Mohon tunggu...
Putu Virgi Pradnya Widiasri
Putu Virgi Pradnya Widiasri Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi mendengarkan musik, menari, dan membaca cerita. menempuh studi pendidikan kimia di universitas pendidikan ganesha

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Titrasi Potensiometri Asam Amino

9 Mei 2024   17:30 Diperbarui: 9 Mei 2024   17:34 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

TITRASI POTENSIOMETRI

Suatu eksperimen dapat diukur dengan menggunakan dua metode yaitu, melalui potensiometri langsung, di mana potensial dari aktivitas ion yang diamati diukur secara langsung, khususnya dalam mengukur pH larutan air dan melalui titrasi langsung, di mana ion dititrasi dan potensialnya diukur berdasarkan volume titran. 

Potensial sel juga diukur untuk menentukan titik ekuivalen. Potensial sel Galvani tergantung pada aktivitas spesies ion dalam larutan, dan pengukuran ini menjadi kunci dalam berbagai analisis kimia(Suyanta, 2013).

Potensiometri merupakan salah satu metode analisis dalam bidang kimia yang melibatkan pengukuran potensial dari suatu sel Galvani. Dalam metode analisis ini digunakan untuk mengukur aktivitas atau konsentrasi suatu zat. Potensiometri merupakan salah satu cara pemeriksaan fisikokimia yang menggunakan peralatan listrik untuk mengukur potensial elektroda indikator. 

Besarnya potensial elektroda indikator ini bergantung pada kepekatan ion-io tertentu dalam larutan. Elektroda indikator untuk pengukuran potensiometri terdiri atas dua jenis, yaitu elektroda indikator logam dan elektroda indikator selaput. Elektroda indikator selaput disebut juga sebagai elektroda selektif-ion atau elektroda khas-ion. Dengan menggunakan kedua elektroda tersebut, kurva titrasi dapat digambarkan dengan memplot grafik potensial terhadap volume pentiter yang ditambahkan. Pada titik kesetaraan, terjadi kenaikan potensial yang tajam dalam kurva titrasi. 

Dari kurva tersebut, titik akhir titrasi dapat diperkirakan. Pendekatan potensiometri ini sangat berguna ketika tidak tersedia indikator yang cocok untuk menentukan titik akhir titrasi, seperti dalam kasus larutan keruh atau jika daerah kesetaraan sangat singkat dan tidak memungkinkan penggunaan indikator(Rivai, 1995).

Dalam titrasi potensiometri, volume larutan titran yang ditambahkan secara bertahap ke larutan sampel direkam, sementara potensial listrik diukur menggunakan elektroda potensiometri(Richter et al., n.d.). Data tersebut kemudian digunakan untuk menghasilkan kurva titrasi, yang merupakan grafik potensial listrik terhadap volume titran yang ditambahkan. Pada titik kesetaraan atau titik ekivalen, terjadi perubahan tajam dalam potensial listrik yang dicatat di grafik titrasi. Keunggulan utama dari titrasi potensiometri adalah kemampuannya untuk menentukan titik akhir titrasi tanpa menggunakan indikator kimia tambahan. 

Hal ini membuat metode ini sangat berguna dalam kasus di mana indikator kimia tidak cocok digunakan, seperti dalam larutan keruh atau ketika daerah kesetaraan titrasi sangat sempit. Selain itu, titrasi potensiometri juga dapat memberikan hasil yang lebih akurat dan sensitif, karena bergantung pada pengukuran potensial listrik yang tepat. Titrasi potensiometri digunakan dalam berbagai aplikasi analisis kimia, termasuk dalam penentuan konsentrasi ion spesifik dalam larutan, penetapan titik ekuivalen dalam reaksi asam-basa, dan penentuan konsentrasi zat analitik dalam sampel kompleks.

Titrasi adalah analisis dengan mengukur jumlah larutan yang diperlukan untuk bereaksi tepat sama dengan larutan lain. Titrasi ini digunakan pada reaksi netralisasi asam dengan basa pada titik ekivalen (sama tepat atau sesuai). Cara titrasi yaitu dengan menambahkan setetes demi setetes larutan basa kepada larutan asam. Setiap basa yang diteteskan bereaksi dengan asam dan penetesan dihentikan pada saat jumlah mol H+ setara dengan jumlah mol OH-. Pada saat itulah, larutan bersifat netral dan disebut titik ekivalen tadi.

Salah satu contoh praktikum yang menggunakan metode titrasi potensiometri yakni titrasi potensiometri asam amino. Asam amino ialah asam karboksilat yang mempunyai gugus amino. Asam amino yang terdapat sebagai komponen protein mempunyai gugus --NH2 pada atom karbon dari posisis gugus --COOH. Asam-asam amino yang terdapat dalam protein adalah asam - aminokarboksilat. Asam amino yang tersederhana adalah asam aminoasetat yang disebut glisina, yang tidak memiliki rantai samping dan karena itu tidak mengandung satu karbon kiral. Asam amino tidak selalu bersifat seperti senyawa organik. Asam amino kurang bersifat asam dibandingkan sebagian besar asam karboksilat dan kurang basa dibandingkan sebagian besar amina sebab asam amino mempunyai gugus karboksilat yang bersifat asam dan satu gugus amino yang bersifat basa(Ischak et al., n.d.).

 Proses titrasi potensiometri pada asam amino melibatkan penggunaan elektroda potensiometri, di mana elektroda indikator dan elektroda referensi digunakan untuk mengukur perubahan potensial listrik selama reaksi titrasi berlangsung. Dalam konteks asam amino, titrasi potensiometri sering digunakan untuk menentukan titik isoelektrik (pI) dari asam amino, yaitu pH di mana asam amino memiliki netralitas atau muatan netral karena ionisasi seimbang antara gugus asam karboksilat dan gugus amina.

Pada titik isoelektrik, perubahan potensial listrik mencapai nilai minimum karena muatan netral dari asam amino. Pengukuran potensial listrik ini memberikan informasi tentang sifat-sifat ionisasi asam amino dalam larutan dan memungkinkan untuk menentukan komposisi serta konsentrasi asam amino yang ada dalam sampel. Titik isoelektrik dari suatu asam amino dapat bervariasi tergantung pada sifat-sifat kimia dari rantai samping asam amino tersebut. Misalnya, asam amino dengan rantai samping bermuatan positif akan memiliki titik isoelektrik yang lebih rendah dibandingkan dengan asam amino dengan rantai samping bermuatan negatif.

Selain menentukan titik isoelektrik, titrasi potensiometri juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi jenis asam amino yang hadir dalam sampel, berdasarkan pola titrasi dan perubahan potensial listrik yang diamati selama proses titrasi. Hal ini memungkinkan untuk membedakan antara asam amino asam dan basa, serta untuk mengukur konsentrasinya dalam larutan. Titrasi potensiometri asam amino sering kali memerlukan perlakuan khusus terhadap sampel, seperti penyesuaian pH atau penggunaan pelarut tertentu, untuk memastikan bahwa titrasi berlangsung secara tepat dan akurat. Selain itu, karena asam amino cenderung membentuk berbagai jenis ion dan struktur zat terkait, pemilihan kondisi titrasi yang sesuai dan interpretasi data yang cermat juga menjadi kunci dalam analisis yang berhasil.

Reference

Ischak, N. I., K.Salimi, Y., & N.Botutihe, D. (n.d.). BIOKIMIA DASAR 1.

Richter, L. E., Carlos, A., & Beber, D. M. (n.d.). DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK.

Rivai, H. (1995). Asas Pemeriksaan Kimia.

Suyanta. (2013). Potensiometri. In Universitas Negeri Yogyakarta Press. http://staffnew.uny.ac.id/upload/132010438/penelitian/buku-potensiometri.pdf

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun