidupan Sarjana, Bertahan atau Menghilang?

2 Maret 2024   15:38 Diperbarui: 3 Maret 2024   20:08 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadi mahasiswa harus aktif mencari sumber belajar sendiri dan mendalami materi yang ada, berbeda dengan siswa yang selalu aktif dibimbing guru. Idealisme mahasiswa yang awalnya memiliki target nilai dan IPK yang tinggi perlahan akan bergeser. Fenomena mahasiswa yang tiba-tiba menghilang tanpa kabar atau pindah jurusan sering terjadi pada tahun-tahun pertama hingga kedua kuliah.

Kehidupan Kuliah Apakah Hanya Akademik Saja?

Jelas tidak, ada banyak pilihan kegiatan yang bisa diikuti kok. Hanya saja kampus tidak mewajibkan mahasiswa untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Jadi, tergantung dari mahasiswanya memiliki minat untuk mengembangkan diri di akademik saja atau di luar akademik juga.

Tersedia berbagai pilihan kegiatan mulai dari kerohanian, olahraga, sosial, himpunan mahasiswa, hingga kelompok ilmiah. Kegiatan non-akademik ini banyak menjadi pelarian bagi mahasiswa yang stres dengan beban perkuliahan.

Bertemu orang-orang yang memiliki minat yang sama bisa menjadi obat dari kepenatan rutinitas sekaligus mendapatkan bekal pengembangan skill yang baik untuk ke depannya.

Umumnya, mahasiswa akan aktif berorganisasi di tahun pertama hingga kedua. Di tahun ketiga, mahasiswa akan memiliki beban lebih untuk menjalani kerja praktik dan kegiatan pengabdian, walaupun ada pula yang masih aktif menduduki jabatan di organisasi.

Ketika Skripsi Menyapa Mahasiswa Tingkat Akhir

Bisa melewati dan bertahan di tahun pertama hingga ketiga kuliah menjadi hal yang patut disyukuri. Namun, perjuangan belumlah usai.

Memasuki tahun keempat, mahasiswa harus berhadapan dengan tugas yang umum disebut menjadi momok menakutkan bagi mahasiswa tingkat akhir yaitu skripsi. Kalau saat masih tahun pertama hingga ketiga, tugas dan laporan untuk setiap mahasiswa sama, tidak untuk skripsi ini. Topik yang diangkat untuk setiap mahasiswa haruslah berbeda satu sama lainnya.

Individualisme juga akan terkesan terjadi pada saat pengerjaan tugas akhir ini karena setiap orang akan fokus pada topik yang ia kerjakan. Konflik antarmahasiswa bisa saja terjadi karena antre saat penggunaan alat penelitian di laboratorium.

Saat sampai di status mahasiswa akhir, prioritas kegiatan setiap orang akan berbeda. Sebagian akan ada yang ambisius mengejar target kelulusan, ada pula yang masih fokus mencari pengalaman sebanyak-banyaknya mumpung masih berstatus mahasiswa.

Lalu, apakah benar skripsi semenyeramkan apa kata orang?

Bisa iya, bisa juga tidak tergantung mahasiswa yang menjalaninya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun