Masalah di Masyarakat: COVID-19 dan Kebijakan
“Ternyata orang Jepang yang terkena virus corona berhubungan dengan dua orang asal Indonesia, seorang ibu (64) dan putrinya (31),” ucap Presiden RI, Joko Widodo, ketika mengumumkan kasus pertama COVID-19 atau corona di Indonesia per 2 Maret 2020.
Tanggal tersebut merupakan sebuah awal sejarah di mana ditariknya pelatuk krisis berkepanjangan yang melululantahkan bidang kesehatan dan sektor lainnya di Indonesia, bahkan dunia. Virus COVID-19 yang pertama kali ditemukan (31/12/20) di kota Wuhan yang berlokasi di China ini merupakan salah satu bencana terbesar di sejarah dunia selain Justinian dan Black Death yang telah terjadi di masa lampau.
Kesehatan dan ekonomi merupakan contoh bidang yang paling buruk setelah terdampak wabah COVID-19 ini. Gejala dari corona ini sebenarnya hampir sama dengan karakteristik virus influenza yang ditandai dengan demam, batuk dan pilek, serta mudah menyebar. Namun yang membedakan, corona ini menyerang sistem fatal seperti pernapasan yang membuat orang kesulitan bernapas, serta masalah lain seperti kehilangan indera perasa dan penciuman.
Selain itu, bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit yang parah akan terkena juga dampaknya, sehingga kasus terburuknya ini bisa sampai ke tingkat kematian. Tidak heran apabila persebaran wabah corona ini memiliki statistik kematian yang tinggi di dalam negeri maupun luar negeri.
Menurut data yang tercantum di situs covid.go.id (15/03/22), WHO (World Health Organization) menyatakan bahwa setidaknya sudah ada 229 negara yang telah terjangkit virus corona dan kematiannya yang mencapai 6.047.653 di seluruh dunia. Sementara itu, Indonesia mencakup kasus positif 5.914.532, sembuh 5.462.344, dan kematian 152.745 per (15/03/22). Fakta ini tidak dapat dimungkiri bahwa wabah ini termasuk dalam jangkauan pandemi yang mencakup sebagian besar wilayah di dunia.
Menyadari hal tersebut, pemerintah membuat sebuah kebijakan sosial berupa peraturan dan program yang tentunya diperkuat oleh perencanaan sosial secara sistematis. Beberapa upaya telah dilakukan oleh pemerintah guna menanggulangi masalah sosial ini, pengkajian yang diterapkan pun menyumbang dari beberapa ahli multidisiplin ilmu karena COVID-19 ialah masalah yang mengakar dan kompleks. PSBB, PPKM, serta penerapan 3M yang berevolusi menjadi 5M merupakan bukti nyata bahwa pemerintah bukan hanya melakukan sebuah kampanye, tetapi upaya represif yang diperkuat oleh institusi yang memiliki wewenang seperti hukum dan militer. Adapun langkah kebijakan sosial berbentuk charity yang dilakukan Kementerian Sosial berupa bantuan sosial, PKH, pangan non-tunai, tunai, dan lain-lain.
Namun, semua yang dilakukan oleh pemerintah nampaknya belum efektif karena masih adanya kejanggalan seperti penyelundupan dana, birokrasi yang buruk, korupsi, dan kebijakan sosial yang meninggalkan rakyatnya menjadi rakyat yang ketergantungan. Adanya masalah yang timbul ini, menarik sebuah kesimpulan bahwa perencanaan yang dibentuk belum optimal, tetapi hal ini tidak bisa disalahkan sepenuhnya kepada pemerintah. Virus yang berevolusi dan perubahan sosial yang sangat cepat di era pandemi ini, membuat sasaran kebijakan yang direncanakan menimbulkan ketidakmampuan dalam mencapai objektifnya. Hal ini yang memungkinkan pemerintah untuk selalu siap dalam mengevaluasi dan mengkaji kebijakan secara mendalam.
Selain itu, masalah kemanusiaan ini menyadarkan bahwa bukan hanya pemerintah saja yang patut berpartisipasi, tetapi dari segala sektor di kebijakan sosial seperti masyarakat perlu sadar dan memberikan sumbangsih yang nyata bagi lingkungannya, sekalipun memang pemerintah lah yang memiliki tanggung jawab yang besar.
Dampak yang Terjadi di Masyarakat
Menukil dari teori sociological imagination karya C.Wright Mills, wabah covid ini termasuk salah satu fenomena yang bisa dilihat dari konsep tersebut. Lalu, apa yang dimaksud dengan sociological imagination? Teori ini merupakan sebuah cara untuk melihat sebuah permasalahan sosial melalui public issues yang bisa menjadi personal trouble, begitupun sebaliknya. Public issues ialah sebuah masalah yang terjadi di masyarakat dan dialami bersama, sementara personal trouble ialah masalah yang dialami seorang individu.