Mohon tunggu...
virli aurelya
virli aurelya Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWI PENDIDIKAN SEJARAH

Saya mahasiswi jurusan pendidikan sejarah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perkembangan PWI BANTEN 1980 - 1994

21 Desember 2024   12:20 Diperbarui: 21 Desember 2024   12:20 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : ANRI, IPPHOS No. 069

            Banyak harapan yang dihaturkan agar PWI Cabang Serang ini senantiasa terus menjadi wadah bagi para wartawan terkhusus di wilayah Banten. Sejumlah 40 orang Mahasiswa Serang pun turut berbondong-bondong mengadakan audensi dengan PWI Persiapan Perwakilan Serang. Para Mahasiswa yang mengadakan audensi dengan PWI terutama yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dengan lembaga Pers Mahasiswa Islam cabang Serang yang dimpimp[in oleh H. Moh. Uwes Kurniallah dan Hafadoh. Para Mahasiswa ini terdiri dari unsur Perguruan IAIN Sunan Gunung Jati, STIA Maulana Yusuf, AIQ dan Universitas Tirtayasa Serang. Audensi tersebut dimaksudkan sebagai upaya mendekatkan diri dengan PWI sebagai wadah persatuan profesi Pers, karena PWI adalah milik masyarakat, maka mahasiswa yang merupakan bagian dari masyarakat ingin melibatkan diri dalam bersama-sama mengamalkan serta memasyarakatkan Pers Pancasila, Pers Perjuangan, dan Pembangunan.

            Audensi para mahasiswa dengan PWI diterima oleh Wakil Ketua PWI A.M. Sarbini Suharta di Balai Wartawan Serang. Pada audensi itu ketua Himpunan Mahasiswa Islam Serang yaitu H. Much. Kurniallah mengatakan para mahasiswa mengakui akan pentingnya peranan pers dalam pembangunan manusia seutuhnya berdasarkan UU 1945 dan Pancasila. Sedangkan Ketua LAPMI (Lembaga Pers Mahasiswa Islam) yaitu Hafadoh mengatakan pihaknya menginginkan mendapat pembinaan dari PWI dan kerja sama dalam mencetak kader-kader Pers Pancasila. Kemudian dengan kesempatan tersebut pengurus PWI Cabang Serang yaitu A.M Sarbini Suharta menegaskan bahwasannya PWI merupakan satu-satunya wadah persatuan dan kesatuan wartawan Indonesia, pada saat dizaman penjajahan para wartawan berjuang melalui profesinya konfrontatif dengan pemerintahan kolonial Belanda dan juga Jepang, karena Indonesia dahulunya dijajah, Pers Indonesia menulis suara perjuangan bangsa Indonesia untuk mewujudkan kemerdekaan lahir dan batin. Kemudian dizaman Kemerdekaan Pers Nasional ini rakyat berjuang menggalakkan pembangunan dalam mengisi kemerdekaan. Setelah usai audensi tersebut para mahasiswa dalam upaya meninggkatkan pengetahuan dilaur kampus dan guna menekuni penulisan Pers telah memilih dan membentuk kelompok pembaca Berita Yudha. Dengan terbentuknya kelompok para pembaca Berita Yudha di Kabupaten Serang, diharapkan akan senantiasa berkembang dan dapat meciptakan hal-hal baru yang bermanfaat. (Harian Umum Berita Yudha, 1986).

Sumber : Harian Umum Berita Yudha, 1986
Sumber : Harian Umum Berita Yudha, 1986

Sebagian para Mahasiswa dari LAPMI (Lembaga Pers Mahasiswa Islam) HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) Cabang Serang setelah mengadakan audensi dengan PWI Serang dan sekaligus membentuk Kelompok Pembaca Berita Yudha.

Mengenang Tokoh Pendiri PWI Cabang Banten

            H. Djadja Sandjadirdja merupakan salah satu tokoh wartawan dan pendiri sejumlah media cetak di Banten yang juga sempat menjadi wartawan ANTARA tahun 1950-an menghembuskan nafas terakhirnya pada tahun 1994 dikarenakan penyakit Liver yang dideritanya. Menurut Kolonel Purnawirawan CPM Sanusi yaitu paman almarhum dan juga mantan Bupati Serang (1968-1974) almarhum Djadja pada masa remajanya bergabung dengan Angkatan Pemuda Indonesia (API) dan mengikuti pendidikan militer di Tangerang. Setelah masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan yakni zaman pendudukan Jepang dan agresi Belanda, dimana almarhum dikabarkan juga pernah mengikuti hijrah ke Yogyakarta mengawali kewartawanan setelah berkenalan dengan tokoh Pers Perada Harahap. Almarhum Djadja menjadi wartawan antara tahun 1950-an yang kala itu berkantor di Pasar Baru, Jakarta.

            Kemudian Djadja Sandjadirdja yang menikahi Isharisah tahun 1957 itu kemudian mendirikan penerbitan "Banten Minggu" yang berkantor pusat di Serang dan ia merintis pendirian PWI Cabang Banten, sekaligus menjadi ketua PWI Cabang Banten sampai tahun 1960-an. Setelah "Banten Minggu" tenggelam, almarhum pada tahun 1960 mendirikan komando Purbakala Banten bersama Maksum dan Tubagus Suwandi dan kemudian mendirikan " Mingguan Gelora Masa"  dan tahun 1964 bergabung dengan "Mingguan Amanah" bersama H.M Siregar dan Amir yang berkantor di Cirendong, Serang Banten. Serta tahun 1977 beliau mendirikan toko buku dan percetakan "Banten Membangun". Luar biasa hebat jasa-jasa beliau terhadap pendirian PWI Cabang Banten dan memajukan Pers wilayah Banten, ini merupakan suatu kebanggaan tersendiri sebagai masyarakat khususnya di Banten, karena telah memiliki seorang wartawan dan penulis yang hebat. (Harian Umum Berita Yudha, 1994).

Daftar Pustaka 

Harian Umum, Berita Yudha. (1981). Kegiatan P.W.I Banten, 4

Harian Umum, Berita Yudha. (1986). Pembentukan PWI -- Serang Disambut Gembira , 4

Harian Umum, Berita Yudha. (1986). Mahasiswa Serang Audiensi Dengan Pengurus PWI Serang, 6

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun