Dia, bercahaya seperti mentari pagi,
Mengalun rasa di setiap hembusan angin.
Hati yang meronta, tak mampu terbendungi,
Mengungkapkan rindu, meski ragu mengerti.
Di matanya, cahaya bintang gemintang,
Memancar kasih yang tak mampu ku bungkam.
Bersahabat rasa yang kian terasa nyata,
Mengalir di jiwa, memenuhi setiap rongga.
Setiap senyumnya, jadi mantra penuh arti,
Mengubah dunia, seketika terasa indah.
Saat bersamanya, tak terasa ada beban,
Hanya ingin selalu, di sisinya, berada.
Takut dan ragu, jadi belenggu yang mengikat,
Mengungkapkan perasaan, takut terluka dan terabaikan.
Namun cintaku, takkan pernah pudar,
Meski waktu berlalu, dan dunia terus berputar.
Dalam setiap doa, namanya ku sebut,
Harapkan kasih yang tulus, tak terhingga.
Biarlah ia tahu, betapa besar cintaku,
Walau hanya dalam diam, kuyakini dia tahu.
Engkau, sang penghias hidupku yang sepi,
Dengan senyummu, dunia terasa berbeda.
Terima cintaku, tak sempurna namun tulus,
Untukmu, sang pemilik hati yang kini kugenggam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H