Fakta: Depresi dapat memengaruhi siapa saja, terlepas dari jenis kelamin. Pria juga rentan mengalami depresi, meskipun mereka cenderung lebih jarang mencari bantuan karena stigma sosial. Gejala depresi pada pria mungkin muncul sebagai mudah marah, agresi, atau penyalahgunaan zat.
Mitos 6: Depresi Adalah Tanda Kelemahan
Fakta: Depresi bukanlah tanda kelemahan. Ini adalah kondisi medis yang disebabkan oleh berbagai faktor kompleks, termasuk genetika dan biologi otak. Siapa saja dapat mengalami depresi, tidak peduli seberapa kuat atau sukses mereka.
Mitos 7: Obat Antidepresan Selalu Menyebabkan Ketergantungan
Fakta: Obat antidepresan tidak menyebabkan ketergantungan seperti narkotika atau zat adiktif lainnya. Namun, penggunaannya harus diawasi oleh dokter untuk memastikan efektivitas dan mengelola efek samping yang mungkin terjadi.
Mitos 8: Anak-anak dan Remaja Tidak Bisa Mengalami Depresi
Fakta: Depresi dapat terjadi pada semua usia, termasuk anak-anak dan remaja. Gejala pada kelompok usia ini mungkin berbeda, seperti mudah marah, perubahan pola tidur, atau penurunan prestasi di sekolah. Penting bagi orang tua dan guru untuk mengenali tanda-tanda ini.
Mitos 9: Berbicara Tentang Depresi Akan Membuatnya Lebih Buruk
Fakta: Membicarakan perasaan dan mencari dukungan justru merupakan langkah penting untuk mengatasi depresi. Mendengar dan memahami pengalaman seseorang dapat membantu mereka merasa didukung dan diterima.
Mitos 10: Orang dengan Depresi Selalu Berpikir untuk Bunuh Diri
Fakta: Tidak semua orang dengan depresi memiliki pikiran untuk bunuh diri. Namun, depresi yang parah dapat meningkatkan risiko ini. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengenali tanda-tanda peringatan dan segera mencari bantuan profesional jika diperlukan.