TITRASI POTENSIOMETRI
Suatu eksperimen dapat diukur dengan menggunakan dua metode yaitu, melalui potensiometri langsung, di mana potensial dari aktivitas ion yang diamati diukur secara langsung, khususnya dalam mengukur pH larutan air dan melalui titrasi langsung, di mana ion dititrasi dan potensialnya diukur berdasarkan volume titran.Â
Potensial sel juga diukur untuk menentukan titik ekuivalen. Potensial sel Galvani tergantung pada aktivitas spesies ion dalam larutan, dan pengukuran ini menjadi kunci dalam berbagai analisis kimia(Suyanta, 2013).
Potensiometri merupakan salah satu metode analisis dalam bidang kimia yang melibatkan pengukuran potensial dari suatu sel Galvani. Dalam metode analisis ini digunakan untuk mengukur aktivitas atau konsentrasi suatu zat. Potensiometri merupakan salah satu cara pemeriksaan fisikokimia yang menggunakan peralatan listrik untuk mengukur potensial elektroda indikator.Â
Besarnya potensial elektroda indikator ini bergantung pada kepekatan ion-io tertentu dalam larutan. Elektroda indikator untuk pengukuran potensiometri terdiri atas dua jenis, yaitu elektroda indikator logam dan elektroda indikator selaput. Elektroda indikator selaput disebut juga sebagai elektroda selektif-ion atau elektroda khas-ion. Dengan menggunakan kedua elektroda tersebut, kurva titrasi dapat digambarkan dengan memplot grafik potensial terhadap volume pentiter yang ditambahkan. Pada titik kesetaraan, terjadi kenaikan potensial yang tajam dalam kurva titrasi.Â
Dari kurva tersebut, titik akhir titrasi dapat diperkirakan. Pendekatan potensiometri ini sangat berguna ketika tidak tersedia indikator yang cocok untuk menentukan titik akhir titrasi, seperti dalam kasus larutan keruh atau jika daerah kesetaraan sangat singkat dan tidak memungkinkan penggunaan indikator(Rivai, 1995).
Dalam titrasi potensiometri, volume larutan titran yang ditambahkan secara bertahap ke larutan sampel direkam, sementara potensial listrik diukur menggunakan elektroda potensiometri(Richter et al., n.d.). Data tersebut kemudian digunakan untuk menghasilkan kurva titrasi, yang merupakan grafik potensial listrik terhadap volume titran yang ditambahkan. Pada titik kesetaraan atau titik ekivalen, terjadi perubahan tajam dalam potensial listrik yang dicatat di grafik titrasi. Keunggulan utama dari titrasi potensiometri adalah kemampuannya untuk menentukan titik akhir titrasi tanpa menggunakan indikator kimia tambahan.Â
Hal ini membuat metode ini sangat berguna dalam kasus di mana indikator kimia tidak cocok digunakan, seperti dalam larutan keruh atau ketika daerah kesetaraan titrasi sangat sempit. Selain itu, titrasi potensiometri juga dapat memberikan hasil yang lebih akurat dan sensitif, karena bergantung pada pengukuran potensial listrik yang tepat. Titrasi potensiometri digunakan dalam berbagai aplikasi analisis kimia, termasuk dalam penentuan konsentrasi ion spesifik dalam larutan, penetapan titik ekuivalen dalam reaksi asam-basa, dan penentuan konsentrasi zat analitik dalam sampel kompleks.
Titrasi adalah analisis dengan mengukur jumlah larutan yang diperlukan untuk bereaksi tepat sama dengan larutan lain. Titrasi ini digunakan pada reaksi netralisasi asam dengan basa pada titik ekivalen (sama tepat atau sesuai). Cara titrasi yaitu dengan menambahkan setetes demi setetes larutan basa kepada larutan asam. Setiap basa yang diteteskan bereaksi dengan asam dan penetesan dihentikan pada saat jumlah mol H+ setara dengan jumlah mol OH-. Pada saat itulah, larutan bersifat netral dan disebut titik ekivalen tadi.
Salah satu contoh praktikum yang menggunakan metode titrasi potensiometri yakni titrasi potensiometri asam amino. Asam amino ialah asam karboksilat yang mempunyai gugus amino. Asam amino yang terdapat sebagai komponen protein mempunyai gugus --NH2 pada atom karbon dari posisis gugus --COOH. Asam-asam amino yang terdapat dalam protein adalah asam - aminokarboksilat. Asam amino yang tersederhana adalah asam aminoasetat yang disebut glisina, yang tidak memiliki rantai samping dan karena itu tidak mengandung satu karbon kiral. Asam amino tidak selalu bersifat seperti senyawa organik. Asam amino kurang bersifat asam dibandingkan sebagian besar asam karboksilat dan kurang basa dibandingkan sebagian besar amina sebab asam amino mempunyai gugus karboksilat yang bersifat asam dan satu gugus amino yang bersifat basa(Ischak et al., n.d.).
 Proses titrasi potensiometri pada asam amino melibatkan penggunaan elektroda potensiometri, di mana elektroda indikator dan elektroda referensi digunakan untuk mengukur perubahan potensial listrik selama reaksi titrasi berlangsung. Dalam konteks asam amino, titrasi potensiometri sering digunakan untuk menentukan titik isoelektrik (pI) dari asam amino, yaitu pH di mana asam amino memiliki netralitas atau muatan netral karena ionisasi seimbang antara gugus asam karboksilat dan gugus amina.