"Miris" kata yang tepat untuk potensi wisata religi yang seharusnya bisa menjadi ikonik Lamongan justru terpinggirkan sebab tak ada literatur yang memperkenalkan dan pengelolaan yang ala kadarnya.
Padahal potensi wisata religi Mbah Lamong ini bisa lebih optimal dan mampu bersaing dengan Makam Sunan Drajat jika role model pengelolaan wisata religi sedikit mendapat polesan seperti :
* Â Â Â Â Adanya papan nama informasi dan sejarah yang mudah di baca oleh orang sehingga membuat tertarik berziarah.
*     Melengkapi sarana pendukung  yang sudah baik agar lebih lengkap seperti halnya buku doa (Tahlil) bagi peziarah beserta raknya, cinderamata, dan renovasi aula dengan estetika adat budaya jawa islam yang kental. Beserta lainnya lagi.
* Â Â Â Â Optimalisasi lahan kosong yang ada untuk pembangunan penginapan sementara bagi peziarah yang izin rehat atau bermalam.
* Â Â Â Â Gencarnya promosi melalui literasi di media cetak dan digital untuk memperkenalkan sejarah Ki Ronggo Hadi atau Mbah Lamong sehingga menumbuhkan rasa keingintahuan masyarakat.
* Â Â Â Â Melibatkan stakeholder untuk memasukkan wisata religi mbah Lamong sebagai ikonik wisata yang ada di Kabupaten Lamongan melalui program "Visit To Lamongan". Selain itu juga, melibatkan pengusaha tour and travel dengan memasukkan wisata religi Mbah Lamongan dalam paket wisata wali songo yang ada di kabupaten Lamongan.
*Â Â Â Â Â Â Â Perluasan lahan parkir disini dengan menjembatani akses parkir pasar kota yang luas digunakan sebagai juga parkir peziarah yang datang dengan kendaraan besar. Mengingat lokasi parkirnya dekat dan akses jalan sempit makam yang memang berada di tengah pemukiman padat warga sehingga ada pertumbuhan ekonomi di sekitaran pasar melalui wisata kuliner peziarah.
*Â Â Â Â Â Â Â Sinergitas pengelolaan wisata religi mbah lamongan dengan mencakup situs makam bersejarah yang memang ada di sekitarnya yaitu makam mbah sabilan dan mbah tumenggung ke dalam satu rangkaian aktifitas ziarah.
Mungkin itu saja saran role model pengelolaan wisata religi Mbah Lamong agar tidak kalah dalam mengangkat nama Lamongan sebab sekarang ini pun nama wisata religi mbah Lamong kalah dengan masjid baru yang menjadi landmark peziarah yaitu Masjid Namira di Tikung.